13

10.8K 1.2K 18
                                    

Suara musik cukup menggema diruang latihan yang cukup besar itu. Nami menperhatikan 7 pria itu dengan tatapan kagum. Lihatlah, sekarang ia menjadi ARMY pertama yang melihat gerakan dance mereka juga Penggemar pertama yang mendengarkan lagu andalan mereka di comeback kali ini.

Sungguh. Mereka benar-benar keren sekarang. Apalagi gerakan dance J-hope, Jimin dan Jungkook. Mereka benar-benar penari yang hebat.

Suara musik itu berhenti dan mereka bertujuh pun berhenti melakukan gerakan tarian mereka. Suara deru nafas mereka benar-benar menggema diseluruh sudut ruangan.

"Bagaimana? Lagu dan gerakan kami bagus bukan?" Tanya Taehyung.

"Sangat bagus. Kalian benar-benar sudah bekerja keras," puji Nami.

"Kau penggemar pertama yang mendengarkan lagu kami," kata Taehyung.

"Aku tahu itu," kekeh Nami.

"Tunggu sebentar. Aku ingin mengambilkan sesuatu," kata Taehyung. Lalu ia berjalan menjauhi Nami.

"Disuruh Taehyung?" Jimin langsung mengambil posisi duduk disamping Nami. Tak heran lagi, Nami sudah mengenali suara halus Jimin. Namun, kali ini ia agak sedikit canggung dikarenakan perkataan Taehyung kemarin.

"Ya. Dia memaksaku untuk datang melihat kalian latihan," jawab Nami.

Jimin tersenyum. Gadis disampingnya terlihat agak canggung dengannya. Kemarin malam, setelah Taehyung bertemu dengan Nami, pria itu bercerita pada Jimin jika dirinya telah membeberkan bahwa Jimin menyukai Nami. Awalnya Jimin agak terkejut dengan hal itu. Tapi ya sudahlah, apa yang harus diperbuat sekarang? Nami juga sudah tahu kebenarannya.

"Maaf," kata Jimin yang sontak langsung membuat Nami menoleh heran.

"Kenapa kau meminta maaf? Kau tak pernah melakukan kesalahan Jim," ucap Nami dengan sejuta rasa heran.

"Maaf karena telah mencintaimu," tutur Jimin jujur dan langsung membuat Nami terdiam.

"Aku tak bisa menyalahkan siapapun. Cinta itu datang dari hati. Tapi, apa kau yakin jika sebenarnya kau mencintaiku?" Tanya Nami.

Jimin diam. Entahlah. Awalnya memang ada rasa tertarik pada gadis disampingnya kini. Namun, hari ini terasa aneh. Rasa tertarik itu hilang begitu saja.

"Entahlah. Aku bingung dengan perasaanku sendiri," jawab Jimin.

Nami tersenyum simpul, "itu artinya, kau tak mencintaiku Jim. Kau hanya menganggapku sebagai orang yang spesial dalam artian teman. Bukan mencintai."

"Darimana kau bisa tahu? Sedangkan aku sendiri masih bingung dengan perasaanku?" Tanya Jimin lagi.

"Ya, hanya beragumen saja," jawab Nami.

"Kau mau membantuku?" Tanya Jimin.

"Apa?" Nami balik bertanya.

"Cukup diam ditempatmu sebentar. Aku tak akan macam-macam, hanya memastikan," pinta Jimin dan langsung mendapat anggukan dari Nami.

Jimin menghembuskan nafasnya pelan. Lalu, ia menggenggam kedua tangan Nami. Biasa saja. Itu yang dirasakan hati Jimin. Kemudian, Jimin mulai menangkupkan pipi Nami dengan kedua tangannya, kemudian mengelusnya pelan. Lagi, tak ada perasaan spesial dari Jimin maupun Nami. Dan kemudian, Jimin mulai mendekatkan wajahnya hingga kini hidung mereka menyatu dan hembusan nafas mereka terdengar....

"Apa yang kalian berdua lakukan?" Tanya Taehyung yang entah sejak kapan sudah berada diantara mereka berdua.

Nami dan Jimin sama-sama langsung menjauhkan diri dan melihat kearah Taehyung.

"Hei, jangan salah paham dulu," kata Jimin cepat.

"Tidak. Tidak apa. Lanjutkan saja. Mungkin aku yang mengganggu kalian berdua," tutur Taehyung cepat.

"Aku pergi," pamit Taehyung dengan suara pelan.

~~ ~~

"Kau benar tak mau menunggu Taehyung? Mungkin dia sedang ada urusan penting yang tak bisa ditinggalkan," kata Jimin.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam dan Taehyung entah pergi kemana semenjak ia pamitan tadi. Nami bukanlah gadis bodoh yang tak bisa membedakan ekpresi. Jimin juga begitu. Jimin tahu jika Taehyung sedang marah dan cemburu padanya.

"Aku pulang saja. Lagipula sudah malam dan kalian harus istirahat bukan?" Tanya Nami.

"Baiklah. Kalau begitu hati-hati dijalan," titah Jimin.

Nami melangkahkan kakinya keluar dari gedung Bighit. Sebenarnya Taehyung pergi kemana? Apa yang sedang Taehyung lakukan sekarang? Meninggalkannya begitu saja di gedung Bighit membuat Nami khawatir apa yang sebenarnya terjadi dengan Taehyung. Nami melangkahkan kakinya masuk kedalam bis. Bis malam ini cukup sepi dikarenakan hari yang sudah mulai malam. Dan didalam bis, Nami mencoba menghubungi Taehyung. Namun lagi-lagi, suara operator membuat dirinya kesal sendiri. Taehyung tak mengaktifkan telponnya.

~~ ~~

Nami merebahkan tubuhnya diatas kasur. Masih mengkhawatirkan Taehyung. Apa Taehyung baik-baik saja?

"Ayolah Tae, angkat telponku," gumam Nami sembari melihat layar telponnya. Namun sayang, masih sama dengan yang ia alami di dalam bis. Tidak aktif.

Nami meletakkan ponselnya disamping dirinya. Dan kemudian ia meringkuk diatas kasur. Tak bisa tidur karena memikirkan Taehyung.

Namu segera berangkat dari kasurnya tatkala ia mendengar suara ketukan pintu.

Semoga itu Taehyung!

Nami berharap pada Tuhan, semoga yang mengetuk pintunya adalah Taehyung.

Dengan gerakan cepat, Nami membuka pintu flatnya.

"Tae-"

Nami membungkam mulutnya tatkala ia melihat 2 orang pria berpakain serba hitam dan kacamata hitam yang berdiri dihadapannya sambil membopong seorang pria.

"Pria ini menyuruh kami untuk mengantarnya kesini," ucap salah satu pria berbaju hitam.

"Nona, apa Anda kenal pria ini? Tadi, di Bar dia sempat berbuat ulah. Dia juga minum banyak alkohol. Kami takut jika dia mengada-ada," tutue pria yang satunya.

"Ah, tidak. Aku mengenal pria ini. Maaf karena telah merepotkan," Nami segera mengambil alih tubuh pria itu. Bau alkohol yang menyengat sungguh membuat Nami terbatuk.

"Kalau begitu, kami pulang dulu,"

Nami mengangguk kemudian membawa pria itu masuk kedalam rumah. Tentu saja Nami punya alasan. Pria mabuk ini adalah Taehyung. Untung saja kedua pria penjaga Bar itu tak mengenal Taehyung.

"Kenapa kau mabuk? Padahal kau sendiri tak kuat minum alkohol," decak Nami kesal. Pria yang tak bisa minum alkohol, tapi malah meminumnya. Dan lihatlah, Taehyung sekarang bahkan tak sadarkan diri.

Nami segera merebahkan tubuh Taehyung dikasurnya. Malam ini, biarkan saja Taehyung tidur disini. Nami bisa saja tidur di sofa. Ia tak akan rela membiarkan Taehyung tidur di sofa.

"Kenapa kau mabuk?" Nami bertanya pada Taehyung yang tengah tidur. Dan tentu saja Taehyung tak akan menjawabnya.

Nami memperhatikan Taehyung yang tengah tidur. Sangat tampan dan damai.

"Kuharap kau tahu perasaanku yang sebenarnya, Tae," gumam Nami. Kemudian, Nami mendekatkan bibirnya pada telingan Taehyung. Ia membisikkan sesuatu.

"Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu, Tae,"

Dan tanpa sadar, Taehyung menggeliatkan badannya. Pria itu mendengar ucapan Nami dalam keadaan setengah sadar.

FANGIRL : Lovable Idol [ KTH ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang