Sudah 2 minggu ini jika Oliver akan meledak, ia akan mengunci dirinya atau pergi ke hutan lalu ia akan membawa babi atau rusa saat kembali pulang.
Sejujurnya aku sedih melihat Oliver yang sepertinya tersiksa dengan keadaannya akhir-akhir ini. Kulihat, ia terlalu memaksakan dirinya. Apa aku keterlaluan? Apa aku terlalu memaksakan keinginanku? Kehendakku?
"Apa yang sedang kau pikirkan, Sayang."
Aku menoleh dan mendapati Oliver telah kembali dari lari sorenya. Aku tersenyum dan memberinya handuk kecil yang sejak tadi berada di pangkuanku.
"Aku sedang berpikir kalau aku memperlakukanmu tidak adil, Olie."
Oliver mengernyit dan menatapku. Ia membiarkan handuk yang kuberikan padanya tetap pada tanganku. "Apa maksudmu, Bethany?"
Aku kembali menaruh handuk itu pada pangkuanku lalu tersenyum miris. "Kau terlalu keras pada dirimu sendiri, Olie."
Oliver menarikku lalu mengangkatku ke atas pangkuannya membuatku menyandarkan kepalaku pada dadanya yang basah karena Oliver masih berkeringat. "Aku tidak keberatan sama sekali, Beth."
Aku menggeleng. Juga mengabaikan punggungku yang mulai menyerap keringat yang Oliver hasilkan. "Tapi kau tidak menjadi dirimu sendiri, Oliver."
Oliver diam saja membuatku menghela napasku. "Aku tidak masalah kalau kau menyakitiku."
"Aku yang bermasalah dengan itu, Sayang."
"Aku hanya memintamu tidak membunuh, Olie, bukan menjadi apapun yang kau pikir itulah keinginanku."
"Aku tak ingin kau ketakutan karenaku."
"Dan aku ketakutan sekarang."
Oliver memelukku erat dan mengecup pipiku. "Kenapa kau takut, Bethany?"
Aku ikut memeluk lengannya yang melingkari pinggangku. "Karena kalau nanti kau meledak di hadapanku dan kau tak sanggup mengontrol dirimu, kau pikir apa yang akan terjadi padaku, Olie?"
"Aku bisa mengendalikannya dua minggu ini, Beth, jangan cemas seperti itu."
Aku memejamkan mataku. Kenapa Oliver tak bisa mengerti maksudku?
"Kau ingin babi panggang, Beth?"
Aku membuka mataku, tahu Oliver sedang mengalihkan pembicaraan.
"Apa kita akan piknik, Olie?"
"Kau ingin piknik?"
Aku menggeleng. "Bagaimana kalau ke kota? Aku ingin memilih bajuku sendiri kalau kau mengijinkan. Tapi piknik boleh juga."
Dapat kurasakan tubuh Oliver yang menegang. Aku yakin permintaan pertamaku ini akan ia kabulkan.
"Tidak sekarang, Beth."
Oke, sepertinya aku terlalu percaya diri.
"Aku masih belum bisa percaya padamu."
Aku kembali memejamkan mataku dan tersenyum. Setelah segala yang terjadi, Oliver masih mempertanyakannya? Apa aku harus mulai was-was saat ini?
"Tidak masalah. Kita masih memiliki banyak waktu untuk saling percaya, kan?"
Aku tak ingin membuka mataku. Aku takut air mataku malah mengalir di pipiku. Entah mengapa aku merasa perasaan yang sangat begitu kecewa.
Dan tiba-tiba aku memiliki perasaan bahwa Oliver tak ingin mengajakku ke kota bukan karena takut aku kabur. Tapi tentang apa yang ia sembunyikan di kota.
Dan aku takut setengah mati kalau sampai yang disembunyikannya itu seseorang. Seseorang yang mungkin sangat teramat berarti bagi Oliver.
Ah, seharusnya aku berpikir tentang hal itu, kan?
***
Right now I'm in a state of mind.....
Kira-kira cast buat Beth-Olie ini cocoknya siapa ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
BELONG TO HIM
Mystery / Thrillervery short-story Judul awal She's Mine. Saya ganti judul soalnya pake POV ceweknya