"Kak Eta!" panggil seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun pada kakaknya.
"Iya Za." gadis berusia delapan tahun itu menjawab.
"Kak, Eza pengen es krim." rengek anak laki-laki itu ketika melihat penjual es cream tak jauh dari tempatnya.
"Eza kata mama, Eza gak boleh makan makanan dingin dulu. Eza kan lagi sakit." ucap gadis itu sambil terus mendorong kursi roda yang diduduki adiknya.
"Tapi Eza pengen es krim kak." rengek Eza.
"Tapi nanti mama marah za."
"Yaudah jangan bilang-bilang sama mama."
"Ezaa.."
"Kak sekali ini aja." Eza memohon penuh harap.
"Yaudah kamu tunggu di sini dulu ya."
"Iya kak." Eza mengangguk antusias.
Sedangkan Eta berjalan menuju penjual es cream untuk membelikan es cream cokelat kesukaan Eza adiknya.
Eta tak sadar jika ia meninggalkan adiknya di jalan yang sedikit menanjak.
Eza tak dapat diam ketika kakaknya tengah berjalan menghampirinya dari kejauhan. Tanpa sadar Eza mengangkat tubuhnya lalu kembali terduduk karena kakinya yang lemah tak dapat menopang tubuhnya.
Kursi roda tersebut terdorong ke belakang tanpa dapat dihentikan. Dari arah yang berlawanan pula, sebuah mobil sedan melaju kencang.
Eta menjatuhkan dua buah es cream cokelat yang dibawanya.
Bruukk!!
"EZA!"
Eta terbangun akibat mimpi yang didapatnya. Peluh membanjiri seluruh tubuhnya. Hatinya berdegup kencang tak karuan. Napasnya memburu mengisi keheningan.
Peristiwa itu lagi. Kenangan yang selama ini mati-matian untuk ia lupakan. Kini kembali menghantuinya. Menekan seluruh luka yang tak pernah tertutup sempurna. Menyebarkan perih ke seluruh jiwa dan raganya.
Perlahan air matanya menetes membasahi pipi, menyebar dan jatuh ke atas selimutnya.
"Za! Maafin gue." ucapnya lirih selirih angin yang berhembus.
Setelah sadar penyesalan dan kata maaf itu tak dapat mengembalikan lagi apa yang telah lalu, Eta segera menghapus air matanya lalu beranjak pergi ke kamar mandi.
Pagi ini, ia bersiap-siap untuk bersekolah. Dilihatnya jam yang menempel di dinding masih menunjukan jam setengah enam. Eta memilih untuk turun ke dapur.
Jam segini mamanya belum bangun tidur, apalagi papanya. Ela? Dia akan bangun jika mencium bau harum makanan atau jika dibangunkan oleh Eta dengan cara sadis.
Di sana, Eta mulai mengupas bawang lalu menggorengnya. Menambahkan beberapa telur dan nasi. Menambahkan beberapa rempah-rempah yang menjadi penyedap rasa. Hari ini ia berniat membuat nasi goreng untuk semuanya. Kebetulan pula mamanya sudah kembali dari rumah sakit sejak kemarin.
Setelah matang, ia mengangkatnya dan memindahkan nasi dari wajan ke atas empat piring sama rata.
Lalu ia menyimpanya di atas meja makan beserta air minumnya.
Diperkirakan Ela akan datang setelah mencium bau harum dari masakan Eta.
"Eh.. Ta lo masak apaan? Sumpah wangi banget. Pasti enak nih." tanya Ela yang masih mengenakan piyama dengan rambut acak-acakan lalu menarik kursi dan duduk di hadapan piring berisi nasi goreng buatan kembarannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Alone (Sudah Terbit)
Teen Fiction"Kalo seandainya gue pergi ninggalin lo dan dunia ini, apa yang akan lo lakuin?" "Gue gak bakalan lakuin apapun. Jika itu takdir Tuhan gue gak bakalan bisa mencegahnya. Sekalipun gue janji buat bahagiain lo." "Hmmm..." "Hahaha.... Ternyata hidup ses...