"Maaf, pasien bernama Nam Woohyun, dimana ruang rawatnya?" tanya Myungsoo pada resepsionis di lobby utama rumah sakit.
Ia tadinya mau pulang, tapi memilih untuk menemui Woohyun dulu untuk sekedar bertukar nomor telepon, ID SNS, atau alamat rumah. Myungsoo ingin agar ia bisa selalu menjangkau Woohyun dimana saja, meskipun mereka sudah tak bisa bertemu di rumah sakit lagi.
"Akan saya periksa. Harap tunggu sebentar." Kata resepsionis muda itu dibalik mejanya yang dihiasi komputer berderet. Ia mengetikkan sesuatu dan mengecek komputernya sebelum menjawab semenit kemudian, "Pasien atas nama Nam Woohyun, di ruangan VIP-2-2, di lantai 3."
"Ruang VIP-2-2, di lantai 3." Myungsoo mengulang jawaban itu agar dapat mengingatnya. Kemudian ia tersenyum tipis, "Terima kasih." Ucapnya sebelum pergi ke lantai yang dimaksud.
Lantai 3 ya? Ruangan ia dirawat sebelumnya ada di lantai 6. Jadi, setiap hari Woohyun naik tiga lantai untuk mengunjunginya?
Kini Myungsoo jadi merasa sangat bersalah. Ia tahu, Woohyun pernah bercerita kalau ia tak suka ruangan sempit, jadi ia lebih memilih kemana-mana naik turun tangga daripada harus naik lift. Dengan kondisi tubuh yang lemah begitu, bagaimana mungkin Woohyun naik-turun tangga empat lantai setiap hari?
Dengan tidak sabar, Myungsoo mengetuk-ngetukkan sepatu conversenya di lantai selagi menunggu pintu lift terbuka. Saat akhirnya pintu lift itu bergerak, langsung saja Myungsoo mengambil langkah besar ke dalam dan segera memencet tombol bertuliskan angka 3.
Ting.
Tak pernu menunggu begitu lama hingga pintu lift terbuka dan menunjukkan koridor sepanjang lantai tiga.
Myungsoo keluar lift dan menajamkan matanya untuk menyusuri setiap nama atau nomor ruangan yang ia lewati. Di lantai ini sepertinya hanya ada satu deret ruangan VIP. Di tempatnya sekarang, Myungsoo membaca satu-persatu nomor ruang VIP itu dengan cepat.
"VIP-1-4, VIP-1-5, VIP-2-1..." Myungsoo tersenyum saat melihat banner nama ruangan di pintu ruangan selanjutnya. "That's it, VIP-2-2."
Saat baru akan mengetuknya, pintu itu seketika terbuka, menampilkan seorang pria muda yang keluar dari dalam. Ia sedikit terkejut saat mendapati Myungsoo di depan ruangan itu.
"Hm, ada yang bisa kubantu?" Myungsoo dapat mendengar suara bass orang itu.
Tapi, ada satu hal yang menarik perhatian Myungsoo. Wajah orang dihadapannya ini familiar dengan wajah seseorang, Woohyun tepatnya. Hanya saja, dengan garis rahang yang lebih tegas.
Jika menurut Myungsoo, Woohyun lebih terkesan manis, sedangkan orang itu lebih terlihat manly, meskipun keduanya sama-sama tampan.
"Chogiyo..." pria itu kembali berucap, membuat Myungsoo tersadar dari lamunan singkatnya tentang Woohyun.
"Ah, ya, maaf," Myungsoo tersenyum canggung. "Apa benar ini ruang rawat Nam Woohyun?"
"Ya, benar. Apa kau temannya?"
"Ne, Kim Myungsoo imnida." Myungsoo menunduk hormat saat memperkenalkan dirinya.
Ia sebenarnya bukan tipe orang yang suka sopan santun dan beramah-tamah ke orang lain, apalagi yang tak dikenalnya. Tapi beberapa hari lalu, sesaat setelah dokter yang memeriksa keaadaan tulang-tulangnya keluar ruangan, Woohyun menegurnya dengan ekspresi lucu yang tak dapat membuat Myungsoo mengelak selain menatapnya.
"Kau cuek sekali dengan orang-orang, Myung hyung." Kata Woohyun saat itu. "Harusnya kau berterima kasih pada mereka. Setiap orang yang ada di sekitarmu dan membantumu pantas mendapat ucapan terima kasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITE Short Stories Collection
FanfictionKumpulan Short Story tentang ot7 INFINITE (means, no OC, kecuali lagi butuh banget. Tapi, kemunculan artis lain/keluarga mereka mungkin bakal ada). So, the contains is (kalian bisa REQUEST! '-') : - Woosoo - Myunghyun/Lhyun - Gyuwoo - Woogyu - Wooya...