Hari ini Eta telah selesai melaksanakan kemoterapi pertamanya. Di lorong rumah sakit, Eta berjalan berdampingan bersama dokter Sandi.
"Dok!" panggil Eta setelah beberapa menit keheningan mereka lalui.
"Ya."
"Kapan kemo lagi?"
"Satu minggu dari sekarang kamu kesini lagi."
"Oh. Btw bagaimana keadaan gin..."
"Kak Sandi!!" lengkingan tinggi seorang gadis kecil menggema di lorong rumah sakit memotong pembicaraan Eta.
Eta dan Sandi menghentikan langkahnya lalu secara bersamaan menoleh ke belakang.
Seorang gadis kecil berumur lima tahun dengan rambut pirang tipisnya tengah berlari ke arah Sandi dan Eta berdiri. Sandi mengukir senyum ramah ketika gadis itu mendekat.
"Eitss... Apa kata kakak?" Sandi berjongkok menyejajarkan tingginya dengan tinggi gadis kecil itu.
"Milly jangan lari-larian."jawab gadis itu dengan suara cempreng lucunya.
"Nah itu tadi apa?"
"Iya maaf. Habisnya Milly kangen sama kakak. Udah lama enggak ketemu."
"Kangen?" Gadis kecil bernama Milly itu menganggukan kepalanya.
"Kok gak di cium sih pipi kak Sandinya."
"Kak Sandi genit ih."
"Tadi katanya kangen."
"Hehe. Iya deh."
Gadis itu mencium pipi kanan Sandi. Lantas membuat senyuman hangat di wajahnya.
"Nah gitu dong."
"Kak!"
"Hem?!"
"Kakak itu siapa? Pacar kakak yah?"
"Ih apaan sih adek, mana mau kakak pacaran sama dokter yang udah tua." ucap Eta lantas mengikuti Sandi berjongkok.
"Tua kak? Kak Sandi masih muda kok. Dia tampan."
"Kamu bisa aja Milly. Kenalin ini kak Eta. Pasien kakak bukan pacar kakak."
"Oh iyaiya. Kenalin kak Eta, namaku Milly."
"Milly suka cokelat?" tanya Eta.
"Suka banget kak." Milly mengangguk antusias.
"Kakak punya cokelat satu. Mau?"
"Kata mama jangan mau dikasih barang sama orang yang tak dikenal."
"Kan tadi udah kenalan."
"Oh iya Milly lupa. Yaudah mau deh."
"Inih." Eta mengeluarkan cokelat berbentuk batang dari dalam saku sweter berwarna biru dongkernya lalu menyodorkannya ke depan Milly.
"Eitss... Milly gak boleh makan cokelat banyak-banyak nanti gigi Milly ompong." Sandi langsung mengambil alih cokelat yang ada di tangan Eta sebelum tangan kecil Milly meraihnya.
"Ih kak. Enggak banyak kok itukan cuman satu. Balikin kak Milly mau cokelat." ucap Milly sambil cemberut.
"Tapi janji yah udah makan yang ini gak boleh minta cokelat baru ke mamah lagi."
"Iya. Milly janji." ucapnya mantap.
"Yaudah inih." Sandi memberikan cokelat itu pada Milly.
"Yeayyy.." teriak riang dari gadis itu diikuti dengan lompatan-lompatan kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Alone (Sudah Terbit)
Fiksi Remaja"Kalo seandainya gue pergi ninggalin lo dan dunia ini, apa yang akan lo lakuin?" "Gue gak bakalan lakuin apapun. Jika itu takdir Tuhan gue gak bakalan bisa mencegahnya. Sekalipun gue janji buat bahagiain lo." "Hmmm..." "Hahaha.... Ternyata hidup ses...