21

1.1K 160 8
                                        

Hujan deras terus mengguyur kota seoul, namun hal itu tak membuay chanyeol menyerah. Dia masih menunggu appa sehun merubah pikirannya untuk membatalkan pernikahan sehun.

Sehun hanya bisa mengawasi chanyeol dari kamarnya, menatap melalui jendela kamar.

"Kenapa ini sangat menyedihkan?" gumam sehun.
Di masih setia mengamati chanyeol, tiba-tiba dia melihat tubuh chanyeol limbung dan jatuh tersungkur ketanah.
"Yeolie! " seru sehun. Dia bangkit dari duduknya, berlari keluar menuju halaman depan rumahnya hendak menghampiri chanyeol.

Dia berpapasan dengan appanya, "Sehun! " teriak appa sehun. Namun sehun mengabaikannya dan tetap berlari keluar.

"Kau tidak kasihan pada hunnie sayang? Dia terlihat begitu mencintai chanyeol" kata umma sehun.

"Jangan terlalu memaksakan hunnie. Dia tidak pernah meminta apapun dari kita, selalu menuruti setiap perkataan kita bukan? Apa kau akan menjadi appa yang jahat bagi hunnie?" tanya umma sehun lagi pada suaminya yg menatap sehun berlari keluar rumah.

"Kau fikirkan lagi sampai besok, oh iya kau bisa mencari tau tentang yifan dan luhan dari tuan kim sekertaris kita" kata umma sehun pada suaminya.


.

.

.

"Yeolie! " teriak sehun ditengah derasnya hujan, suaranya tak begitu terdengar. Dia lari dengan sekuat tenaganya menghampiri chanyeol.

"Yeolie! " sehun menggoyangkan tubuh chanyeol, menepuk-nepuk pipi chanyeol. Chanyeol pingsan tak sadarkan diri.

Sehun kembali kerumah, dia meminta tolong pada bodyguard appanya untuk membawa chanyeol kekamarnya. Dengan rasa takut namun akhirnya bodyguard itu mau membantu sehun untuk membawa chanyeol.

Setelah sampai dikamar sehun, chanyeol sudah diganti pakaian oleh salah satu bodyguard appa sehun.
"Yeoli...." sehun mengusap pipi chanyeol lembut, dingin terasa sangat dingin karna chanyeol terlalu lama terkena hujan.

Kini dikamar sehun hanya ada dirinya dan chanyeol, perlahan dia masuk kedalam selimut dan memeluk chanyeol.
"Yeoli...hikss.... Hikss" sehun terisak menangis.

Umma sehun membawakan ocha hangat untuk chanyeol, dia berjalan menuju kamar sehun.
Pintunya sedikit terbuka, ada rasa kasihan terhadap putri sulungnya itu melihatnya tertidur memeluk chanyeol dengan raut wajah sedih yang tak pernah ia lihat.

"Sayang" panggil appa sehun pada istrinya, ia menghentikan istrinya untuk masuk kekamar sehun.

"Ne? ".

"Apa aku bisa mempercayai sekertaris kim? " tanya appa sehun. Umma sehun mengangguk.

"Percayai apa yang ingin kau percayai. Jangan merusak kebahagiaan putri kita, dia tidak bersalah. Jika memang kau ingin mengembangkan perusahaan kita. Kau bisa memilih jalan lain" kata umma sehun, kemudian suaminya pergi.

Umma sehun masuk kekamar sehun, ia berjalan mendekat ke tempat tidur sehun dan meletakan nampan berisi ocha hangat diatas nakas.

"Hunnie" umma sehun mengusap lembut pipi sehun untuk membangunkannya.

Sehun perlahan membuka mata, "Eng? Um--ma" sehun menoleh kearah ummanya.

Yeojachingu for My Daddy (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang