19 - Teman baru

772 48 2
                                    

Semua siswa penghuni kantin berlarian menonton kami. Perasaanku mulai tidak enak.

"Stop...Dew," seru Seorang cowok menarik cewek itu menjauh dari Dea.
Saat aku pikir-pikir sepertinya cowok itu orang yang sama saat memberi uang waktu itu.

"Lo jangan buat ulah cuman gara-gara hal sepele,"katanya.

"Lepasin!"ujarnya. Cowok itu menatap tajam. Cewek itu berdecik kemudian pergi meninggalkan lokasi dan diikuti semua penonton yang lain.

Aku menghembuskan napas lega. Dea menarik tangan cowok itu sebelum meninggalkan tempat.

"Kak, makasih udah mau nolong gue." Dea tersenyum ceria. "Hmm..,"balas cowok itu santai dan kembali berjalan.

"Tunggu.. Kak!"seru Dea menghentikan langkah cowok itu.

"Nama gue Dea..,"Ujarnya mengulurkan tangan. Cowok itu mengangkat sebelah alisnya.

"Bukannya nama lo Tania?"tanyanya.

"Eh?". Dea mulai berpikir dia teringat saat di kantin waktu itu, saat Dea di tunjuk menjadi Tania.

"Bukan Kak, waktu itu gue mau jelasin sebenarnya, tapi kakak langsung ngasih uangnya gitu aja!"bela Dea. Cowok itu tersenyum.

"Oh.. sorry ya!"katanya dan melangkah pergi. Aku dan Rere berjalan mendekati Dea yang sudah selesai bicara dengan Kakak kelas yang namanya Adrian, yang biasa dipanggil Rian. Aku tahu namanya dari Rere.

"Udah yuk De kita balik ke kelas!"seru Rere merangkul Dea. Tapi tidak ada pergerakan dari Dea.

"De, Woy..."Rere berusaha menyadarkan Dea.

"DEA..."teriak Rere. Dea segera menutup telinganya.

"Akhirnya.. dia sadar"kataku. "Ihh.., apaansih jangan teriak napa?? Guekan bisa budek.."seru Dea kesal. Rere hanya tertawa.

"Lagi lo mikirin siapa sih?"ucap Rere. Dea tersenyum malu.

*********

Di Hari Selasa, Kali ini pertama kalinya Dea dan Rere main ke rumahku. "Wah.., rumahmu besar juga ya Tan!"seru Dea kagum. Aku hanya tersenyum. Di Kamar kami menonton Film. Dan tiba-tiba Marsya menelepon lewat Skype.

"Marsya nelepon, cepat kesini..!"seruku.

Dea segera menghentikan filmnya dan meranjak mendekatiku.

"Halo...Marsya!!"seru kami serempak sambil melambaikan tangan. Marsya membalas lambaian kami.

"Cie...sekarang pake kerudung"kata Rere bangga. Marsya tersenyum.

"Mar, tanganmu kenapa memar begitu?"kata Dea memperhatikan. Marsya segera menjauhkan tangannya agar tidak tersorot kamera.

"Gapapa, aku abis jatuh!"serunya.

"Eh, kok bisa?"tanyaku penasaran.

"Iya, saat mau main di taman RS"katanya. Kami mengangguk paham.

Dan kami menghabiskan waktu mengobrol bersama. "Bye.."seru Marsya mengakhiri Vid-call.

Kami kembali menonton film, tiba-tiba Dea mematikan filmnya begitu aja.
"Eh, kok di matiin!"seru Rere kesal.

"Gue mau ngomong serius ke kalian.,"kata Dea tiba-tiba.

"Yah.., tapi filmnya nanggung!"kata Rere berusaha merebut remote dari tangan Dea. "Ini tentang Marsya!"ucap Dea tegas. Rere tertekun dan berhenti melakukan tindakannya.

Not Perfect (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang