Nami baru saja selesai mandi pagi saat seseorang mengetuk pintu Flatnya dengan tempo yang cepat.
Nami berdecak pelan. Ia berpikir pasti ini Raemi. Hanya Raemi yang biasa mengetuk pintunya dengan cepat.
CEKLEK
"Jung Raemi, bisa tidak kau-" ucapan Nami terhenti saat ia melihat bukan Raemi yang ada didepannya.
"Jung Raemi? Siapa?" Tanya Taehyung.
Ah, ternyata Taehyung. Bukan Raemi.
"Teman satu kampus," jawab Nami singkat.
Taehyung langsung masuk kedalam Flat Nami seolah-olah tempat tinggal Nami merupakan tempat tinggalnya juga.
"Aku belum menyuruhmu masuk Kim Taehyung!" Ucap Nami sembari menghembuskan nafas beratnya.
"Menunggumu menyuruhku untuk masuk itu sangat lama. Bagaimana jika ada orang lain yang melihat?" Tanya Taehyung.
"Ya, ya.. aku memang lelet seperti siput. Oh, kenapa kau tak menelpon dulu?" Tanya Nami.
Taehyung tersenyum simpul.
"Jadi kau menunggu telpon dari orang tampan sepertiku?" Goda Taehyung.
Nami berusaha menyembunyikan semburat merah yang muncul tiba-tiba di pipinya. Ia mencoba menahan senyumnya.
"Tidak ada waktu untuk bercanda Tae," balas Nami cepat.
Taehyung mengambil tempat duduk disudut kasur milik Nami. Dahi Taehyung mengernyit, bagaimana bisa seorang gadis tidur dikasur yang bahkan tidak empuk sama sekali?
"Kau betah tinggal disini?" Tanya Taehyung.
"Ya. Tinggal disini menyenangkan," jawab Nami tanpa beban.
Biasanya para gadis kebanyakan akan mengeluh jika tidur dikasur yang tidak empuk seperti punya Nami. Tapi, kenapa gadis ini tidak mengeluh sama sekali?
Taehyung teringat sesuatu. Ia ingin memastikan apakah gadis yang ia lihat semalam benar-benar Nami.
"Aku ingin bertanya padamu," ucap Taehyung.
"Tanyalah. Tapi jika pertanyaanmu aneh-aneh, maka aku tidak akan menjawab," balas Nami.
"Kemarin malam kau pergi ke Konser itu kan?" Tanya
Taehyung.Nami terdiam. Tangannya mengeluarkan keringat dingin dengan deras. Seketika tubuhnya menegang hebat. Benar tebakannya, Taehyung melihatnya semalam. Bagaimana caranya menjelaskan hal itu pada Taehyung?
"Kau tak salah lihat. Itu aku," jawab Nami jujur.
"Kau ARMY?" Tanya Taehyung penuh selidik.
"Ya," jawab Nami.
Taehyung terkejut. Ia kira gadis di depannya ini bukan fans mereka. Ia berasumsi jika gadis ini tak kenal dengan dunia peridolan dikarenakan tidak ada objek yang berbau idol di Flatnya ini. Namun asumsi Taehyung salah besar. Gadis didepannya kini mengaku jika dirinya adalah ARMY. Bagaimana nantinya jika Hosoek mengetahuinya? Ia pasti akan memarahi Taehyung habis-habisan.
Taehyung membuang nafasnya pelan, "kenapa kau tak bilang jika kau adalah Fans kami?"
"Kau sendiri tak bertanya. Jadi kenapa kau malah menyalahiku?" Sergah Nami cepat.
Ya. Taehyung bahkan tak bertanya sama sekali. Bahkan Taehyung langsung mengutarakan niatnya pada Nami. Jadi sebenarnya yang salah ini Nami atau Taehyung?
"Sebaiknya kita batalkan saja kerja sama kita," tutur Taehyung langsung pada intinya.
Nami kaget. Bola matanya membesar seketika saat mendengar ucapan Taehyung barusan.
"Kau mau membatalkannya? Kenapa?" Tanya Nami. Seketika hatinya tak bisa menerima apa yang diucapkan Taehyung barusan.
"Karena kau itu ARMY! Hoseok hyung tak mau jika aku melibatkan salah satu dari kalian. Kalian akan tersakiti!" Taehyung memperjelas lagi.
"Tidak. Aku tidak akan tersakiti. Lagipula kau bukan Bias-ku," bohong Nami.
"Lalu, biasmu siapa?" Taehyung benar-benar penasaran.
Nami meremas jarinya pelan. Gugup. Nami gugup. Nami ingin bilang jika Taehyung lah biasnya. Taehyung lah yang ia suka.
"Jimin," jawab Nami.
Taehyung mengangguk paham. Jimin memang banyak yang mengidolakan. Laki-laki itu benar-benar spesial. Siapa yang tidak suka dengan laki-laki berhati malaikat dan mudah jatuh cinta seperti Jimin?
Suasana menjadi sedikit canggung sekarang. Taehyung dan Nami sama-sama tak tahu harus berbicara apa.
"Kau mau kupertemukan dengan Jimin?" Tawar Taehyung.
"Benarkah? Kau ingin mempertemukanku dengan Jimin?" Tanya Nami antusias. Ia terlihat bersemangat.
"Tidak jadi," ucap Taehyung yang langsung disambut dengan perubahan raut wajah Nami.
"Menyebalkan!" Umpat Nami. Padahal tadi dia sudah bersemangat akan bertemu langsung dengan Jimin. Ia ingin memamerkan tanda tangan Jimin pada Raemi dan juga Jeje. Mereka pasti akan iri.
Taehyung mengetikkan sesuatu di ponselnya, membuat Nami penasaran dengan apa yang sedang Taehyung ketik. Tak berapa lama, Taehyung memperlihatkan layar ponselnya pada Nami.
"Sudah ku transfer uangnya kedalan rekeningmu," titah Taehyung.
"Kau tak perlu repot-repot membayarku," sergah Nami cepat. Ia merasa tak enak sekarang. Mereka hanya berbicara sebentar dan Taehyung sudah harus mengeluarkan uang sebanyak itu.
"Kenapa? Bukankah itu sudah ada didalam kontrak. Ingat, aku tidak pernah main-main dengan isi kontrak yang kita berdua tanda tangani," sanggah Taehyung.
"Tapi, kita hanya bicara sebentar. Bahkan aku tidak menyuguhi mu apapun," ucap Nami tak enak.
Taehyung tersenyum simpul. Gadis ini benar-benar polos. Ternyata didunia ini masih ada gadis yang bahkan tidak tahu apapun tentang dunia luar seperti Nami.
"Siapa bilang? Kau sudah melakukan sesuatu yang amat sangat besar. Malahan, aku ingin berterima kasih padamu," kata Taehyung.
"Maksudmu?" Nami tak mengerti apa yang Taehyung ucapkan.
"Coba kau buka internet dan ketik namaku. Artikel kita sudah tersebar dengan cepat di Internet. Bukankah dengan itu kau sudah melakukan sebuah tindakan besar?" Lanjut Taehyung sembari tersenyum seakan-akan pria itu baru saja memenangkan lotre.
Nami segera mengecek internet. Mengetikkan nama Kim Taehyung dan matanya langsung membulat sempurna. Fotonya dan Taehyung terpampang jelas di Internet. Beritanya berpacaran dengan Taehyung sudah tersebar luas dan sudah banyak direspon oleh para netizen.
Nami rasa tangannya mati rasa dan tak bisa digerakkan. Bahkan, ia hampir saja menjatuhkan ponselnya.
Gawat! Identitasnya sudah diketahui banyak orang.
Sekarang yang Nami harapkan adalah, semoga hari senin tidak akan pernah datang!
KAMU SEDANG MEMBACA
FANGIRL : Lovable Idol [ KTH ]
Fanfic[ COMPLETED ] ✔ Jangan salahkan aku. Salahkan saja hatiku. Start : 27 September 2017 End : 24 January 2018