Keesokan harinya ternyata benar, Pak Aldo tidak masuk kerja.
Selama bekerja aku terus kepikiran pak Aldo. Berharap agar mereka benar-benar berpisah.
Semakin cepat semakin baik pikirku.
Sampai pulang kerja aku belum juga dapat kabar dari Pak Aldo.
Hari berikutnya Pak Aldo tetap belum masuk kerja.
Aku sudah mulai gelisah. Mau nekat ke rumah beliau tapi aku ingat pesan beliau, agar beberapa hari ke depan jangan ke rumahnya dulu.
Aku urungkan niatku tersebut. Semua teman kerja pada bertanya-tanya kepadaku, karena mereka pikir aku orang yang paling deket dengan beliau.
Aku tetap bungkam dan mengalihkan setiap pertanyaan mereka.
Kurang lebih sudah seminggu Pak Aldo tidak hadir di kantor.
Rupanya beliau ijinnya sekaligus mengambil cuti tahunan. Jadi bisa dipastikan aku bakal lama bertemua dengan beliau.
Tapi kenapa pak Aldo tidak ada kabari aku, tanya ku dalam hati.
Aku coba berpikiran positif, tapi selalu ada bisikan yang muncul agar aku terus mengingatnya.
Pekerjaanku jadi sering berantakan. Aku jadi sering ditegur oleh atasanku, bahkan aku sampai mendapatkan SP yang ke 2.
Aku tak peduli dengan teguran tersebut, pikirku selamaaku bisa mendapatkan Pak Aldo, semua rintangan pasti siap ku hadapi.A
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG PELAKOR
HorrorMencintai itu bukan berarti Memiliki. Apalagi hati seseorang yang sudah tertambat pada pilihannya. Demi sebuah Ambisi, Norma dan Aturan pun di tabrak. Tidak Ada lagi menggunakan Akal Sehat.