13 - Pertengkaran (1)

779 53 0
                                    

"Tan, sebenarnya Zoyu udah gak sekolah disini lagi"jelasnya. Aku benar-benar tidak  menyangka.

"Eh, kenapa?"tanyaku penasaran.

"Ayahnya pindah kerja ke Amerika sekarang"katanya

        Aku terpercaya mungkin aku sedang bermimpi. Aku menampar mukaku. "ini mimpikan?"tanyaku pada Fero. Dia menggeleng dan mengelus pundakku.

       Aku terdiam merenung. Belum sempatku mengungkapkannya kau pergi begitu saja tanpa mengucapkan kata perpisahan. Aku ingin menangis, tapi air mata segan untuk keluar. Aku ingin berkata kasar tapi mulut terasa pilu.

"Tan, dia ninggalin ini buat lo"kata Fero memberikanku kotak kecil. Aku mengambilnya.

         Dengan cepat aku membuka kotak tersebut. Dan di dalamnya terdapat gantungan kelinci berwarna biru milik Zoyu dengan surat. Aku membuka suratnya.

TO: Tania

Maaf gue harus pergi ninggalin lo, mungkin lo mau tahu alasan

gue pergi. Sebenarnya gue pergi karena gue mau ngejar cita-cita gue

dan juga gue turuti keinginan lo untuk ngejauh dari lo. Dan di surat

ini gue cuman mau pamit.Gue mau pergi, makasih untuk semuanya. Sampai jumpa! Jangan kangen sama gue ya? Kita masih temanankan? Gue tahu gue gak bakal bisa jadi lebih dari seorang teman..

From: Zoyu

     Aku terdiam sejenak menenangkan semua pikiran, mungkin sekarang hubunganku dengan Zoyu telah berakhir. "Tan, gue pergi dulu ya! lo gapapakan?"tanya Fero bangkit dari kursi.

Aku terlalu bodoh memaksa kamu ngejauh. Aku terlalu bodoh untuk mengerti cinta. Aku terlau bodoh untuk menjaga sebuah persahabatan tetap utuh. Ya, memang aku bodoh.

********

       Aku masuk ke kelas dimana kursiku telah di duduki oleh Dea. Tasku juga sudah tidak ada di tempatnya. Sebelum jam pelajaran dimmulai aku terus mencari keberadaan tasku. Pak guru sudah berada di dalam kelas, dia melihat diriku yang terus merunduk mencari sesuatu.

"Kenapa Tania?"

"Tas saya ilang, Pak!"

       Seisi kelas tertawa kepadaku. Pak guru bertindak menyuruh semua

murid mencari tasku. "Gue nemu tas lo!"ujar seorang murid.

"Dimana?"tanyaku senang

"di kolam belakang sekolah"katanya lantang.

        Semua orang yang mendengarnya langsung tertawa lagi. Aku berlari ke kolam di ikuti dengan yang lain, kolam sekolah terkenal dengan baunya yang luar biasa tidak enak dan tasku sudah tenggelam ke dasar kolam, aku melihatnya kaget.

"OMG, siapa yang melakukan ini padanya?"bisik seorang siswi.

"Kasian ya dia"kata siswi lainnya.

Pak guru cepat-cepat mencari tukang kebun untuk mengambil tasku. Semua orang menatapku kasian, tapi tidak dengan Marsya dan teman-temannya yang tertawa terbahak-bahak. Perlahan, beberapa siswa meninggalkanku. Kecuali pasukan Marsya.

"Nih, tasnya neng!"seru Tukang kebun. Aku mengambilnya, dan saat aku buka isi tasku yang penuh kotoran.

"Dasar menjijikan!"kata Dea merasa jijik melihatku mengotak atik tas. Semua orang menatapku jijik.

Tiba - tiba ada yang melempar sampah ke arah wajahku. "Ops, maaf. Gue kira tempat sampah!"kata Marsya membuat pasukannya tertawa mengejek.

Aku tidak menyangka orang yang dulu teman dan sekejap bisa menjadi musuh. Tapi kenapa?

      Aku yang terus sabar mulai bertindak. Aku melempar semua isi tasku kearah Marsya dan pasukannya. Yang membuat seragam mereka basah dan kotor.

"Tania!"panggil seseorang. Aku menoleh dan ternyata adalah guru BP.

"Apa yang kamu lakukan?"tanya Bu Wesa marah. Aku bingung setengah mati, aku ingin menjawab tapi tidak satu katapun yang keluar.

"Ikut ke ruang ibu sekarang!"ujarnya.

*********

       Saat istirahat ke-2, aku memutuskan untuk menenangkan diri di taman belakang sekolah. Taman belakang adalah tempat favorite-ku menyendiri. Dan di taman ini hanya ada aku saja dengan burung yang berkicau di pohon.

"Kenapa Marsya bersifat seperti itu padaku?"kataku seorang diri.

"Padahal kita bersahabat, tapi kenapa jadi musuh?"kataku

"Aku salah apa!!!"teriakku kencang melepaskan semua emosi yang terpendam.

"Woy, berisik banget sih!!"kata seseorang di balik pohon menghadap ke arahku.

Aku kaget melihat ada orang selain aku, sungguh memalukan. Di bangkit dari tempatnya, dan berjalan ke arahku.  "lo kalo mau marah- marah jangan di sini"katanya menunjukkan ekspersi sinis. Dan mulai mengomel.

"Lo tuh mengganggu istirahat gue!"

        Aku hanya bisa diam sambil mengangguk nurut, meng-iyakan perkataan seorang cowok yang benar-benar tidak pernah aku lihat. Dia memutar bola mata dan memicingkan bibir sambil berkata "Loe bolot apa gimana?"ujarnya. Aku kaget  dan kesal mendengar perkataannya, jelas- jelas daritadi aku mendengarkan.

"Apaansih??" aku mulai komentar. Dia terkekeh dan mengangkat alis sebelahkannya.

"Sumpah, ini orang gak jelas banget"pikirku,

"Sekarang lo pergi dari tempat ini!!"perintahnya tiba-tiba. Tanpa berpikir panjang aku menurut saja.

"Oh ya, tunggu!"serunya menghentikan langkahku. " Nama gue Raquel, siapa tau lo mau tahu".

"Gak tuh"kataku padanya, aku  lanjut berjalan tak peduli dengan namanya.

     Dia menghentikan langkahku dengan berkata, " Nama lo siapa?". Aku benar-benar tidak mengerti dengan tingkahnya.

Aku menjawabnya dengan penuh kesabaran, "Panggil aja gue...". Aku melihat Marsya berjalan dengan teman-temannya ke arahku, dengan cepat aku berlari bersembunyi di balik pohon.

"Hey, lo ngapain sih!"ucap cowok aneh. Aku menariknya ikut bersembunyi.

Bersambung...

-----------------------

Vote ya... Terima kasih...

Not Perfect (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang