Was; 2.

3.4K 234 0
                                    

Akhirnya tenang2 dari part ini sampai bbrp part ke depan nggak akan ada adegan macem2nya (saya harap) wkwkwkwk

Pertama kali nih bikin notes di awal part. Semoga tetap dibaca yah. Mohon maaf dikit bgt part ini, cuma sedikit gambaran masa lalunya Bethany.

Oh iya, saya lg ada deadline kantor jd mungkin gak akan up entah sampai kapan

Good night 😘

***

Aku terus melangkahkan kakiku yang bergetar. Tidak, aku bukan seorang pembunuh! Orang tuaku yang meninggalkanku, bukan aku yang meninggalkan mereka!

Kenapa mereka selalu mengatakan kalau aku pembawa sial yang membuat orang tuaku telah terbunuh.

"Hai, aku tak mengerti apa yang terjadi," kataku mulai masuk dalam imajinasi sialanku di saat aku sedang gelisah. Berbicara pada angin.

Aku seketika tertawa terbahak seakan aku memang bahagia. Bahkan aku masih saja merasa geli walau perut dan pipiku sudah terasa kram.

"Aku geli sekali, astaga. Bagaimana aku bisa bersikap seperti ini?" aku kembali berbicara saat tawaku reda. "Aku tidak ingin sekali melihat orang yang telah menyakitiku masih berada di sekitarku. Mereka hanya bisa menyakitiku melalui tangan dan mulut mereka. Untuk apa mereka ada di sekitarku. Ya, kan?"

Aku memeluk udara di sekitarku yang berakhir dengan memeluk diriku sendiri. "Terima kasih mau menjadi pendengar untuk keluhanku yang itu-itu saja," aku terkekeh. "Maaf atas kebodohanku. Aku janji, ini terakhir kali aku seperti ini. Aku tidak ingin tambah dianggap gila karena bicara sendiri. Kau tahu, kan, kalau aku tak pernah mengingkari janjiku?"

Aku melepas pelukan pada angin, atau diriku sendiri itu, dan menghela napas dengan mata yang berkaca-kaca. Aku memejamkan mataku sesaat dan membiarkan air mataku mengalir untuk terakhir kalinya dalam meratapi takdirku. Ya, terakhir.

Aku langsung mengusap pipiku dengan semangat baru. Ya, aku bukan gadis lemah! Aku kuat!

Aku merentangkan kedua lenganku dengan sangat lebar. Membiarkan angin malam membuaiku. Seolah sedang meresapi kekuatan yang diberikan angin itu. Dengan senyum lebar, aku menutup kedua kelopakku. Membiarkan baju dan rambutku berterbangan.

Ya, Bethany bukan gadis lemah.

Tapi bagaimana jika ucapan mereka benar? Aku hanya pembawa sial dan aku yang membuat kedua orang tuaku terbunuh?

"Tidak, tidak, Beth, kau bukan pembunuh! Jangan biarkan mereka menguasai pikiranmu! Demi Tuhan!"

Aku menggeleng yakin. "Ya, jangan terpengaruh. Mereka hanya mencoba memengaruhimu, tidak mungkin kau yang lemah ini membunuh orang tuamu, Bethany. Ya, itu tidak mungkin."

Aku menghela napasku dan memejamkan mataku sambil terus merapalkan bahwa aku tak boleh terpengaruh oleh ucapan mereka.

BELONG TO HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang