Gyuwoo : Count On Me (4)

396 93 2
                                    

"Oh, Woohyun tidak bekerja hari ini." Sahut Dongwoo sambil mengelap kaca-kaca etalase dessert. Baru saja Sunggyu hendak bertanya mengapa, tapi cowok pirang dihadapnnya itu sepertinya tahu tentang apa yang mau ditanyakannya dan lebih dulu berucap, "Dia bilang sedang tak enak badan."

Sunggyu menghela napas sambil menopang dagu diatas konter, membuat Dongwoo menoleh kali ini. "Apa kau ada keperluan dengannya, Sunggyu-ssi? Mungkin aku, uh, bisa menyampaikan padanya nanti." Katanya sambil tersenyum terpaksa.

Entah mengapa ia sedikit tak suka kehadiran Sunggyu yang dengan jelas sedang mendekati sahabatnya.

Sementara itu, Sunggyu sudah disibukkan dengan pikirannya saat ini. Apa ia baik-baik saja? Apa karena aku mengajaknya jalan semalam saat cuaca sedang dingin-dinginnya, dan karena itu ia jadi sakit? Ugh, aku bodoh sekali!

Dongwoo memutar bola mata karena merasa diabaikan. Ia berdehem, "Sunggyu-ssi, ada yang bisa saya bantu lagi?" tanyanya dengan setiap penekanan kata.

"Ah ya, maaf." Sunggyu akhirnya menyingkir dari konter setelah memberikan tatapan minta maaf sekaligus terima kasih ke Dongwoo.

Setelahnya, Sunggyu buru-buru keluar cafe dan masuk ke mobilnya. Untungnya jalan menuju ke rumah Woohyun masih terekam jelas di otaknya.

"Tunggu..." gumam Sunggyu sambil memegang kemudi. "Aku harus bawa apa kesana?"

Akhirnya Sunggyu mematikan lagi mesin mobilnya yang sudah nyala untuk keluar, kembali memasuki cafe. Ia segera saja berjalan lurus ke arah Dongwoo yang kini sedang sibuk melayani pelanggan di kasir.

Tanpa basa-basi, Sunggyu tersenyum saat melihatnya dan bertanya, "Dongwoo-ssi," ia mengetahui namanya dari nametag seragam yang dikenakan Dongwoo. "Apa kau tahu sesuatu yang disukai Woohyun? Aku ingin menjenguk ke rumahnya."

***

Kedua mata Woohyun seketika melebar dua kali lebih besar dari biasanya saat membuka pintu depan rumahnya dan mendapati manusia hamster tengah tersenyum lebar padanya sambil menyodorkan seplastik kue canele dan muffin.

Ia mengelus belakang lehernya ragu, "Em, Sunggyu hyung?"

"Annyeong, Woohyun-ah." Sunggyu tersenyum lagi, membuat kedua mata sipitnya jadi terlihat segaris. "Kudengar dari Dongwoo-ssi, katanya kau sedang tak enak badan. Jadi aku.. uh... ingin tahu saja, kau.. baik-baik saja atau bagaimana." Tiba-tiba ia merasa gugup ketika Woohyun menatapnya tepat di mata.

Sunggyu buru-buru kembali menyodorkan bawaannya, "Maaf, aku tak tahu kau suka apa, kuharap kau suka canele dan muffin."

Tentu saja ia bohong. Dengan jelas-jelasnya tadi ia bertanya pada Dongwoo tentang apa yang mungkin disukai Woohyun. Dan sebagai sahabat karib yang sudah kenal dan menjadi partner cukup lama, tentu saja Dongwoo tahu jika Woohyun takkan bisa menolak makanan manis seperti canele, waffle, muffin, cupcake, dan sejenisnya.

Dari semuanya, Dongwoo bilang, kue canele adalah favorit Woohyun, terutama yang dijual di cafe tempat mereka bekerja itu.

Mendengar canele disebutkan, membuat Woohyun refleks tersenyum lebar dan menerimanya dari Sunggyu dengan senang hati. "Woah, gomawo, hyung!" ia kemudian membuka pintunya lebih lebar. "Mau mampir?"

Yes! Ini berhasil! Terima kasih, kue canele-hm, maksudku terima kasih Dongwoo-ssi! Sorak Sunggyu dalam hati selagi melangkah kedalam melewati Woohyun.

Setelah didalam, Sunggyu mengobservasi ruang tamu itu. Jika dibandingkan rumahnya, tempat ini jauh lebih rapi dan nyaman meskipun tidak begitu besar.

INFINITE Short Stories CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang