Aku kembali ke kamar mandi begitu merasakan perutku perih. Sudah 3 hari ini aku hanya meminum air dari keran kamar mandi di kamar yang kutempati ini.
Aku tak tahu ke mana Oliver pergi atau di mana keberadaannya karena Oliver sama sekali tak datang bahkan untuk mengantarkan makanan untukku. Aku juga tak peduli. Bahkan aku merasa kalau aku sendirian di rumah ini karena aku tak mendengar aktifitas apapun di luar kamarku.
Aku kembali berbaring. Kubiarkan perutku yang sangat perih karena hanya minum saja selama 3 hari ini.
Tapi berbicara tentang Oliver, apa mungkin akhirnya ia akan membiarkanku mati membusuk di sini dan ia telah kembali ke kota untuk bersama Jessy?
Ah, apa Jessy tahu sisi lain Oliver? Apa Jessy juga diperlakukan sepertiku? Sikap Oliver pasti berbeda, kan saat bersama Jessy?
Sial, tak seharusnya aku peduli dan memikirkannya. Biar saja, urusan mereka. Lagipula, untuk apa aku memikirkan nasib orang lain di saat nasibku sendiri sangat begitu buruk.
Kupejamkan mataku, berharap rasa perih pada perutku sedikit membaik walau aku tahu mungkin saja aku telah terjangkit penyakit seperti maag.
***
Aku begitu terkejut begitu mendengar suara pintu dibuka begitu saja. Aku tak dapat merasakan aliran darahku begitu melihat Oliver berdiri di sana sambil membawa tas kecil dengan berlumuran darah.
Oliver tersenyum. Aku tidak merasa tas kecil yang dibawanya itu hal baik.
"Maaf, Sayang, aku membangunkanmu, ya?"
Aku diam saja, hanya menatap Oliver yang akhirnya melangkahkan kakinya ke arahku. Aku sebisa mungkin tidak menunjukkan reaksi apapun terhadapnya.
"Lapar, Beth?"
Aku masih diam. Memerhatikan apa yang akan Oliver lakukan dan apa isi tas yang dibawanya itu.
"Aku membelikanmu roti isi dan salad," ucap Oliver sambil mengulurkan kantung kertas, masih dengan tangannya yang berlumuran darah, padaku.
Aku dengan mengalah, mengambilnya. Aku sungguh sangat lapar.
"Ah, maaf aku lupa meninggalkan makanan untukmu. Kau memakan apa seminggu ini?"
Aku mengabaikan pertanyaan Oliver, memilih membuka kotak yang membungkus roti isiku.
"Pelan-pelan makannya, Sayang, nanti kau tersedak."
Apa ia tahu rasanya tak makan seminggu, uh?
Tapi aku memilih menurutinya. Aku takut roti isiku ini Oliver ambil karena aku tak menurutinya.
Sambil membuka bungkusan saladku, aku sadar kalau Oliver sejak tadi memerhatikanku. Tapi aku terlalu lapar untuk protes atas sikapnya. Toh, biar saja, Oliver tak menggangguku walaupun aku cukup terganggu dengan tatapannya.
"Beth, aku memiliki kejutan untukmu."
Aku menatap Oliver, masih memakan roti isiku. Kejutan? Kejutan apalagi memangnya?
Oliver mengusap sudut bibirku membuatku refleks agak menjauhkan tubuhku darinya. Oliver mengerutkan keningnya dan menatapku tajam tanda bahwa ia tak menyukai tindakanku.
Aku langsung segera menanyakan tentang kejutannya itu sebelum ia benar-benar mengamuk padaku.
Oliver menghela napasnya lalu langsung tersenyum. Senyum yang begitu manis sampai aku rasanya ingin mencekik diriku sendiri karena bisa-bisanya aku terpesona karena senyuman Oliver.
Tidak, aku harus bisa lepas dari Oliver. Aku menginginkan kehidupan 'normal'ku.
"Coba tebak. Isinya ada di dalam tas itu."
Mendengar jawaban itu membuatku ingin segera berlari mumpung pintu kamarku terbuka lebar. Kesempatan, kan?
Aku langsung menjerit begitu menoleh lagi untuk melihat Oliver. Rasanya, makanan yang baru saja masuk ke perutku langsung keluar lagi.
"Ya, Bethany sayang, aku membawakan kepalanya untukmu. Kepala jalang tak tahu diri ini."
Lalu setelahnya yang kurasakan aku benar-benar terjerat dalam kegelapan.
***
Good morning! Akhirnya sumpah lega banget selsaiin cerita iniiii woyyy 😂😅😂😂😂😂😂
By the way, masih banyak teka-teki kan? Iya tau, sengaja wkwkwk. Jadiiii bakal ada sequelnya ya.
Tapi nggak secepet itu, ferguso.
Saya nggak bisa janjiin kapan saya buat sequelnya, tp spoilers dikit nih. Sequelnya bakal ada penjelasan tentang Olie, kepala siapa yg Olie bawa buat Beth dan gimana akhirnya nasib Beth.
So, sampai nanti lagi ya. Terima kasih untuk vote-nya yg bener2 nggak saya sangka sama sekali bisa sampai seribu vote sumpah loh terharu bangeettttt :')
Juga buat yg komen, semuanya saya bacain kok. Kadang saya cuma bingung mau bales apa jd maaf buat yg nggak dibales yah 😙
Kadang jg jujur, saya suka ketawa pas baca komen karna ternyata banyak yg suka sm cerita saya dan ngasih kritik, masukan jg, pokoknya terharulah :"
Selamat beraktifitas, ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
BELONG TO HIM
Mystery / Thrillervery short-story Judul awal She's Mine. Saya ganti judul soalnya pake POV ceweknya