10 - Kamu dan Dia

855 69 7
                                    

Hari ini, setelah semuanya sudah jelas bahwa aku tidak akan menganggu apapun. Aku melakukan ini demi Marsya bahagia, karena dialah aku bisa menjadi lebih baik. Dia teman terbaikku.

Semua anggota OSIS akan mempersiapkan acara Hari Kartini yang akan diadakan besok. Marsya dan Wendra (ketua OSIS) membagi tugas kepada kami. Aku, Rere, dan Arkan ditugaskan untuk mengecat dekorasi.

Aku yang sedang mengecat sesekali melihat ke arah Marsya yang berjalan ke sana kemari untuk memeriksa semuanya. Dan terkadang aku mencuri pandangan ke arah Zoyu dan Dea yang serius mengerjakan sesuatu di laptop mereka.

"Tan, gimana udah selesai?"tanya Marsya tiba-tiba menepuk pundakku.

"Baru setengah"kataku. Aku melihat wajahnya mulai pucat. "Mar, kayaknya lo butuh istirahat"kataku.

Marsya mengelap keringatnya. "Iya nih, antarin gue ke kantin yuk!"kata Marsya menarik tanganku.

Marsya duduk di bangku kantin sambil menaruh kepalanya di meja. Aku langsung mengasihnya minum. Marsya menenguknya sampai habis.

"Ayo Tan kembali ke lobby, lanjutin kerjaan"kata Marsya yang meranjak dari kursi. Aku menarik tangannya menyuruhnya duduk kembali.

"Mar, mending sekarang istirahat dulu. Muka lo pucat banget!!"kataku tegas.

Marsya merapa-rapa wajahnya. "Gue gapapa kok, udah ayo..,"katanya menarik tanganku.

"Mar, jangan maksain diri lo untuk terus kerja"kataku benar-benar khawatir.

"Gue gapapa Tania. Lo gak usah berlebihan"katanya sambil tersenyum.

Aku tidak bisa mengelak, Marsya keras kepala.

Saat Marsya berbicara memimpin rapat OSIS, aku bisa merasakan suaranya semakin melemah. Dan, 5 menit kemudian ia pingsan membuat semua orang khawatir.

Aku menemani Marsya di UKS dan menunggunya untuk bangun, temanku yang lain melanjutkan pekerjaan mereka.

Aku mendengar pintu UKS terbuka, aku menoleh melihatnya. Tatapanku bertemu dengan Zoyu di belakang Dea. Dengan sigap aku keluar dari ruangan dan meminta Dea untuk menjaga Marsya.

Aku melanjutkan pekerjaan. Pikiranku melayang mepikirkan tentang Marsya.

"Hey, bengong aja"kata Arkan mengagetkanku. Aku langsung fokus mengecat lagi.

"Gue ngeliat lo akhir-akhir ini suka ngelamun. Kenapa?"tanya Arkan membuka topik.

" Gue kalo ngelamun karena bosen"jelasku

"Oh, begitu. Ayo ikut gue!"Arkan menarik tanganku. "Mau kemana?"

"Udah, ayo!". Aku berjalan di belakangnya.

Saat melewati ruang UKS. Aku melihat dari jendela Marsya dan Zoyu sedang tertawa bersama, entah dimana Dea berada. Saat itu, Zoyu memegang kedua tangan Marsya sambil berkata sesuatu dan berhasil membuat Marsya tersipu.

Aku mematung melihat mereka dan berusaha untuk tersenyum. Dan kembali berjalan walau rasanya berat.

"Ayo cepat!"kata Arkan menggandeng tanganku dengan erat. Sudah lama aku tidak merasakan sentuhan tangannya.

Aku ingin seperti dulu menyukai dirimu, tapi sekarang entah kenapa hati menetap ke tempat lain.

Arkan melepaskan tanganku, kami sampai di ruang musik. "Hey, kita mau ngapain di sini?"

"Katanya lo bosen mending lo mainin 1 lagu buat gue"minta Arkan

"Suara gue lagi gak bagus"jelasku

Not Perfect (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang