part 10

7.6K 412 2
                                    

Hari ini, Eta benar-benar tersiksa di sekolah. Sudah dari tiga hari yang lalu ia dan Ela resmi bertukar posisi selama satu minggu. Meskipun orang-orang yang berada di rumah masih mengenalinya dengan baik, mana Eta dan mana Ela.

Menjadi orang yang berpenampilan rapih, sopan, rajin, dan berhenti membuat onar adalah kelemahanya. Tapi, bukan berarti ia tak bisa. Namun, jika ia menerapkanya sama saja dengan menyiksa dirinya sendiri.

Eta langsung mendudukan pantatnya di bangku Ela. Ia menenggelamkan kepalanya di atas lipatan tangan, mencoba untuk tidur walaupun hanya sekejap.

Perlahan kesadaranya mulai menguap sampai seseorang menggebrak mejanya keras membuatnya kaget dengan kepala langsung mendongak syok.

Ia memperhatikan wajah yang tengah nyengir lebar di depannya.

"Apaan sih na? Ganggu aja lo. Lo bikin gue jantungan tau gak?" ujar Eta mendelik. Nana duduk di kursi yang berada di depan Eta.

"Pagi-pagi udah mau tidur lagi aja. Takutnya lo gak bangun sampai pelajaran pak Ridwan, jadi gue bangunin aja. Gue kan tau kalo lo tuh kebo." ucap Nana sambil nyengir tak berdosa.

"Heuh. Gue ngantuk na." ucap Eta dengan tatapan mata lelah.

"Tapi jangan tidur juga kali ta."

"Gue lelah na."

"Makanya diem jangan lari-larian mulu."

Eta mengernyit bingung.

"Maksud lo lari-larian apa?"

"Lo pantes cape kan, lo sih lari-larian mulu dipikiran gue."

"Modus lo." Eta menjitak kepala Nana keras.

"Awww.... Sakit elah ta. Pagi-pagi lo udah sadis aja."

"Lo sih nyebelin."

"Apa? Gue ngomong fakta kok. Gue kan sayang elo."

"Lepasin tangan lo dari pipi gue." Eta menepis kasar lengan Nana yang mencubitnya sembarangan.

"Hehe.... Btw ta, lo kenapa bisa tukeran posisi sama Ela kayak gini?"

"Ya allah na. Lo gak bosen apa nanyain itu mulu tiap pagi?"

"Nanyain apa? Gue belum pernah nayain itu ke elo."

"Nah kemaren lo nanya, kemarenya lagi lo nanya juga."

"Apa sih ta? Enggak gue gak nanya."

"Nih gue jelasin ke elo. Ela tuh pengen kenal lebih jauh sama Axsa."

"Axsa si anak baru?"

"Ya..."

"Lah kenapa?"

"Mana gue tau. Tanyain aja langsung sama orangnya sonoh."

"Iya yah. Entar ah ke kelas tetangga sambil nengok kesayangan gue."

"Mana mau Vi sama kucing garong kayak lo."

"Pasti mau lah."

"Gak bakalan."

"Mau."

"Enggak."

"Mau."

"Enggak Na."

"Mau ta."

Mereka saling beradu tatapan sengit. Hingga akhirnya Eta memutuskan tatapanya.

"Udahlah. Gak guna debat sama lo."

Eta kembali menundukan kepalanya, menyimpanya di atas lipatan tanganya. Sedangkan Nana membenarkan posisinya menghadap ke depan. Dengkuran halus mulai terdengar sangat pelan. Nana tahu kalau Eta tengah tertidur sekarang. Ia menyimpan buku paket di depan kepala Eta menghindari kesadaran guru yang mengajar hari ini.

Forever Alone (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang