MOS

267 11 0
                                    

"Bangun dik sudah jam enam lebih sepuluh menit ini, kamu belum mandi lho, hari ini kan hari pertamamu masuk sekolah, nanti kalau telat gimana?" teriak mama dari luar kamar.
"Iya ma, ini udah bangun kok."

Sepuluh menit telah berlalu tapi tetap saja aku tidak keluar dari kamar.

"Kak, katanya hari ini kamu ada kegiatan MOS, kok jam segini belum bangun?" ucap mama sambil membelai rambutku.
"Memangnya ini jam berapa ma?"
"Sekarang sudah jam setengah tujuh, dan kamu belum mandi, belum sarapan dan belum mempersiapkan apa yang harus kamu bawa" ucap mama
Mendengar ucapan mama aku langsung bangun dan bergegas menuju ke kamar mandi.

Ruang Makan
"Pa, April berangkat sama siapa ?" tanyaku pada papa.
"Kamu nanti diantar sama Kak Varel" ucap papa.
"Iya deh pa, tapi kak Varel masih lama engga mandinya? April keburu telat"
"Adik bawel, kakak udah selesai ayo buruan berangkat, kakak juga ada kelas pagi ini" ucap Kak Varel.
Kak Varel kemudian segera mengantarku ke sekolah.

SMA Alexandria

Apel pembukaan MOS sudah dimulai, baru hari pertama aku berangkat tapi aku sudah memberi kesan yang buruk.

"Permisi kak, apa saya masih bisa mengikuti MOS?" tanyaku setelah apel pembukaan MOS selesai.
"Kamu langsung menemui ketua OSIS nya aja dek, dia ada disana, namanya Kak Dimas" jawab salah satu dari senior yang sedang berbincang.
Aku pun langsung bergegas menemui Kak Dimas, tapi entah kenapa aku merasa enggan untuk berbicara dengannya.
"Kenapa liat-liat begitu!" ucap kak Dimas mengagetkanku.
"Emhh.. Anu kak... Anu" ucapku dengan terbata-bata.
"Anu anu, anu apa! Sana buruan masuk barisan, MOS sudah dimulai"
"Iya kak, makasih" ucapku seraya meninggalkan senior itu sendiri.

Selama kegiatan MOS berlangsung Kak Dimas selalu memperhatikanku, aku menjadi salah tingkah karenanya.
"Heh kamu, jangan gr ya saya liatin terus, kamu tadi telat kenapa tidak izin dulu sama saya" ucap kak Dimas.
"Tadi saya mau minta izin sama kakak, tapi kakak tadi yang menyuruhku untuk masuk ke dalam barisan, ya sudah saya langsung masuk ke barisan"
"Kamu belum ada sehari disini udah berani ya sama saya!"
"Bukan saya berani sama kakak, tapi emang tadi kejadiannya seperti itu kak" ucapku dengan mantap.
"Ayo ikut saya, kamu harus dihukum agar jera"

Sial, baru hari pertama saja aku sudah mendapat hukuman dari senior. Tapi aku merasa jika aku tidaklah salah, tetapi senior itu yang salah.

Kak Dimas menyuruhku untuk menghitung beras sebanyak 1000 biji. Gila saja tuh senior, tentu saja sulit untuk menghitung 1000 biji beras. Aku ingin sekali membalas setiap ucapannya tetapi aku urungkan karena aku tak mau menambah masalah, apalagi statusku disini adalah sebagai siswa baru.

Pukul 14.50

Akhirnya MOS hari ini telah selesai. Aku segera menuju ke gerbang sekolah untuk menunggu jemputan.
"Heh ngapain kamu mematung disini, sana pulang! Mau jadi penjaga gerbang" ucap kak Dimas.
Lagi-lagi Kak Dimas, aku sudah muak dengannya, seharian aku hanya disuruh untuk menghitung 1000 biji beras. Aku tak menggapai apa yang dia bicarakan, aku hanya diam.
"Punya mulut apa engga e! Mau apa saya coret dari daftar siswa baru!"
Mendengar ucapannya aku langsung naik darah. Seharian ini dia sudah cukup membuatku emosi.
"Ada apa e kak?! Suka banget ya ganggu aku! Masalah telat kan sudah tadi" ucapku dengan penuh amarah.
"Ohh... Jadi kamu sudah berani ya sama saya, bagus"
"Kalau saya berani sama kakak memangnya kenapa?! Habisnya kakak seharian ini membuat saya emosi saja!" ucapku dan mengagetkan kak Dimas.
"Lihat saja besok!" ucapnya seraya meninggalkanku.
"Dasar senior sinting" ucapku.
"Aku dengar yang kamu ucapkan!" teriak kak Dimas.
"Aku tak peduli!" jawabku.

Tak lama kemudian papa menjemputku dan kami pun bergegas menuju ke rumah.
"Kenapa dik, kok keliatan cemberut gitu?" tanya papa.
"Itu pa, masa gara-gara aku telat aku dihukum sama senior, tapi hukumnya keterlaluan banget, masa aku disuruh hitung beras sebanyak 1000 biji" ucapku dengan nada kesal.
"Sabar dik, itu buat pelajaran, besok lagi jangan telat kalo berangkat, kalo mama udah bangunin kamu segera bangun, senior kamu begitu supaya kamu lebih disiplin lagi" kata papa menceramahiku.
"Ahh.. Papa sama saja, malah membela senior itu" jawabku dengan kesal.

Papa kembali fokus pada jalan dan aku kembali memainkan handphone ku.

Ketika aku membuka handphone ku, terlihat ada notif wa dan aku pun segera membukanya.

Dari: +628547467xxxx

Liat besok dan hari-harimu selama bersekolah di SMA Alexandria! Aku tidak akan melepaskanmu dan tidak akan membuatmu tenang!"

Degg!!!
Aku sangat terkejut melihat pesan yang dikirim padaku. Siapa sebenarnya yang berani mengancamku seperti itu ?
Aku dapat menebak pasti orang itu adalah Kak Dimas karena hanya dia satu-satunya orang yang tidak menyukaiku.
Aku tidak berani membalas pesan itu, aku juga tak berani mengadu pada papa, aku takut jika aku mengadu malah timbul masalah yang baru. Aku hanya bisa diam tanpa kata.

Jangan lupa like and vote yess, like and vote kalian sangat berarti bagiku😊 maaf jika ada bahasa yang kurang bagus atau amburadul,maklum baru kali pertama😂

Senior's (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang