Kemah (2)

108 6 0
                                    

Setelah berkumpul semua siswa disuruh untuk membangun tenda sesuai regu masing-masing.

"Pril, ini gimana susah sekali" keluh Yulia
"Kamu sebelumnya belum pernah kemah ya? Begini saja kamu tidak bisa" ucapku
"Pernah dong, tapi tidak serumit ini saat membangun tenda"
"Iya deh, itu yang lain juga dibenerin, aku mau cari air"
"Tunggulah, aku ikut kamu, mana mungkin aku tega kamu sendirian di tengah hutan kayak gini" omel Yulia
"Baiklah, sini aku bantu" ucapku

Setelah selesai membangun tenda, aku dan Yulia segera mencari air untuk minum nanti karena hari mulai gelap.

"Dimana sih ini kok belum nemu juga?" tanya Yulia
"Kamu itu bawel sekali ya, aku juga tidak tau dimana, aku baru sekali kesini" ucapku
"Sepertinya kita sudah terlalu dalam Pril, hari mulai gelap aku takut, balik saja yuk" ucap Yulia
"Kau ini penakut sekali Yul, kamu saja sana yang balik, kalau aku tidak mendapatkan air bagaimana nanti kita masak atau minum?" tanyaku pada Yulia
"Tapi aku takut, kamu tunggu sini dulu aku akan menanyakan pada panitia, jangan pergi kemana-mana" ucap Yulia

Akhirnya aku memilih untuk menunggu dan duduk dibawah pohon. Saat ku lihat jam yang melingkar di pergelangan tanganku sudah menunjukkan pukul 17.30, itu artinya sebentar lagi gelap.  Aku sudah menunggu lebih dari 15 menit dan aku memutuskan untuk mencari sendiri dimana letak sumber air yang ada disini. Aku berkeliling menyusuri hutan tapi tak kunjung juga ku temukan, hingga akhirnya aku putus asa dan mencoba untuk kembali ke tenda.

"Sial aku lupa jalan" umpatku

Aku mencoba untuk tenang dan mencari jalan keluar. Tapi tak ku temukan juga jalan menuju perkemahan. Disini aku mulai panik dan berusaha berteriak meminta tolong, berharap ada yang mendengarku. Usahaku seakan sia-sia karena tak juga ku temukan jalan dan orang datang. Karena terlalu capek, aku memutuskan untuk beristirahat.
Aku termenung sejenak, berfikir jika aku tak akan keluar dari hutan ini dan tak akan ada yang bisa menemukanku disini. Bayangan mengerikan itu memenuhi otakku, aku tidak pernah membayangkan jika akan berakhir seperti ini. Tanpa ku sadari air mataku mulai menetes dari mataku. Aku terlalu takut untuk menghadapi itu semua, membayangkannya saja sudah membuatku merinding. Aku hanya bisa terisak dalam keheningan malam.

Perkemahan

Yulia berlari-lari menuju tempat para panitia berkumpul sambil menangis.

"Kak Egy, Kak Niko" teriak Yulia sambil berlari

Melihat kepanikan Yulia, Kak Egy dan Kak Niko langsung menghampiri Yulia.

"Ada apa Yulia?" tanya Kak Egy
"April kak, dia hilang" ucap Yulia disertai isakannya
"Kenapa bisa hilang? Bukankah tadi kamu bilang dia bersamamu?" tanya kak Niko
"Tadi aku sudah menyuruhnya untuk menungguku, tapi setelah aku sampai disana dia sudah tidak ada" terang Yulia

Inasha, Shilvia, dan Ilsa yang mendengar ucapan Yulia langsung berlari menuju Yulia.

"Apa kamu bilang, April hilang?" tanya Inasha
"Aku sudah memperingatkannya, tapi kau tau sendiri bagaimana dia" ucap Yulia yang masih terisak
"Bagaimana ini kak?" tanya Shilvia dengan cemas
"Kalian tidak usah khawatir kami akan mencari bantuan untuk menemukan April" ucap Kak Egy
"Semoga April dalam keadaan baik sampai dia ditemukan" ucap Ilsa
" Ya sudah, sekarang kalian semua kembali ke tenda dan ikuti rangkaian kegiatan yang sudah direncanakan" ucap Kak Niko

Mereka semua langsung bergegas menuju tenda masing-masing.

Di seberang sana Kak Dimas diam-diam menguping pembicaraan Kak Egy, Kak Niko dan Yulia sejak tadi.

"Nik, tolong nanti sampaikan ke Egy kalau aku mau jalan-jalan sebentar" ucap Dimas
"Kamu mau kemana malam-malam begini?" tanya Niko
"Hanya mencari angin, aku sangat suntuk seharian ini" alibi Dimas
"Baiklah, segera kembali" ucap Niko

Senior's (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang