MOS (3)

216 9 0
                                    

Hari ini adalah hari terakhirku dalam masa orientasi siswa baru, aku tidak menyia-nyiakan hari ini, aku akan berangkat lebih pagi dari hari sebelumnya.

Ruang Makan
"Tumben sekali kamu jam segini udah rapi?" ucap Kak Varel.
"Biarinlah, emangnya ngga boleh?" ucapku kesal
"Mungkin Kak April mau ketemu gebetannya kali Kak, makanya Kak April berangkat pagi.. Hihi" ledek Manda
"Kamu tuh dek, ngga usah ikut-ikutan deh, lagian anak kecil mana tau apa itu gebetan" ucapku
"Kak Varel, Kak April ngledekin Manda ngga tau apa itu gebetan" rengek Manda
"Pinter ya sekarang, beraninya ngadu"
"Sudah-sudah, masih pagi kok udah ribut aja lho kalian" lerai mama
"Itu ma, Kak April nyebelin banget" ucap Manda
"Tuh kan, ngadu terus beraninya, sekalian nanti ngadu sama papa" ucapku kesal
"Ada apa ini? Sudah buruan makan, nanti Manda berangkat sama papa terus April berangkat sama Kak Varel ya" ucap papa
"Ah papa, Varel males nebengin April" ucap Kak Varel
"Ihh... Belagu banget lu kak" ucapku
"Sudah-sudah sekarang kita makan supaya tidak telat nanti" ucap papa
Kami pun kemudian memakan masakan mama, masakan mama sangatlah enak dibandingkan masakan restaurant, itu yang membuat keluargaku jarang sekali makan diluar.
Selesai makan, aku dan Kak Varel segera berpamitan pada mama dan papa karena Kak Varel ada kelas pagi.
"Pa, ma, Varel sama April berangkat dulu ya, Varel ada kelas pagi hari ini" ucap Kak Varel sambil mencium punggung tangan papa dan mama, aku pun juga melakukan hal yang sama.
"Iya, hati-hati dijalan ya, jadi anak yang pandai, yang rajin belajarnya" ucap mama
Aku dan Kak Varel kemudian mengucapkan salam dan segera bergegas ke sekolah untuk mengantarku.
"Gimana dek MOS nya? Seru kah?" tanya Kak Varel
"Seru apanya kak, yang ada tiap hari aku emosi gara-gara ulah salah satu seniorku" ucapku dengan nada kesal
"Haha... Seniormu laki-laki apa perempuan?" tanya Kak Varel
"Laki-laki kak, dia itu keras kepala banget, pokoknya nyebelin banget, aku benci banget sama dia" ucapku kesal
"Jangan benci-benci amat, ntar kalo kamu suka baru tau rasa.. Haha" ledek Kak Varel
"Ahh kakak apaan sih, ya ngga bakal lah, sorry-sorry aja ya aku ngga mau sama dia" ucapku
"Hati-hati kalo bicara, bisa-bisa kamu ke makan sama omonganmu sendiri" ucap Kak Varel memperingatkanku
"Iya deh kak"

Setelah sampai didepan sekolah, aku pun segera turun dari mobil kakak dan masuk ke area sekolah.

SMA Alexandria

Didepan gerbang sekolah sudah ada 2 sahabat baruku yaitu Shilvi dan Inas, mereka menyambutku dengan hangat.
"Selamat pagi April" ucap Shilvi dan Inas secara bersamaan
"Pagi juga Shilvi, Inas" ucapku
Kami pun berjalan bersama memasuki area sekolah dan tanpa sengaja aku menabrak Kak Dimas.
"Maaf kak" ucapku
"Kamu lagi! Bisa ngga sih sekali aja kamu itu ngga bikin ulah!" bentak Kak Dimas
"Maaf kak, aku ngga sengaja" ucapku dengan nada rendah
"Sekali lagi kamu bikin ulah, aku ngga segan-segan buat hukum kamu! Ngerti!" ucap Kak Dimas
"Iya kak, maaf"

Temanku yang melihatku di omeli Kak Dimas pun tak berani membantuku karena Kak Dimas mempunyai jabatan sebagai ketua OSIS, mereka takut jika mendapat hukuman dari Kak Dimas.
"Kamu tidak apa-apa? Btw nama aku Yuliananda Rismawati dari jurusan IPA 1" tanya seseorang sambil mengulurkan tangannya
"Iya, aku baik-baik saja kok, nama aku Apriliana Mega Hapsari dari IPA 1 juga" ucapku sambil menjabat tangannya
"Wahh, ternyata kita satu kelas ya, tapi selama 2 hari ini aku belum mengenalmu" ucap Yulia
"Iya, senang sekali ya, lalu yang disampingmu itu siapa?" tanyaku
"Aku Ilsa Laila Putri dari jurusan Bahasa" ucap Ilsa
"Ohh. Aku Apriliana Mega Hapsari dari IPA 1, salam kenal ya" ucapku

Kemudian Shilvi dan Inas menuju ke arahku dan menanyakan apakah aku baik-baik saja atau tidak. Aku menjawabnya baik, aku menyuruh Shilvi, Inas, Yulia dan Ilsa untuk berkenalan. Kami pun menjadi teman akrab.

Priiitttt .... Suara peluit memecahkan canda tawa kami, dan kami pun segera berlari menuju ke lapangan karena MOS akan segera dimulai.
Agenda MOS hari adalah pentas seni dari setiap kelas. Kelasku menampilkan sebuah tarian tradisional.
Senior pun menyuruh kami semua untuk masuk ke dalam gor karena ruangan yang paling luas hanyalah di gor.

Di dalam gor
"Aku belum hafal seluruh gerakannya nih" ucap Yulia
"Sudah tak apa, yang penting kita sudah berusaha" ucapku

Aku pun disuruh oleh temanku untuk memberikan kaset tari tersebut ke senior. Aku pun bergegas menuju ke arah para senior yang sedang sibuk memindahkan lagu-lagu dari peserta untuk pentas seni.
"Permisi kak, ini kaset lagu untuk tari tradisional dari kelas saya" ucapku
"Kamu mau nari? Yang benar saja? Haha.." ledek Kak Radhita
"Iya kak, apa ada yang salah?" tanya dengan sopan
"Perempuan sepertimu itu tidak mungkin bisa menari!" bentak Kak Radhita
"Insya Allah saya bisa kak, karena saya dan teman-teman sudah latihan sebelumnya" ucapku dengan tenang
"Buktikan! Kalo kamu bisa, besok ikuti seleksi pemilihan kapten cheerleaders disini!" tantang Kak Radhita
"Oke kak" jawabku dengan santai

"Dasar junior belagu, dia pikir dia siapa, aku tak yakin jika dia berhasil menjadi kapten cheerleaders disini, aku saja yang tak bisa menjadi kapten cheerleaders apa lagi dia" gumamnya dalam hati.

Acara pentas seni pun sudah dimulai, para siswa baru menampilkan suguhan untuk teman-temannya yang lain.
Dan kini giliran kelasku, aku dan teman-temanku pun segera menaiki panggung dan mulai menari.

"Gila, bagus bener tariannya" ucap salah satu senior
"Apaan,,cuma kaya gitu doang kamu bilang bagus?" ucap Kak Radhita
"Iya... Bahkan aku menjadikannya sebagai kandidat kapten cheerleaders" ucap salah satu senior
"Apa!!! Aku dulu lebih bagus dari dia tapi aku tak jadi kapten cheerleaders di sekolah ini" ucap Kak Radhita
"Mungkin itu sudah nasibmu rad, lagian kamu mau jadi kapten cheerleadera cuma buat gaya-gayaan kan?" tanya salah satu senior
Kak Radhita pun diam, ia tak bisa menjawab pertanyaan dari temannya yang terpilih menjadi kapten cheerleaders tahun lalu.

Akhirnya acara pentas seni telah usai, kini waktunya kami para siswa baru untuk istirahat.
Aku pun berkumpul dengan ke empat teman baruku.
"Hey pril, ngomong-ngomong tarian yang kamu buat tadi bagus lho" ucap Shilvi
"Biasa aja kok shil, malah menurutku itu jelek"
"Ya ampun pril, itu tadi bagus banget tau, tadi aku juga denger salah satu senior kita lagi ngomongin kamu, katanya kamu mai di jadiin kandidat sebagai japten cheerleaders" ucap Ilsa
"Wahh, keren sekali" timpal Yulia
"Ahh, ngga mungkin lah" ucapku
"Keren pril, aku doain kamu biar jadi kapten cheerleaders di sekolah ini" ucap Inas

Priitttt.....
Suara peluit kembali lagi terdengar, itu tandanya MOS akan segera dilanjutkan. Kami ber lima pun kembali ke barisan kelas masing-masing dan melanjutkan agenda selanjutnya.

~•~•~

Akhirnya MOS hari ini telah selesai sekaligus peresmian kami dari calon siswa baru menjadi peserta didik di SMA Alexandria.

Aku menunggu jemputan di gerbang seperti biasa. Tapi anehnya, kenapa aku tak melihat Kak Dimas dari tadi, aku melihatnya hanya tadi pagi. Tapi kenapa juga aku mikir hal itu, lagian kan juga ada untungnya buat aku karena ngga ada yang gangguin aku. Tapi kenapa aku merasa aneh?
Ahh sudahlah aku tak peduli.

Sekian dulu ya, maaf kalo ceritanya ngga nyambung😂 jangan lupa vote and comment ya😊💞

Senior's (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang