Page 16

2.4K 88 15
                                    

Sudah genap sebulan, aku akhirnya kembali bertemu dengan Pak Aldo.

Aku melihat ada beberapa perubahan pada diri Pak Aldo. Badan beliau agak kurusan dari biasanya.

Dan ketika memasuki waktu istirahat, aku melihat beliau ke musola bersama karyawan yang lain.

"Apa beliau kembali seperti semula, apa pengaruh dukun itu sudah hilang?" timbul tanya dalam hatiku.

Aku juga mendengar info dari teman-teman kantor kalau Pak Aldo akan dipindahkan ke kantor cabang di perusahaan lain.

Terasa seperti tersengat listrik, aku tak percaya mendengar Pak Aldo akan pindah tugas.

Jika memang benar kenapa Pak Aldo tidak bicara padaku. Padahal sewaktu malam terakhir kami bertemu ia berjanji akan menemuiku setelah masalahnya selesai.

Aku langsung merencanakan hari esok ke rumah Pak Aldo, kebetulan besok adalah hari libur ku kerja.

Sampai di rumah Pak Aldo seperti biasa aku disambut dengan kehangatan keluarga tersebut, terutama dari istri Pak Aldo.

Aku yang sebenarnya sudah eneg melihat senyum istri beliau, dengan sangat terpaksa membalas senyumnya.

Maksud dan tujuanku ke rumah itu sebenarnya ingin menemui Pak Aldo, sayang beliau saat itu sedang tidak di tempat.

Ada yang berbeda saat aku memasuki rumah Pak Aldo, tidak seperti biasanya.

Hawanya memang beda, tidak panas, melainkan lebih adem dan nyaman.

Tapi didalam dadaku terasa berdegup tak tenang. Entah kenapa, tidak biasanya seperti ini.

Saat diajak ngobrol dengan istri beliau, aku tidak terlalu fokus dengan apa yang dibicarakannya.

Aku sibuk memikirkan dalam diriku. Terasa seperti ada yang lain dalam tubuhku. Tapi aku tidak tahu apa itu.

Aku mulai gelisah sendiri. Badanku mulai basah oleh keringatku.

Sebelum istri Pak Aldo curiga dan bertanya-tanya sebaiknya aku segera pamitan pulang.

"Lho kok buru-buru de..." tanya istri Pak Aldo.

"Saya ada janji juga dengan teman bu. Saya pamit dulu ya bu, salam aja dengan bapak. Mari..." pamitku buru-buru.

SANG PELAKORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang