10

1.3K 146 5
                                    

Kyungsoo terlihat ceria malam ini. Dia banyak bercerita terutama pada sehun. Dia menceritakan banyak kebiasaan daddyny. Dan itu membuat daddynya malu.

"Kyungie berhentilah bercertia tentang kebiasaan buruk daddy", kata chanyeol yg sedang membantu sehun cuci piring.
"Hehe.. Wae daddy?, daddy malu ya sama saem hihi", ejek kyungsoo yg duduk dimeja makan menikmati strawberrynya.
"Ck, dasar anak itu", gumam chanyeol.
"biarkan saja. Aku tidak pernah mendengar kyungie bicara banyak seperti hari ini.
Apa ada yg membuatnya senang?", tanya sehun menyerahkan piring pada chanyeol untuk dikeringkan.
"Ehm kau", chanyeol menatap sehun.
"Aku?", kata sehun bingung.
"Yah.. Kau guru kesayangan kyungie", kata chanyeol tersenyum.
"Kau ada-ada saja", sehun tersenyum dan kembali mencuci piring kotor.

"Aaa", teriak sehun ketika tiba-tiba lampu mati. Piring yg ia pegang pun terlepas dan jatuh kelantai pecah.
"Jangan bergerak dulu sehunie. Nanti kaki mu mengenai kaca", kata chanyeol dalam kegelapan.
"Daddy", teriak kyungsoo.
"Tetap disitu kyungie. Kwaenchana lampunya akan segera menyala", kata chanyeol.

Ketika lampu tiba-tiba mati maka akan menyala dalam waktu 10menit. Setelah itu akan terjadi pemadaman listrik ketika hujan deras disertai angin seperti sekarang ini.

Tapi karna takut sehun memegang tangan chanyeol erat dan mendekatkan diri pada chanyeol.
"Aak", teriak sehun, kakinya menginjak pecahan piring.

Kemudian lampu menyala. Dan chanyeol melihat kekaki sehun.
"Kwaenchana?", tanya chanyeol menatap sehun.
"Ne..", sehun mengangkat kakinya yg sudah berdarah.
"Saem", seru kyungsoo mendekati sehun dan chanyeol.
"Tetap disitu kyungie. Kau ambil lampu cadangan dan beberapa lilin Ne. Taruh diruang tengah.
Sebentar lagi lampu akan padam lagi", pinta chanyeol.
"Ne daddy".
"Ambil kotak P3K sekalian sayang", seru chanyeol pada kyungsoo yg segera pergi untuk mengambil lampu cadangan.

Tanpa permisi, chanyeol langsung membopong sehun.
Sehun terkejut dan menyembunyikan wajahnya yg memerah karna perlakuan chanyeol.
Chanyeol berjalan perlahan melewati pecahan piring dilantai. Dan membawa sehun ke ruang tengah.

Dan benar ketika tiba diruang tangah lampu padam lagi.
Tapi kyungsoo sudah siap dan menyalakan lampu cadangannya.
"Kwaenchana saem?", tanya kyungsoo duduk dicarpet lantai menghadap sehun yang didudukan chanyeol disofa.

"Kwaenchana kyungie. Hanya luka kecil", kata sehun mengusap rambut kyungsoo.

"Aku bersihkan dulu luka mu hunnie. Ini akan perih tahan sedikit", kata chanyeol memegang kaki sehun dan menyiramkan cairan Nacl pada luka dikakai sehun.

"Shh", sehun menahan rasa perih kakinya.
Chanyeol menatap sehun.

Setelah dibersihkan, luka sehun dibalut dengan perban oleh chanyeol dibantu kyungsoo.

"Sepertinya aku tidak bisa menggunakan sepatu saat mengajar", kata sehun melihat kakinya yg diperban.

"Saem tetap cantik walaupun tak memakai sepatu", kata kyungsoo tersenyum pada sehun.

"Kumawo kyungie".

"Daddy, kyungie tidur sama daddy Ne.
Kyungie takut", rengek kyungsoo pada chanyeol.

"Aigoo kau tidak malu ada saem dan merengek tidur dengan daddy?".

"Ani", kyungsoo menggelengkan kepalanya.
"Ck dasar. Kapan kau dewasa sayang", kata chanyeol beranjak dari duduknya.

"daddy mau kemana?", tanya kyungsoo.
"Mau mengambil bantal dan selimut. Kita tidur disini saja sampai lampu menyala", kata chanyeol.

Kyungsoo kemudian naik kesofa dan tidur, kepalanya ia taruh dipangkuan sehun.
"Kau mengantuk kyungie?", tanya sehun membelai rambut kyungsoo.
"Belum begitu Saem".

Yeojachingu for My Daddy (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang