22

1.2K 155 6
                                    

"Jadi kau mencintai putriku?" tanya appa sehun. Kini appa sehun dan istinya sedang berada diruang tengah rumah mereka, dihadapan mereka ada chanyeol dan sehun yang duduk berdampingan.

"Iya ahjussi" jawab chanyeol tegas.

"Apa yang kau miliki? " tanya appa sehun lagi.

Sehun memandang chanyeol, ia menggenggam tangan chanyeol. Chanyeol menatap wajah appa sehun.
"Saya memang tak mempunyai harta yang berlimpah seperti ahjussi, tapi saya punya kasih sayang yang bisa saya berikan pada putri anda. Dan untuk kehidupan putri anda, walaupun tak seberapa uang yang saya miliki, saya pastikan putri anda akan tercukupi" jawab chanyeol mantap.

"Ternyata kau percaya diri ya" kata appa sehun.
"Tapi sayangnya semua terlambat".

Sehun menatap tak percaya appanya begitu juga dengan ummanya yg menatap appanya.
"Ta tapi appa? ".

"Undangan sudah tersebar, dan semua persiapan atas nama yifan dan sehun. Apa kau akan tetap memintaku membatalkan pernikahan sehun? " tanya appa sehun menatap chanyeol dengan tatapan merendahkan.

"Jika kau benar mencintai sehun, bukankah kau tak akan merusak nama baik sehun dan keluarganya? " tanya appa sehun, dia tetap pada pendiriannya.

Chanyeol menghela nafas, dia melepaskan genggaman tangan sehun. "Jika ini benar terlambat, sayan akan mundur. Karna jika saya tetap melangkah akan ada banyak orang dirugikan hanya karna satu orang" kata chanyeol masih dengan menatap mata appa sehun.

"Yeo--li? " sehun tak percaya dengan apa yang chanyeol katakan barusan. Begitu juga dengan umma sehun. Appa sehun tersenyum menang.

"Hunnie" chanyeol mengalihkan pandangannya pada sehun, dia tersenyum.
"Hunnie, jangan jadi anak durhaka hanya karna cinta."

"Ta--tapi yeoli? "

"Hunnie, jangan egois. Jika aku dan kau menikah yang dirugikan bukan hanya appamu saja tapi juga yifan, nama baik keluarga Wu juga dipertaruhkan disini" kata chanyeol lembut pada sehun. Dia berusaha mengalah, jika tadi dia ingin berjuang sampai akhir agar sehun tidak jadi menikah dan bisa bersamanya. Ini tidak, dia tidak akan sekejam itu hanya untuk keegoisannya sendiri.

"Bagaimana dengan kyungie?" tanya sehun, matanya mulai berkaca-kaca. Airmatanya bersiap akan menetes membasahi pipinya.

"Kyungie anak yang pintar. Dia akan mengerti, kau tidak usah kahwatir" chanyeol mengusap lembut surai rambut sehun.

Sehun menggeleng cepat, dia tidak mau. Kini airmatanya berhasil jatuh dengan begitu derasnya.
"Aku tidak mau! Aku tidak mau" kata sehun dalam isakan tangisnya.
"Umma?" sehun menatap ummanya. Ummanya juga tak bisa berkata apapun, dia juga tak mau merusak persahabatan antara keluarga Oh dan keluarga Wu.

"Saya permisi ahjussi, ahjuma. Hujan sudah reda" pamit chanyeol, ia bangkit dari duduknya. Pegangan sehun pada lengan chanyeol terlepas.

Chanyeol berjalan keluar.
"Yeoli!" teriak sehun memanggil chanyeol. Sehun berlari menuju chanyeol.
"Kumohon yeoli, kumohon" pinta sehun memegang lengan chanyeol. Chanyeol menggeleng.

Chanyeol melepaskan pegangan sehun, dia berjalan keluar rumah sehun.

"Yeoli.... Hiks... Yeoli...." tangis sehun, dia terduduk dilantai.

.

.

.

"Jika aku membatalkan pernikahanku dengan saem mu itu. Apa yang aku dapatkan?" tanya yifan pada kyungsoo yang masih terbaring ditempat tidur jongin. Kyungsoo menggeleng pelan dan menundukan kepalanya.

"Hah? Tidak ada?" kata yifan kesal. "Yang benar saja bocah"

"Tapi bukankah ahjussi tidak mencintai saem? Ahjussi kan berselingkuh dengan yeoja cantik yang dicafe itu" kata kyungsoo lirih, ia tak berani menatap yifan.

"Berselingkuh?" yifan tertawa tak bersuara.
"Dia pacarku"

"Tapi saem tunangan ahjussikan?"

"Dasar bocah. Ini semua tak semudah yang kau pikirkan" kata yifan kesal.

"Jika ahjusi tak mencintai saem, jangan menikah dengan saem" kata kyungsoo, kali ini dia menatap mata yifan dengan memohon.
"Kumohon ahjussi. Apa kau tak kasihan pada bocah kecil ini yang sudah tak memiliki mommy? ".

"Hah! " teriak yifan, ia bangun dari duduknya.
"Sudah aku mau pergi. Berlama-lama disini aku bisa gila" kata yifan, dia berjalan keluar meninggalkan kyungsoo dikamar jongin.

Beberapa saat kemudian jongin datang.
"Kau tak apa kyungie? " tanya jongin pada kyungsoo yang sudah menangis tanpa suara, kepalanya menunduk.
Kyungsoo mengangguk.

"Uljima ne" jongin membawa kyungsoo kedalam pelukannya.
"Aku tau hyungku itu tidak sejahat kelihatannya" kata jongin sambil mengusap rambut kyungsoo lembut.

"Tapi ahjussi bilang ini tak semudah kelihatannya" kata kyungsoo disela isakan tangisnya.
Jongin tak bisa menjawab apapun, dia juga tidak tau solusi untuk semua ini.

Yifan tak benar-benar pergi, ia mendengarkan percakapan kyungsoo dengan jongin. Ada rasa sedikit kasihan pada kyungsoo, yang benar saja gadis seumur kyungsoo harus menderita seperti ini hanya karna keegoisannya.

Seorang wu yifan memang egois, tapi entah kenapa beberapa kali bertemu kyungsoo membuat dirinya sedikit sadar dan memiliki rasa iba.

"Apa aku terlalu jahat?" monolog yifan. "Sudahlah, kenapa aku malah memikirkan bocah itu" gumamnya kemudian berjalan meninggalkan kamar jongin.

Terdengar bel rumah berbunyi, yifan membukakan pintu.
"Mana putriku?" tanya chanyeol datar. Kini chanyeol berada dirumah yifan, bagaimana ia sampai dirumah yifan itu tidak penting. Yang terpenting sekarang adalah dia mau membawa putrinya pulang.

"Dikamar jongin" kata yifan tak kalah datar, dia berjalan masuk. Chanyeol mengikuto yifan, ia diantar menuju kamar jongin.

"Apa kau mencintai sehun?" tanya yifan saat berjalan menuju kamar jongin.

"Aku hanya menyayangi putriku. Aku tak ingin kyungsoo bersedih" jawab chanyeol. Dia tak ingin membahas sehun saat ini, bukan karna ia tak mencintai sehun. Hanya saja, ini terlalu rumit baginya.
"Harta yang paling berharga yang aku miliki hanya kyungie, aku tak ingin dia bersedih. Dia tak pernah sesedih saat ini. Aku tak pernah tak mengabulkan segala yang ia minta. Tapi, kali ini sepertinya aku adalah daddy yang tak sanggup mengabulakan permintaan putrinya untuk memberinya seorang mommy" kata chanyeol. Chanyeol langsung masuk kekamar jongin saat tiba didepan kamar jongin.

Yifan hanya menghela nafasnya frustasi. Dia bingung! Jika dia diposisi chanyeol, dia pasti sudah memarahi putrinya. Masih banyak yeoja yang lebih pantas dijadikan mommy untuk putrinya dan hanya sehun yang putrinya inginkan. Yang benar saja.
Yifan memilih pergi tak ikut bergabung dikamar jongin. Dia butuh waktu sendiri saat ini. Tak pernah seorang Wu yifan berpikir sekeras ini menggunakan hati. Biasanya dia menggunakan hatinya hanya untuk luhan kekasihnya yang merupakan adik dari tunangannya.

Yeojachingu for My Daddy (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang