"Iya, hyung, aku sudah makan." Suara itu terdengar dari luar ruangan saat pria itu tersadar. "Tentu, dan kau juga jangan bekerja terlalu keras. Ne, selamat malam juga, Boohyun hyung."
Setelah itu pintu terbuka, dan meskipun masih sedikit pusing, ia dapat melihat seorang pemuda yang membelalakkan matanya saat melihatnya telah terbangun, anak itu segera berlari ke sisi ranjang tempatnya berbaring dan dengan cepat bertanya, "Ahjussi, gwenchanayo?"
"Iya..." Ia mengerjap beberapa kali untuk memfokuskan pandangannya. "Ini... dimana?"
"Minum dulu, Ahjussi." Pemuda itu meraih gelas berisi air putih dan membantunya minum. "Jika kau lelah jangan bicara dulu." Ia tersenyum, memancarkan aura polos dan tulus yang entah bagaimana dapat dilihat dengan mudah. "Kau ada di rumahku. Maafkan aku karena membawamu kemari, Ahjussi. Tapi tadi kau bilang tak ingin ke Rumah Sakit, dan aku juga tak tahu dimana kau tinggal. Jadi..."
"Apa tadi aku pingsan?" tanya pria itu dengan mimik lelah. "Yaampun, kurasa aku sudah semakin menua. Maaf aku merepotkanmu..."
"Woohyun." Remaja bersurai gelap itu kembali tersenyum sambil menyebutkan namanya. "Namaku Nam Woohyun."
"Ah ya, Woohyun," pria itu tanpa sadar ikut tersenyum melihat cara Woohyun memperkenalkan dirinya dengan wajah menggemaskan. "Maaf aku merepotkanmu. Aku sangat berterima kasih-" ia menghentikan ucapannya dengan tiba-tiba karena teringat sesuatu. "Tunggu, kau bilang namamu Nam Woohyun?"
"Ahjussi?" Woohyun menatapnya bingung saat pria itu berusaha bangun dari kasur, namun gagal karena kepalanya masih berdenyut. "Kau harus beristirahat lebih lama. Jangan bergerak dulu." Ia dengan cemas langsung membantunya untuk berbaring lagi di kasur sebelum menarik kembali selimutnya.
Dia anak yang baik.
***
Beberapa hari setelah itu, Woohyun menemukan dirinya berdiri didepan gerbang tinggi rumah mewah.
Tn.Kim yang menyuruh Woohyun untuk berkunjung ke rumahnya. Ngomong-ngomong, beberapa hari ini mereka semakin akrab, sejak Woohyun menolongnya.
Sejak hari itu, mereka bercerita banyak hal sebelum Tn.Kim dijemput oleh supirnya. Pria itu bercerita jika ia jadi sering terserang penyakit tiba-tiba belakangan ini. "Mungkin aku sudah cukup tua." candanya saat itu.
Ia juga bercerita jika ia memiliki dua anak laki-laki. Yang kedua masih sekolah, itulah sebabnya ia meminta anak pertamanya untuk mempelajari bisnis agar ia dapat segera mempercayakan perusahaannya pada anak sulungnya tersebut.
Sementara itu, Woohyun juga menceritakan tentang dirinya dan keluarganya. Ia juga tak ragu menceritakan mengenai penyakit yang sudah ia derita sejak masih kecil dan membuatnya heran mengapa ia masih bisa hidup hingga sekarang. "Kurasa itu karena keluarga dan teman-temanku." kata Woohyun dengan senyuman. "Aku ingin terus melihat mereka selama yang aku bisa."
Dan malam itu juga, Tn.Kim mengenal Boohyun saat ia baru pulang kerja. Woohyun menceritakn apa yang terjadi dan Boohyun langsung mengerti. Ia menawarkan pria itu untuk menginap, namun ia bilang supirnya akan datang tak lama lagi. Jadi sepanjang malam, yang mereka bertiga lakukan adalah mengobrol. Tentang banyak hal.
Tn.Kim juga kerap memanggil Woohyun dan Boohyun dengan sebutan 'Adeul'. Dan ia pun mengijinkan mereka untuk memanggilnya Appa.
Meskipun belum ada dua minggu saling kenal, tetapi Tn.Kim sudah terasa seperti sosok Ayah baginya dan Boohyun.
Woohyun kini menatap note di layar ponselnya sekali lagi sebelum kembali menghadap ke rumah besar itu. "Apa benar ini rumahnya Appa?" tanyanya pada diri sendiri seraya berjalan mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITE Short Stories Collection
FanfictionKumpulan Short Story tentang ot7 INFINITE (means, no OC, kecuali lagi butuh banget. Tapi, kemunculan artis lain/keluarga mereka mungkin bakal ada). So, the contains is (kalian bisa REQUEST! '-') : - Woosoo - Myunghyun/Lhyun - Gyuwoo - Woogyu - Wooya...