Pagi yang begitu cerah.
Aku begitu semangat menyambut hari ini. Aku mengharapkan kerjaan dukun itu bisa ada hasilnya.
Waktu 30 menit lebih awal aku sudah tiba di kantor. Rutinitas seperti biasa yang ku kerjakan.
Hari itu aku tak melihat Pak Aldo yang seperti biasa turunnya lebih awal atau paling lambat selisih beberapa menit denganku.
Hingga pukul 8:30. Pak Aldo tidak juga kelihatan batang hidungnya. Aku coba mencari info lewat teman-teman di kantotr.
Tidak ada yang tahu sama sekali. Yang kudapat infonya malah atasan Pak Aldo.
Beliau hari ini ijin tidak masuk kerja. Katanya beliau mendapat serangan jantung dadakan.
Aku yang mendengar berita itu langsung tersenyum, namun tak ku perlihatkan pada siapapun.
Hari berikutnya aku sudah bisa bertemu dengan Pak Aldo.
Sepertinya beliau sudah kembali seperti Pak Aldo yang ku kenal.
Hari itu dia makin akrab denganku. Aku tidak lagi pedulikan orang sekelilingku.
Saat beliau bicara aku tidak lagi perhatikan apa yang dia bicarakan.
Aku hanya terus memandangnya. Hingga akhir bicara aku baru tersadar ketika ditegur beliau.
Sementara mengenai atasan Pak Aldo aku dengar dia sedang di rawat inap di sebuah rumah sakit.
Ku dengar sakit beliau semakin parah. Aku sedikit agak terkejut juga.
"Apa benar ini kerjaan si dukun?" batinku.
Padahal harapanku dia hanya sakit biasa saja, tidak sampai sakit yang membahayakan beliau.
Tapi jika memang 'harus', akupun tidak mau tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG PELAKOR
HorrorMencintai itu bukan berarti Memiliki. Apalagi hati seseorang yang sudah tertambat pada pilihannya. Demi sebuah Ambisi, Norma dan Aturan pun di tabrak. Tidak Ada lagi menggunakan Akal Sehat.