Aku terus melangkahkan kakiku dengan hati-hati. Sialan! Aku tak mengerti apa pada kehidupan sebelumnya aku berbuat jahat atau apa, tapi mengapa pada kehidupanku sekarang aku harus mengalami hal ini. Bertemu dengan pria gila yang sangat begitu terobsesi padaku.
Aku terus berlari cepat walau masih berhati-hati karena aku tak mau sampai tergelincir apalagi sampai jatuh yang tentu nantinya akan semakin membuatku repot.
"Bethany..."
Brengsek! Suara menggema itu sudah tidak begitu menggema yang berarti menandakan pria itu sudah dalam radius seratus meter di belakangku.
Aku masih terus berlari dengan hati-hati. Tentu saja aku tidak bodoh yang hanya berpikir untuk lari yang malah mengakibatkan aku kurang fokus dan terjadi hal yang tidak diinginkan, terjatuh misalnya, yang membuat pria itu bisa menangkapku lagi karena waktuku yang terjatuh akan membuatnya semakin mendekatiku.
"Sayang.. Bethany, ayolah, aku tidak akan menghukummu kalau kau menyerah."
Dan suara tawa merdunya itu membuatku mengutuk karena hutan ini yang sepertinya tidak ada habisnya. Tidak, tidak, aku tidak mau disekap lagi olehnya.
Lalu aku melihat sebuah gubuk yang sepertinya sudah tidak terpakai. Langsung saja aku lari ke sana untuk mencari tempat bersembunyi.
Begitu masuk ke sana, bau anyir yang menyengat membuatku menahan diri agar tidak berteriak. Aku mengedarkan pandanganku dan melihat tangga di ujung sana membuatku memilih ke lantai atas untuk tempat persembunyianku.
Kali ini aku dapat mendengar degub jantungku sendiri yang membuatku khawatir kalau jantungku bisa saja melompat dari tempatnya. Aku masih menelusuri lorong pengap gubuk ini. Bau anyir itu tidak begitu menyengat di sini. Aku mencoba membuka setiap pintu yang kulewati. Tapi semuanya terkunci.
Begitu sampai di ujung lorong, aku menemukan sebuah kamar yang pintunya telah terbuka. Aku membiarkan pintu itu terbuka saat aku memutuskan untuk bersembunyi di almari.
"Beth? Apa kau di sini?"
Seruan itu membuatku menahan napasku. Berharap pria itu tidak menemukanku di sini.
Lalu aku melihatnya melalui celah-celah kecil almari ini, masuk ke kamar ini dan tersenyum menatap lemari tempatku bersembunyi. Seolah pria itu memang tahu kalau aku bersembunyi di sini.
"Beth sayang.. aku akan menunggumu di sini, oke?" kata pria itu masih tersenyum dan terus menatap ke arah almari ini. Lalu pria itu duduk di atas ranjang, masih memerhatikan almari ini seolah pria itu yakin aku bersembunyi di sini.
Sialan! Aku sangat ingin menangis sekarang!
***
Sudah berjam-jam aku bersembunyi di almari ini dan pria itu masih duduk dan melihat ke almari ini dengan senyum bahagia yang terpatri pada wajahnya.
Keringatku semakin banyak, dan aku tidak kuat lagi dengan keadaan ini. Akupun menangis. Air mataku keluar berlomba-lomba satu sama lain. Kubekap mulutku dengan tangan kananku berharap isakanku tidak keluar. Tapi pria itu hanya duduk diam walau raut wajahnya terlihat khawatir.
Sialan, kenapa pria itu tidak pergi juga.
Entah kenapa akhirnya aku membuka pintu almari ini. Tanganku bergetar hebat, dan air mataku tak kunjung berhenti mengalirkan cairan hangatnya.
Aku menyerah.
"Beth? Kau menangis, Sayang?"
Pertanyaannya tidak membuatku tenang, aku malah semakin terisak. Aku menunduk ketakutan karena pria itu telah melihatku. Lalu dapat kurasakan pergerakannya yang menuju arahku.
Dan pelukan hangat yang kudapat setelahnya.
Aku semakin menangis membuat tangan pria itu mengusap sayang punggungku. Beberapa kali kurasakan pria itu mengecup kepalaku.
"Sshhh, jangan menangis, Beth."
Aku menggelengkan kepalaku dalam pelukannya dan akhirnya membalas pelukannya itu. Sungguh, aku benar-benar ketakutan saat ini.
"Kenapa, Beth? Katakan padaku, siapa yang menyakitimu?"
Kurasakan pelukannya semakin erat.
"Ak-aku mau pu-pulang..."
Dan aku tahu seharusnya aku tidak mengatakan itu.
Selanjutnya yang kurasakan ialah kepalaku yang sakit lalu setelahnya apa yang kulihat adalah kegelapan.
***
Awalnya pgn bikin oneshot. Tapi bosen nggak sih oneshot terus wkwkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
BELONG TO HIM
Mystery / Thrillervery short-story Judul awal She's Mine. Saya ganti judul soalnya pake POV ceweknya