Sebulan kemudian hari pertama ku bekerja telah dimulai.
Hari pertama masuk kerja aku hadir setengah jam lebih awal dari jam mulai kerja.
Saat memasuki sebuah ruangan, aku langsung terkejut.
Ternyata aku bukan orang yang masuk kerja lebih awal.
Ada seseorang yang langsung sibuk dengan aktivitas bekerjanya.
"Bukan main orang ini, sudah cakep, manly, totalitas lagi..." dalam hatiku berkata.
"Pagi...lebih awal ya kamu turunnya, good job!" Pak Aldo memujiku.
"Eh iya pagi pak..." kataku nervous lagi.
Seminggu sudah aku bekerja, menikmati pengalaman mencari sesuap nasi.
Ternyata bekerja itu tidak semudah yang pernah ku bayangkan.
Kita tidak hanya dituntut bisa bekerja, tapi juga harus pandai dalam meningkatkan produktifitas kita sebagai karyawan.
Selain itu persaingan untuk menjadi lebih baik dalam sebuah perusahaan juga menuntut kita untuk lebih baik dari terbaik.
Sedikit banyak aku juga mulai mengenal Pak Aldo. Namun hanya sebatas mencuri-curi pandang jika aku berada tidak jauh darinya.
Tak salah memang jika Pak Aldo digemari banyak orang di tempat ia bekerja. Karena orangnya memang sangat menyenangkan.
Mudah beradaptasi dengan lingkungannya. Dengan bawahan pun beliau tidak sombong.
Jika memberi perintah pun, dia memintanya dengan santun. Tidak semena-mena.
Selalu membantu bawahan dan membela bawahannya, meski ia tahu anak buahnya salah.
Tak pernah sekalipun aku melihat Pak Aldo marahkepada bawahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG PELAKOR
HorrorMencintai itu bukan berarti Memiliki. Apalagi hati seseorang yang sudah tertambat pada pilihannya. Demi sebuah Ambisi, Norma dan Aturan pun di tabrak. Tidak Ada lagi menggunakan Akal Sehat.