Di dalam ruangan berwarna putih bercampur bau obat, seorang gadis tengah berbaring lemah dengan mata tertutup. Di sampinya dokter muda yang pernah merawatnya dulu tengah memeriksanya bersama seorang suster yang tengah membereskan peralatan dan air sisa pembersihan darah.
Mata gadis itu mulai membuka perlahan. Ia menerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya.
"Dokter Sandi!" sapanya.
"Hai Eta!" sapa balik dokter Sandi.
"Kenapa aku bisa disini?" tanyanya bingung.
"Mungkin kamu kangen sama saya jadinya kesini." jawab dokter Sandi sambil terkekeh.
"Percaya diri banget ya dokter." Eta mencibir, sedangkan Sandi terkekeh menanggapinya.
"Tadi teman kamu yang bawa kamu kesini." ucap dokter Sandi.
"Oh." Eta menganggukan kepalanya mengeti.
"Eta!" panggil dokter Sandi setelah keheningan melanda mereka sejenak.
Eta menoleh, menatap lurus pria yang mengenakan pakaian dokter di depanya.
"Ada yang mau saya bicarakan sama kamu."
****
Di luar ruangan Nana tengah duduk di kursi tunggu dengan perasaan khawatir.
Ia merogoh saku celananya dan mengeluarkan benda berbentuk pipih berwarna hitam. Ia menyalakan datanya lalu masuk ke salah satu aplikasi chat. Ia berniat menghubungi sahabat-sahabatnya.
NanaRffn : woyy! Pada dimna?
DRyanAlx : rooftop barng si kutu buldog
DebiPra : vangke💩 lo yan
ElAz : kantin
V : kantin(2)
NanaRffn : gue dirumah sakit.
DebiPra : ngapain lo dirumah sakit? Lagi cek kandungan bu:v
NanaRffn : Eta sakit woy. Tadi dia pingsan di sekolah. Langsung gue bawa ke sini.
ElAz : Otw
V : Otw(2)
DRyanAlx : Otw(4)
DebiPra : Otw(5)
Nana menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku celananya. Tak lama kemudian dokter Sandi bersama seorang suster keluar dari dalam ruangan. Nana sontak berdiri.
"Gimana dok?" tanya Nana cepat.
"Pasien sudah siuman sekarang." jawab dokter Sandi membuat hati Nana sedikit lega.
"Syukurlah."
"Sebaiknya jangan terlalu ribut di dalam karena pasien masih butuh banyak istirahat." jelas dokter Sandi.
"Baik dok." jawab Nana yang langsung masuk ke dalam ruangan meninggalkan dokter Sandi yang menggeleng-gelengkan kepalanya lalu pergi dari sana.
"Ta lo gak papa?" tanya Nana yang langsung menghampiri brangkar Eta.
Eta mengubah posisinya menjadi duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Alone (Sudah Terbit)
Teen Fiction"Kalo seandainya gue pergi ninggalin lo dan dunia ini, apa yang akan lo lakuin?" "Gue gak bakalan lakuin apapun. Jika itu takdir Tuhan gue gak bakalan bisa mencegahnya. Sekalipun gue janji buat bahagiain lo." "Hmmm..." "Hahaha.... Ternyata hidup ses...