part 13

7.6K 414 7
                                    

"Oke anak-anak kita akhiri pelajaran hari ini." Bu Siska membereskan buku-bukunya.

"Iya bu." jawab seluruh murid kelas sebelas IPA 2.

Bu Siska selaku guru bahasa inggris akhirnya pergi meninggalkan kelas, membuat para siswa mulai berjamaah ke luar kelas.

"Ta lo mau langsung ganti baju?" tanya Vi.

"Yok lah."

Pelajaran kedua. Pelajaran pak Bangbang tapi sering diplsetin jadi pak bengbeng. Pak bengbeng ini seorang guru olahraga yang doyannya nyusahin anak muridnya. Gimana enggak nyusahin coba orang tiap olahraga nyuruh mulu. Itu salah satu kesenangan seorang guru. Mau apa-apa tinggal nyuruh murid. Sampe soal yang udah tahu jawabanya aja malah dikasih ke para murid buat diisi.

"Ayo anak-anak rentangkan tangan kalian. Kasih jarak masing-masing."

Semua murid melaksanakan perintah pak Bangbang ketika mereka telah berkumpul bersama di lapangan.

"Sekarang pemanasan!"

Lagi-lagi para murid menuruti apa yang diperintahkan oleh pak Bangbang.

"Hari ini kita adakan tes atletik dengan mengelilingi lapangan selama dua belas menit."

"Yaaahhh..."desahan panjang keluar dari mulut para siswi perempuan yang hobinya dandan.

"Pak boro-boro dua belas menit baru lima menit aja udah ngos-ngosan." ucap Meka si cewek paling gempal di kelas.

"Makanya kecilin tuh badan." ujar Riko si ketua kelas.

"Apaan sih. Orang badan gue udah langsing kok."

"Iya Avril Lavigne aja kalah. Kalah gedenya masudnya." celetuk Eta menimpali.

"Wooooo...." sorak seluruh murid.

"Sutt... Diam! Jangan banyak bicara lagi! Kita mulai dengan lima orang pertama. Sesuai absen yah."

"Ya pak."

Semuanya mengikuti arahan. Mereka berlari dua belas menit tanpa henti. Karena jika ada yang berhenti maka akan didiskualivikasi dan harus mengulangi larinya dari awal.

Kini giliran Eta dengan keempat temanya. Peluit berbunyi nyaring menandakan para siswa harus sudah mulai berlari.

Awalnya Eta berlari pelan guna memanaskan tubuhnya. Eta mulai mempercepat larinya tanpa ia perdulikan rasa sakit di kepalanya yang mulai mencuat. Detik terakhir, Eta merasakan serangan hebat di area kepalanya.

Keringat mengaliri wajahnya. Letih dan lelah terasa bersamaan. Rasanya ia sudah tidak kuat untuk berlari tapi ia harus bisa menyelesaikan tes ini.

"Gue harus bisa. Eta harus bisa." gumamnya menyemangati.

Ia mempercepat larinya hingga suara dari peluit pak Bangbang kembali berbunyi nyaring. Eta menjadi salah satu wanita yang lulus dalam tes lari ini.

Eta tak lagi berlari, ia berjalan sempoyongan dengan tangan memegang kepalanya yang terasa dipukul keras. Perlahan cairan hangat mulai terasa merembes dari hidungnya. Pandanganya berkunang dan akhirnya...

Brukkk...

Eta pingsan tak sadarkan diri.

"Eta!" teriak Vi.

Semua yang ada di sana terdiam. Baru kali ini mereka melihat Eta seperti itu. Eta yang mereka kenal adalah gadis hebat yang tangguh dan jahil. Bukan gadis lemah yang pingsan setelah lari dua belas menit.

Axsa menjadi salah satu orang yang syok melihat apa yang terjadi. Ia segera berlari menghampiri Eta.

"Ta! Lo bangun ta!" Axsa menggoyangkan tubuh Eta yang lemah.

Forever Alone (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang