P.s : Myung is older than hyun here, fyi :)
***
Myungsoo benci kehidupannya. Ia selalu berusaha mencari celah untuk mengakhirinya. Mulai dari meneguk obat keras dalam jumlah besar, melukai tubuhnya sendiri, dan yang terakhir-yang membuatnya harus dirawat di rumah sakit hingga sekarang-menerjunkan dirinya ke arah aliran Sungai Han yang mengalir deras.
Ia benci bagaimana hidupnya terus berlanjut hingga sekarang meskipun ia sudah berulang kali menantang maut untuk segera merenggut nyawanya.
Pagi ini, setelah sarapan, ada seorang pasien-yang tak Myungsoo kenal-tiba-tiba masuk ke kamarnya dengan pakaian khas rumah sakit yang dibalut dengan hooodie dan sebuah baseball cap yang tergantung diatas kepala orang itu. Ia terlihat panik dan berusaha bersembunyi dibalik pintu ruang rawat Myungsoo sambil menunduk.
"Hei, jangan katakan aku ada disini, ya." Suara itu terdengar begitu saja di telinga Myungsoo yang hanya bisa diam memperhatikan.
Belum sempat Myungsoo bertanya, pintu itu terdorong lebih dalam di ruangan tersebut, membuat orang yang tadi bersembunyi jadi tertutup pintu dan menyembunyikannya dengan sempurna, bersamaan dengan datangnya beberapa suster dan seorang dokter berpakaian serba hijau. Pakaian yang biasa digunakan saat keadaan tertentu.
Setau Myungsoo, itu jenis pakaian staff rumah sakit yang digunakan saat berurusan di ICU atau ruang operasi.
"Hm, maaf mengganggu," Dokter itu membungkuk sedikit dan bicara sopan. "Apa anda baru saja melihat atau kebetulan melihat seseorang kemari? Namanya Nam Woohyun, 17 tahun, dia berambut hitam."
Myungsoo menaikkan satu alisnya. Rambut hitam? Jelas-jelas yang barusan bersembunyi di balik pintunya adalah seorang remaja yang terlihat lebih muda darinya dengan rambut hitam.
Jadi bagaimana? Ia harus bilang saja tentang keberadaan orang itu disini, atau beralasan tidak tahu?
Tapi setelah berpikir sejenak-dan setelah Dokter itu berdehem menunggu-akhirnya Myungsoo menjawab.
"Maaf, Dok. Saya tak melihat siapapun masuk kemari sebelum anda." Jawab Myungsoo. "Sekarang bisakah kalian pergi?" tanyanya dingin.
Walaupun terlihat jelas di wajah Dokter itu ketidaksukaannya pada Myungsoo, ia tetap mengangguk dan mengarahkan tiga suster di belakangnya untuk keluar ruangan. "Maaf sudah mengganggu."
Ceklek. Pintu itu ditutup dari luar.
"Kau bisa buka matamu sekarang," Myungsoo terkekeh melihat seorang dibalik pintu itu masih menundukkan kepalanya dengan mata terpejam. "mereka sudah pergi."
"Sungguh?" orang itu mengangkat kepalanya sambil tersenyum kala menyadari kebenaran ucapan Myungsoo.
Myungsoo tertegun di ranjangnya. Kini ia dapat melihat dengan jelas sosok dibalik baseball cap itu. Seorang namja dengan senyum cerah, wajah pucat-sangat pucat sebenarnya-, hidung mancung sempurna, bibir berwarna plump, dan rambut hitam yang menutupi bagian dahinya. Tampan, tapi sekaligus manis.
Sangat adorable, adalah kesan pertama Myungsoo untuknya.
"Terima kasih sudah menolongku, hm..." ia mengamati papan nama pasien di ujung ranjang Myungsoo. "...Kim Myungsoo-ssi. Ah ya, namaku Woohyun. Nam Woohyun."
"Sama-sama, Woohyun." Myungsoo berpikir, sepertinya senyum seorang bernama Woohyun itu menular. Buktinya ia tanpa sebab ikut tersenyum. "Apa yang tadi itu Doktermu? Kenapa kabur dari mereka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITE Short Stories Collection
Fiksi PenggemarKumpulan Short Story tentang ot7 INFINITE (means, no OC, kecuali lagi butuh banget. Tapi, kemunculan artis lain/keluarga mereka mungkin bakal ada). So, the contains is (kalian bisa REQUEST! '-') : - Woosoo - Myunghyun/Lhyun - Gyuwoo - Woogyu - Wooya...