Belong To Him 3. (17+)

5.6K 398 16
                                    

Aku mengerjabkan mataku yang terasa sangat lengket. Aku menghentikan usahaku itu beberapa saat, lalu kembali melakukannya dan kali ini berhasil.

Aku menghela napasku begitu tahu kalau aku masih di sini, di tempat terkutuk ini. Aku mengedarkan pandanganku mencari sosok pria yang selama berhari-hari ini kutemui.

Tapi tidak ada siapapun di sini. Bahkan, kamar ini lebih besar dari kamar tempatku tempati kemarin-kemarin.

Lalu pintu di depan ranjang ini terbuka menampilkan sosok pria itu yang hanya memakai handuk pada pinggulnya.

"Kau ingin mandi, Beth?"

Aku masih memerhatikan tubuhnya yang sangat liat. Sialan, bagaimana bisa pria gila ini memiliki rupa seperti Apollo?

"Bethany? Apa kau merasa sakit?"

Aku mengerjabkan mataku saat sadar kalau ternyata pria gila ini sudah duduk masih dengan handuk sialannya itu.

"Mukamu merah, Beth."

Aku mematap matanya yang memancarkan kecemasan sangat dalam. Sangat sialan mata elang emas itu!

"Beth...."

"Ak-aku tak apa."

Dia terlihat tidak yakin dengan jawabanku tapi aku harus mengalihkan pembicaraan sialan tidak penting ini.

"Siapa namamu? Aku belum tahu namamu tapi kau sudah mengetahui segala sesuatu tentangku."

Pria itu tersenyum malu juga jangan lupakan semburat merah pada pipinya yang menjalar sampai lehernya. Sialan, sialan! Aku sepertinya tahu berhadapan dengan 'apa'. "Ah, ya ampun Beth, maafkan aku. Aku sungguh malu karena belum memperkenalkan diriku sendiri. Aku Oliver. Oliver Seazzury Bacht. Kau sendiri, Beth? Aku hanya tahu namamu Bethany."

Oliver? Oh, bagaimana bisa ia memiliki nama seseksi dan senakal ini?! Dan, sialan! Kenapa saat pria ini melafalkan namaku seperti undangan ke neraka yang menggiurkan seperti surga? Damn! Sejak kapan aku sering berbicara kasar? Uh-oh tentu saja sejak bertemu pria sialan tampan ini.

Aku menjulurkan tanganku ragu. "Aku Bethany Serfinnus, Oliver. Senang berkenalan denganmu."

Melihat Oliver yang hanya diam memandangku dengan pandangan yang sulit untuk kuartikan membuatku menarik kembali tanganku dan menunduk sambil memilin jari-jariku. Sial, sepertinya aku terlalu percaya diri dan tidak seharusnya aku bersikap seperti tadi.

"Maaf.."

Aku mendongak. Aku memang hendak meminta maaf karena sikapku tadi, tapi sungguh aku belum mengucapkan kata-kata itu yang berarti kata-kata itu meluncur dari mulut Oliver.

"Apa?"

Oliver tersenyum. "Aku minta maaf."

"Kenapa?" aku mengernyit bingung. "Ah maksudku, aku yang harusnya minta maaf, Olie."

Oliver memandangku seakan aku alien.

"Olie?" Oliver mengangkat sebelah alisnya yang semakin membuatnya terlihat seksi. "Aku suka panggilan kecil darimu itu."

Aku menunduk merasakan rasa panas pada pipiku. Lalu kurasakan pelipisku yang dikecup hangat oleh Oliver.

"Aku pakai bajuku dulu, ya. Habis itu kita makan. Kau lapar kan, Sayang?"

Aku mengangguk masih menundukan kepalaku. Melihat tingkahku Oliver terkekeh sambil bersiul-siul dengan kebahagiaan.

Brengsek kau, Oliver!

***

Saat ini kami sudah ada di ruang makan. Sejujurnya saja, ini pertama kali aku di sini dan tadi sempat melihat-lihat isi tempatku disekap ini.

Walau tempat ini tidak gelap sama sekali, well tempat ini sangat terang benderang bahkan, tapi aku bisa merasakan aura misterius dan menegangkan dalam tempat ini.

"Kau ingin daging, Beth?"

Aku tersenyum ke arah Oliver dan mengangguk. "Boleh."

Lalu ia menyiapkan semuanya. Daging panggang yang sangat terlihat enak.

"Selamat makan!" aku berseru senang.

Aku mulai memasukan potongan daging-daging yang telah dipotong kecil-kecil itu dengan semangat. Karena selama Oliver memberiku daging, daging itu begitu enak walau memang berbeda dari daging ayam, kalkun, sapi, rusa, bahkan babi seperti yang biasa aku makan.

"Olie, boleh aku tanya ini daging apa?" kataku disela-sela kegiatan mengunyah daging ini.

Oliver tersenyum lebar ke arahku. "Daging manusia, Beth."

Aku tak tahu apa yang terjadi, tapi yang kuingat adalah aku yang memuntahkan semua isi perutku.

***

Ganti judul ya hehe. Btw saya rate judul partnya krn ada pembahasan makan daging manusia/kanibalisme. Rate dewasa nggak selalu adegan mesum, kan? Hihihi

BELONG TO HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang