Suatu hari sepulang kerja Pak Aldo tiba-tiba mengajakku ke rumah beliau.
Aku diperkenalkan dengan istri dan seorang anaknya.
Aku diperlakukan oleh mereka sangat baik. Malah aku dianggap sudah seperti keluarga sendiri, bukan orang lain.
Rupanya Pak Aldo sudah bercerita banyak kepada istrinya, sehingga obrolan kami mudah connect.
Malam itu aku makan malam bersama keluarga kecil Pak Aldo.
Terlihat mereka sangat bahagia. Seharusnya aku yang menyaksikan ikut terharu bahagia.
Tapi ini malah sebaliknya. Aku merasa jijik merasa dekat dengan istri dan anak Pak Aldo.
Aku benci melihatnya. Aku berusaha senyum terus pada mereka.
Setelah selesai makan aku langsung ijin pamit pulang. Alasanku karena waktu sudah larut malam, padahal saat itu masih jam 8 malam.
Pak Aldo hendak mengantarku pulang, tapi ku menolaknya.
Aku merasa mau muntah melihat kerukunan keluarga itu.
Ternyata benar sampai di penghujung jalan aku langsung muntah-muntah.
Segera ku cari angkot yang mau mengantarku pulang malam itu.
Sampai di rumah aku langsung berpikir keras. Bagaimana cara aku bisa memiliki Pak Aldo seutuhnya tanpa ada seorangpun boleh mendekati beliau lagi, termasuk istri dan anaknya.
Semua rencana busuk sudah kubuat untuk mendapatkan Pak Aldo.
Sampai semua angan dan rencanaku terbawa dalam mimpiku.
Hingga bangun pagipun aku merasa seperti puas dan bahagia dengan bayangan hasil rencanaku nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG PELAKOR
HorrorMencintai itu bukan berarti Memiliki. Apalagi hati seseorang yang sudah tertambat pada pilihannya. Demi sebuah Ambisi, Norma dan Aturan pun di tabrak. Tidak Ada lagi menggunakan Akal Sehat.