08

12K 1.2K 42
                                    

Nami lari dengan cepat. Setelah ia melihat beberapa wartawan yang menatapnya lapar, Nami segera lari mejauh.

Nami menoleh kebelakang, ia melihat segerombolan wartawan itu juga mengejarnya. Jika sampai ia tertangkap, maka nasibnya akan selesai.

Tak peduli seberapa jauh ia lari, yang terpenting ia harus menghindar dari para kuli tinta itu.

Taehyung melajukan mobilnya dengan kecepatan cepat. Persetan dengan Jin yang melarangnya menggunakan mobil dengan cepat. Yang ia takutkan sekarang adalah jika Nami tertangkap maka usai sudah hidupnya.

Ia kesal karena Nami tanpa aba-aba langsung menutup sambungan telponnya. Untung saja gadis itu langsung menyalakan GPS nya. Jadi tugas Taehyung sekarang adalah mencari keberadaan Nami.

~~~ ~~~~

Nami lelah namun ia harus terus berlari. Jarak dirinya dengan wartawan semakin jauh. Mungkin karena faktor usia. Namun para wartawan tak mudah berhenti. Mereka terus mengejar walaupun jarak yang terpaut cukup jauh.

Tanpa Nami sadari, seseorang berlari sejajar dengannya, kemudian menarik tangan Nami agar berlari dengan lebih cepat.

"Siput, cepatlah! Jika kau masih berlari seperti ini bisa-bisa kau akan tertangkap!"

Nami mengenal suara itu. Itu suara Taehyung.

"Tae?"

"Kau mengenaliku? Ya baguslah. Setidaknya kau tidak menuduhku seenaknya lagi," kekeh Taehyung.

Taehyung membawa Nami berlari entah kemana. Yang pasti mereka melewati beberapa belokan dan gang-gang kecil. Sudah pasti para wartawan itu kehilangan jejak mereka. Dan kini, saat Taehyung menoleh kebelakang, tak ada lagi tanda-tanda para wartawan. Mereka berhasil menghilangkan jejak.

Taehyung berhenti mendadak dan sontak membuat Nami menabrak punggung Taehyung dan hampir terjatuh.

"Kenapa berhenti? Bagaimana nantinya jika kita tertangkap?" Panik Nami.

"Seberapa jauh kau sudah berlari?" Taehyung mengalihkan pembicaraan.

Nami menggelengkan kepalanya. Ia tidak tahu seberapa jauh ia berlari dan mengakibatkan kakinya bergetar.

"Bolehkan aku memelukmu?" Tanya Nami. Agak takut ia mengutarakan hal itu. Namun ia butuh pelukan Taehyung agar ia tidak jatuh.

Taehyung lebih dulu merengkuh Nami kedalam pelukannya. Tinggi Nami yang hanya sebatas daun telinga Taehyung membuat gadis itu agak sedikit mudah memeluk Taehyung.

Taehyung bisa merasakan detak jantung Nami yang tak kalah cepat dengan detak jantungnya. Bahkan ia bisa merasakan hembusan nafas Nami di ceruk lehernya yang membuat Taehyung merinding. Gadis itu bernafas dengan cepat karena lelah.

Taehyung bahkan bisa merasakan jika kaos tipis Nami itu agak sedikit basah dikarenakan keringat. Namun, tak ada bau keringat dari tubuh Nami. Malahan aroma jeruk citrus itu semakin menyebar membuat Taehyung mabuk aroma jeruk.

"Kau lelah?" Tanya Taehyung. Dapat Taehyung rasakan jika Nami mengangguk disela-sela pelukan mereka.

"Kaosmu basah. Aku akan mengantarmu pulang, setelah itu mandi dan ganti baju," ingat Taehyung.

Nami kembali mengangguk,ia terlalu lelah untuk menjawab.

Taehyung ingin mengusap pucuk kepala Nami, namun saat tangannya hanya berjarak beberapa senti lagi, Taehyung malah menjatuhkan tangannya. Tak jadi mengusap kepala Nami.

~~~ ~~~~

Perasaan Nami berbunga-bunga hari ini. Selesai mandi, pikirannya langsung tertuju pada kejadian beberapa jam lalu. Dimana Taehyung yang merengkuh tubuhnya duluan kedalam pelukannya. Nami merasa sangat bahagia malam ini!

Ponsel Nami berdering, menandakan ada telpon masuk. Nami melihat layar ponselnya yang bertuliskan "Ayah". Dengan cepat, Nami langsung mengangkat telpon dari ayahnya.

Nami bercerita panjang lebar di telpon. Tak mempedulikan biaya telpon dari Indonesia ke Korea. Ia ingin melampiaskan kerinduan dengan ayahnya dan juga adik-adiknya. Ingin rasanya ia melakukan video call, namun sayangnya ia memikirkan biayanya lagi. Nami menceritakan hal yang terjadi selama ia tinggal disini. Mulai dari universitasnya yang keren dan bagus, lalu beralih ke Raemi yang pecicilan dan lanjut lagi menceritakan indahnya Korea.

"Kak, kamu pacaran sama Taehyung ya?" Tanya adik Nami yang juga merupakan seorang ARMY. tentu saja ia mengikuti setiap perkembangan BTS.

"Sst, ngomongnya jangan kenceng-kenceng. Kalo ayah denger gimana? Mau tanggung jawab?" Omel Nami kepada adiknya.

Memang saat ini ayah Nami memberikan kesempatan Nami dan adiknya ini untuk ngobrol berdua.

"Iya. Jadi gimana kak? Kakak emang pacaran sama Taehyung? Sekolah aku heboh banget loh kak!" Desaknya lagi.

"Ceritanya panjang. Nanti kalo kakak pulang ke Indonesia bakal kakak ceritain semuanya," ungkap Nami.

"Yah, kakak nggak asik banget deh. Mentang-mentang udah jadi pacarnya Taehyung Oppa!" Sungut adiknya kecewa.

"Udah dulu ya. Kakak mau ngerjain tugas dulu. Bye!"

Setelah mengucapkan itu, Nami langsung mematikan telponnya secara sepihak. Kemudian, ia mulai menyalakan laptop dan mengetikkan tugasnya.

~~~ ~~~~

"Kau dari mana saja? Sehabis wawancara langsung lari seenaknya!" Tanya Jimin.

"Bertemu dengan Nami," jawab Taehyung. Ia menyambar minuman kaleng Jimin lalu meneguknya sampai habis.

"Oh- gadis itu? Kenapa kau ingin bertemu dengannya?" Tanya Jimin lagi.

"Aku bertemu dengannya dengan segudang alasan Jim. Aku tak mungkin bertemu dengannya karena aku merindukannya bukan?" Tutur Taehyung lugas. Tentu saja, ia bertemu Nami karena ingin menyelamatkan hidup dan popularitasnya. Untung saja ia tidak terlambat tadi.

Jimin terkekeh pelan saat mendengar ucapan Taehyung.

"Kau bilang jika Nami itu adalah fans ku. Kapan kau akan membawanya bertemu denganku? Aku penasaran dengan wajah aslinya," Ucap Jimin dan langsung mendapat tatapan mematikan dari Taehyung. Entah kenapa hatinya bereaksi lain saat ada orang lain yang meneyebut nama Nami.

Mendapat tatapan seperti itu membuat Jimin heran sendiri.

"Kenapa melihatku seperti itu?" Heran Jimin.

"Tidak. Aku hanya tidak percaya denganmu. Kau itu mudah jatuh cinta Jim. Bagaimana jika kau jatuh cinta dengan Nami?" Tanya Taehyung.

"Ya bagus. Berarti kami sama-sama saling suka. Dan tentu saja kami akan berpacaran bukan karena kerja sama seperti yang kau lakukan sekarang!" Jawab Jimin dengan lancar dan sedikit menyindir.

"Tidak. Aku tidak akan membiarkannya!" Ungkap Taehyung.

Jimin tersenyum simpul.

"Kenapa? Kau cemburu. Hei Tae, dia hanya pacar sewaanmu. Dia belum resmi menjadi milikmu seutuhnya," goda Jimin.

"Sialan kau Jim!" Gumam Taehyung, lalu ia segera meninggalkan Jimin yang diam-diam tertawa dibelakang Taehyung.

"Bermain sedikit dengan Taehyung? Ini menarik!" Kekeh Jimin.

FANGIRL : Lovable Idol [ KTH ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang