"kau memiliki masalah pada pendengaranmu? Ku bilang Jauhi Baekhyun! Kau fikir karena kau adalah kekasihnya maka aku akan diam? Dengar,,kau anak baru sialan,, aku tak akan menyerah! aku menyukai baekhyun jauh sebelum kau datang,, aku tak akan takut kalau kau adalah kekasihnya,, bahkan aku jauh lebih berani,, ingat,,aku tau kau disini karena beasiswa,, dan aku bisa mencabut beasiswamu itu kapan saja,, jadi jika kau tak ingin hal itu terjadi,, jauhi baekhyun maka hidupmu akan aman" ucap Namjoo lalu segera pergi meninggalkan bomi yang masih mematung mendengar ucapan namjoo.
Bomi terdiam beberapa saat hingga panggilan seseorang membuat lamunannya buyar "Bomi,,Yoon bomi,," panggil luhan "eoh,,ah,,luhan,,sejak kapan kau disini?" tanya bomi "kau kenapa? Apa ada masalah?" tanya luhan balik tanpa menjawab pertanyaan bomi "ah? Aniyo,,hihi,, kajja kita ke kelas" ajak bomi "ya sudah,, kajja" jawab luhan.
.
.
.
Baekhyun menaiki mobilnya dengan kesal, ada 2 kabar untuknya hari ini, kabar baik dan buruk, baiknya adalah dia tak bangun terlambat, dan kabar buruknya bomi meninggalkannya dan mendiaminya,itu entah kenapa membuat moodnya buruk. "Dasar gadis itu,, apa dia marah padaku?" gerutunya kesal sambil menjalankan mobilnya.
.
S
K
I
P
.
Baekhyun memasuki kelas dan mendapati bomi tengah duduk dibangkunya sambil membaca buku. Baekhyun langsung menemuinya dan duduk dibangkunya menghadap kebelakang agar bisa menatap wajah bomi
"Kenapa kau meninggalkanku? Kau juga tak membangunkanku, untung saja aku menyetel alarm kalau tidak aku bisa telat sekarang" ucap baekhyun sedikit pelan, namun bomi tak menanggapi ucapan baekhyun, ia bahkan tak menatap baekhyun sama sekali "yakk apa kau tak mendengarku? Aku bicara padamu yoon bomi!" ucap baekhyun "sepertinya sekarang kita harus bersandiwara kalau kita sedang berdiam-diaman,, aku tak mau bicara denganmu,, jadi jangan ganggu aku" ucap bomi masih tanpa menatap baekhyun "Mwo? Wae? Apa karena hal semalam? Oh ayolah bomi,, kau jangan kekanak-kanakan,, masa hanya karena aku tak makan denganmu kau marah padaku" ucap baekhyun tak terima. "Apa katamu? Kekanak-kanakan? Aku tak mempermasalahkan kalau kau tak akan datang semalam,, kau tak tau aku menunggumu seperti orang gila semalaman tanpa memesan satu minuman pun! Sekarang kau harusnya bertanya apakah aku sudah makan atau belum,, jika kau tak akan datang seharusnya kau tak usah berjanji akan datang,," kesal bomi, dan sekarang semua tatapan siswa terarah pada mereka, baekhyun langsung menarik bomi keluar dari kelas.Atap..
Baekhyun menarik bomi hingga sampai di atap, "kau bodoh! Untuk apa kau menungguku jika kau tau aku tak akan datang" ucap baekhyun "Mwo? Sekarang kau menyalahkanku? Kau sendiri yang bilang akan menyusulku,, aku selalu menunggu jika seseorang sudah berjanji padaku,, tapi kau,, ini sudah yang kedua kalinya kau membohongiku,, seharusnya sejak awal aku tak menyetujui hal ini,," ucap bomi "bomi,," "seharusnya aku menolak perjanjian bodoh itu! Aku terlalu bodoh hingga mau diperbudak olehmu! Sandiwara ini,, Adalah hal terbodoh yang aku lakukan,, aku ingin mengakhiri ini" ucap bomi "Mwo?" kaget baekhyun "Mari akhiri sandiwara ini,, dan jalani hidup kita seperti diawal,, aku tau,, ini hanyalah pacar pura-pura,, tapi,, mengecewakan tetap membuatku menyesal,, menyesal karena menyetujuinya,, aku menghargaimu,, tak bisakah kau,, juga,,menghargaiku?" ucap bomi, baekhyun terdiam,, ia mematung mendengar ucapan bomi, padahal mereka hanyalah bersandiwara,, tapi kenapa mendengar bomi ingin mengakhiri ini semua membuatnya merasa sakit?.Tanpa mereka sadari,, seseorang juga merasa terkejut karena hal ini, ternyata ia mengikuti dan menguping pembicaraan baekhyun dan bomi. "Jadi,, ini,, hanya sandiwaranya?" gumam orang tersebut lalu segera pergi.
"Andwe!!" pekik baekhyun, bomi menatapnya heran "ani,, maksudku,, arraso aku minta maaf,, aku salah,, aku tak akan mengulanginya lagi,, tapi kau tidak boleh mengakhiri ini sebelum waktu yang ditentukan,, eoh,," baekhyun memberikan aegyonya, bomi menahan tawa melihat ekspresi baekhyun namun sekuat tenaga ia tahan "aiss,,, molla,," bomi pun memilih untuk pergi dari tempat tersebut.
Baekhyun mengembangkan senyumnya "huh,,syukurlah,," gumam baekhyun.
.
.
.
Pulang sekolah..
Baekhyun mencegat bomi didepan pintu kelas. "Ah wae!" kesal bomi "kau harus pulang denganku!" baekhyun menarik tangan bomi agar mengikutinya, bomi yang ditarik hanya bisa pasrah.Tanpa diketahuinya chorong menatapnya dengan Tatapan sedikit kesal. "Mau pulang bersama?" seseorang menawarkan tumpangan pada chorong, saat menoleh ternyata orang tersebut adalah luhan "eoh,, luhan-ah,," kaget chorong "kau mau? Kulihat baekhyun sedang bersama bomi" ucap luhan sambil menatap kepergian baekhyun dan bomi yang sudah semakin menjauh "e,,baiklah,," jawab chorong akhirnya, jujur chorong merasa sangat bahagia saat ini, luhan namja pujaannya itu menawarkannya tumpangan disaat ia tengah panas melihat baekhyun dengan bomi bersama. Ini memang bukan yang pertama luhan menawarkan pulang bersama, tapi setiap kali luhan mengatakannya membuatnya salah tingkah sendiri. Dan sekarang ia bingung apakah perasaannya pada baekhyun sama seperti perasaannya pada luhan?
.
.
.
Rainbow cafe..
Luhan dan chorong duduk di salah satu bangku cafe. "Kulihat,, baekhyun dan bomi jadi lebih sering bersama,, maka dari itu aku mengantarmu pulang" ucap luhan "nde,, gomawo luhan-ah" ucap chorong "gwenchana,, oh ya,, bagaimana tentang kelanjutan studymu? Kau bertanya tentangku,, lalu bagaimana denganmu?" tanya luhan "nde? Aku,, aku memutuskan akan melanjutkannya di China" jawab chorong "china?" kaget luhan "nde,," jawab chorong. "chorong,, apa,, ini ada hubungannya denganku?" tanya luhan "hah,, Apa? Aniya,, aku hanya ingin melanjutkannya disana,, sungguh,," ucap chorong "chorong-ah,, sebaiknya,,kau tidak usah kesana,," ucap luhan, chorong langsung menatapnya kaget "Apa? Ke,,kenapa? Luhan ini sungguh bukan Karena kau,,aku Hanya,," "karena aku tak akan pergi,, aku memutuskan untuk tinggal disini lebih lama,,karena ada suatu hal yang ingin kulakukan disini, jadi kau tak perlu pergi ke china" ucap luhan. Chorong terdiam, tujuannya ingin melanjutkannya di china memang karena luhan "luhan-ah,," "mianhae chorong-ah,, aku tau perasaanmu,, tapi maafkan aku,, aku tak bisa membalasnya,, kau gadis yang baik dan cantik,, kau bisa mencari yang lebih baik dariku,, tidakkah kau menyadari ada seseorang yang sungguh-sungguh mencintaimu? Jadi,, sekali lagi,,maafkan aku" ucap luhan, chorong menjatuhkan air matanya "wae? Aku tak ingin yang lebih baik,, aku hanya ingin kau,,kau yang terbaik luhan-ah,, baiklah,, aku tak memintamu untuk bersamaku,, tapi kumohon jangan lakukan ini" ucap chorong "chorong sadarlah,, ada seseorang yang sungguh menyukaimu,, dia selalu bersamamu,, dia selalu menunggumu,," ucap luhan, chorong hanya diam, ia sungguh tak tahan,, ia ingin menangis sekeras-kerasnya "kajja,,aku akan mengantarmu pulang" ucap luhan "aniya,, pulanglah duluan,, aku bisa pulang sendiri,, aku butuh waktu untuk sendiri Sekarang" ucap chorong "baiklah kalau begitu,, hubungi aku jika terjadi sesuatu" ucap luhan. Lalu luhan pun meninggalkan chorong di cafe tersebut sendirian.
Chorong menutup mulutnya menahan isakan yang bisa pecah kapan Saja.
.
.
.
Sementara itu,,
Bomi tengah sibuk membersihkan rumah, tiba-tiba baekhyun datang "yakk,, aku butuh bantuanmu" ucap baekhyun "Mwo?" tanya bomi tanpa menatap baekhyun "tolong bantu aku menyelesaikan soal ini,," baekhyun menunjukan bukunya pada bomi "aiss,, aku tidak mau,, yakk yang seharusnya meminta bantuan itu,, aku,, kau tak lihat aku sedang sibuk sekarang? Sudah sana pergi" tolak bomi "aiss,, hanya sebentar,, masa kau tak mau membantuku,, nanti aku akan membantumu juga" ucap Baekhyun "shireo,, aku bisa mengerjakan ini sendiri,, jadi kau kerjakan tugasmu sendiri" ucap bomi "aiss,, kau,,"Ting,,tong,,ting,,tong,,
Bunyi bel rumah memotong ucapan baekhyun. "Siapa yang Datang? Apakah ajumma sudah kembali?" gumam bomi lalu berjalan untuk membuka pintu "Apa? Eomma?" gumam Baekhyun lalu menyusul bomi.
'Cklek'
Bomi membuka pintu namun..Tbc...