part 9

7.6K 397 9
                                    

"Ta kenapa mata lo merah gitu?" tanya Vi ketika Eta memasuki kelasnya pagi ini.

Axsa tak ikut bersamanya ke kelas karena ia harus mengembalikan buku yang ia pinjam ke perpustakaan.

"Kelilipan bus tadi." jawab Eta ngasal.

"Mana ada bus masuk mata. Jawab tuh yang bener." Vi mendengus kesal.

"Bete gue nyeritainnya juga." ucap Eta lalu duduk di kursinya. Vi mengikutinya, duduk di kursi yang berada di depan Eta.

"Soal keluarga lo lagi?"

"He'em."

"Emang kenapa lagi?"

"Banyak tanya deh." Eta terlihat kesal.

"Oh ayolah ta, gue pengen tahu. Entar kalo ada solusinya gue kasih tahu elo." Vi mencoba merayu Eta.

"Vi! Napa sih lo pengen tahu banget masalah gue?"

"Kita kan sahabatan. Cerita ya ta." Vi mengeluarkan jurus andalanya.

"Iya-iya."

"Asiiikk." pekiknya girang.

"Tadi pagi mama gue..."

"Wih udah ngumpul aja. Ngomongin apaan nih? Kok gue gak diajak." Nana tiba-tiba muncul memotong kalimat Eta.

Vi mendengus sebal karena apa yang ingin ia ketahui dipotong begitu saja oleh Nana.

"Tumben lo ke kelas gue. Biasanya juga kagak." Eta mencibir.

"Kangen sama Vi." Nana merangkul Vi sedangkan yang dirangkulnya mendelik marah.

"Lepasin tangan lo dari bahu gue." ujar Vi.

"Enggak akan." Nana tersenyum menyebalkan dan menambah daya rangkulanya.

"Nana!" panggil Vi tajam.

"Apa Vi sayang?"

"Ih. Najis. Pergi lo dari hadapan gue!" Vi melepas paksa tangan kokoh yang melingkar di bahunya.

"Enggak akan."

"Lo pengen dapat bogeman mentah dari gue huh?!" Vi benar-benar kesal, emosinya melunjak tak tertahankan.

Eta yang melihat hal itu hanya menatap datar tanpa minat.

"Emang berani?" Nana tersenyum  meremehkan.

Bughhh...

Tonjokan telak melesat cepat ke pipi kanannya. Tenaga yang dikeluarkan Vi sangat kuat membuat Nana melepas rangkulannya dengan ringisan perih. Bahkan retakan giginya tetelan bersama ludahnya.

"Gila. Sakit nih Vi." ucap Nana sambil mengusap pipinya yang memerah.

"Siapa suruh rangkul gue sembarangan?" Vi berdiri berkacak pinggang. Lalu berpindah tempat ke samping Eta dan duduk di tempat Axsa biasanya bersemedi.

"Bocah!" Eta mencibir.

"Lanjutin Ta ceritanya!" Vi kembali menagih jawaban Eta.

"Cerita apaan emang?"  Eta yang sudah membuka mulutnya kembali mengatupkannya rapat karena Nana kembali memotongnya.

"Dengerin aja." Vi menyahut kesal.

"Ta.." ucap Eta kembali terpotong.

"Palingan soal drama korea lagi."

Vi yang dari tadi penasaran atas jawaban Eta, harus menelan emosi yang kian bertambah besar. Kalau dalam film Inside out, digambarkan oleh si marah, jika sedang emosi kepalanya mengeluarkan api menyala.

Forever Alone (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang