Hari Minggu terlalu cepat untuk berlalu. Belum sempat aku pergi jalan-jalan dengan Inasha, tiba-tiba saja sudah masuk Hari Senin.
Kamar, 06:30
Sudah pukul 06:30 tapi aku belum juga bangun, padahal hari ini ada upacara bendera. Akhirnya Mama pun membangunkanku."Apriliana, bangun ini sudah siang, nanti kamu terlambat!" teriak Mama
Aku tak menjawab, aku masih senang menikmati mimpi indahku.
Mama pun merasa geram terhadapku. Mama berkali-kali menggedor pintu kamarku, tetapi aku tak kunjung bangun.
Akhirnya Mama pun masuk ke kamarku untuk membangunkanku."Apriliana! Sejak tadi mama bangunkan kamu tapi kamu tak beranjak dari kasurmu itu?!" omel Mama
"Apaan sih ma? Lagian masih pagi juga kan?" ucapku seraya menarik selimut lagi dan menangkupkan pada badanku
"Pagi kamu bilang?! Ini sudah jam setengah tujuh! Kamu bisa terlambat nanti, setiap hari senin kan ada upacara juga kan?!" omel Mama'Astaga, aku lupa jika ini hari senin. Payah sekali kau ini pril. Jika telat bisa habis riwayatku.' lirihku
Aku pun segera bangun dan menuju kamar mandi untuk mandi dan bersiap untuk berangkat ke sekolah.
Setelah selesai aku menuju ke ruang makan di bawah. Disana sudah terlihat Mama, Manda dan Kak Varel, aku pun segera bergabung dengan mereka.
Ruang Makan
"Dasar, anak perempuan kok bangun siang" ledek Kak Varel
"Biarin, suka-suka aku lah" ucapku santai
"Gimana nasib suamimu besok kalau kelakuanmu seperti ini?" ucap Kak Varel
"Mungkin besok jadi seperti di film dunia terbalik kak varel, suami kak april yang masak, nyuci baju, ngerawat anak, nyetrika" ledek Manda
"Jaga ucapanmu itu!" ucapku kesal
"Sudah, kalian ini selalu ribut saja jika bertemu. Makanlah kemudian berangkat, nanti kalian telat" lerai MamaKami pun sarapan bersama, jangan tanya kenapa tidak ada Papa, Papa masih ada pekerjaan di luar kota. Aku jadi sangat merindukan Papa, karena hampir 1 bulan Papa belum pulang juga.
Setelah selesai aku langsung berpamitan pada Mama dan bergegas ke sekolah karena jam sudah menunjukkan pukul 06:50 artinya 10 menit lagi upacara akan dimulai.
Aku pun segera melajukan mobil dengan kecepatan tinggi karena takut terlambat. Mengingat wajah Ms.Ana saja sudah sangat mengerikan, apalagi jika harus berhadapan dengannya, bisa mati ditempat.SMA Alexandria
Beruntung sekali, ketika sampai didepan gerbang, gerbang baru akan ditutup jadi aku masih dipersilahkan untuk masuk.
Ketika aku membuka pintu mobil dan mulai berjalan ke barisan, aku sempat melihat murid-murid yang terlambat.Lucu sekali wajahnya, seperti ketahuan habis mencuri di rumah pejabat. Gumamku dalam hati
Tanpa aku sadari, ternyata Ms.Ana tengah memperhatikanku.
"Apriliana, buruan menuju barisanmu atau kau juga ingin ibu hukum?!" ancam Ms.Ana
"Tidak bu" ucapku seraya berlari ke barisanUpacara berjalan dengan khidmat, walaupun ada satu dua anak yang suka meremehkan arti dari upacara bendera di hari senin. Aku takkan pernah meremehkan upacara bendera di hari senin, karena perjuangan para pahlawan untuk dapat mengibarkan merah putih tidaklah mudah dan sangat sulit, mereka mengorbankan nyawa untuk dapat mengibarkan sang merah putih dan memerdekakan bangsa Indonesia. Tapi anak jaman sekarang sering kali meremehkan arti dari upacara bendera. Tanpa perjuangan para pahlawan, mungkin saat ini nasib kita takkan sebaik ini. Jadi, jika sedang melaksanakan upacara hendaklah kalian lakukan dengan khidmat.
Setelah upacara selesai, Yulia menarik lenganku, memaksaku untuk mengikutinya.
"Mau kemana sih Yul?" tanyaku penasaran
"Ikut sajalah Pril, kau pasti akan terkejut melihatnya" ucap YuliaAku menurut saja dengan salah satu teman baruku itu. Aku semakin penasaran dia akan membawaku kemana.
Sesampainya di taman sekolah, aku sangat terkejut mengetahui Kak Egy sedang berkelahi dengan Kak Niko. Ada apa sebenarnya dengan mereka? Bukankah mereka berteman, seperti Kak Egy dengan Kak Dimas? Lalu, mengapa mereka bertengkar?
Aku pun dibuat bingung oleh Yulia, apa maksudnya membawaku kesini? Apa tujuannya?
"Pril, aku mau kamu melerai Kak Egy dengan Kak Niko, kasian Kak Niko Pril, dia sudah berlumuran darah" ucap Yulia dengan menitikkan air mata
"Apa kau juga tak melihat, Kak Egy juga berlumuran darah, sebenarnya ada apa, kenapa mereka sampai bertengkar seperti ini?" tanyaku heran
"Mereka memperebutkanmu Apriliana" ucap Yulia dengan nada beratAku pun terkejut dengan jawaban Yulia, mana mungkin Kak Niko menyukaiku? Mendekatiku saja tak pernah, mana bisa dia menyukaiku.
"Bagaimana bisa? Kak Niko tidak pernah mendekatiku" ucapku
"Dia menyukaimu dalam diam April" ucap Yulia lemah
"Kau ini, jangan berfikir yang tidak-tidak, kamu menyukai Kak Niko kan? Aku akan melerai mereka, kamu obati Kak Niko, aku akan mengobati Kak Egy" ucapku dengan tersenyum
"Oh, benarkah April? Terima kasih kamu mau membantuku" ucap Yulia senangAku pun segera melerai dua kawan itu. Tapi rasanya sangatlah sulit, badan mereka yang atletis dan kekuatan mereka yang tak bisa aku tandingi mengalahkanku.
Aku tersungkur di pojok ruangan karena sikutan dari Kak Niko.
Dengan segera Kak Egy pun berlari menghampiriku.
"Kau tidak apa-apa dek?" tanya Kak Egy
"Tidak, aku baik-baik saja, lebih baik kakak obati luka kakak sebelum terinfeksi" ucapku dengan lembut
"Ini sudah biasa Apriliana, kamu tidak usah terkejut jika melihatku berkelahi dengan Niko" ucapnya dengan tertawaIni senior gila apa ya? Di wajahnya banyak sekali luka, tetapi dia bilang tidak apa-apa.
"Ayo kak ikut aku ke UKS" ucapku
"Ngapain dek ke UKS?" tanya Kak Egy
"Aku akan obati luka kakak, sebelum terinfeksi" ucapku
"Aku tidak mau, aku sudah biasa seperti ini" ucap Kak Egy sambil pergi meninggalkankuAku pun langsung mengejarnya,dan menariknya dengan paksa.
"Jangan membantah!" ancamkuKak Egy pun menuruti perintahku, dia tak berkutik sedikitpun.
Sesampainya di UKS aku langsung mengobati Kak Egy.
"Aduh, sakit tau" ucap Kak Egy
"Payah banget sih kak, kayak gini aja sakit, tau sakit kenapa tadi berantem segala?!" omelkuKak Egy terlihat senyum-senyum, entah apa yang dia fikirkan.
"Kamu takut ya kehilangan aku" goda Kak Egy
"Ih, apaan sih kak, gr banget jadi orang" ungkapku
"Ngaku aja lah dek, kamu pakai blush on ya kok pipinya merah gitu" ledek Kak Egy
"Eh, engga lah kak, jangan sok tau" ucapku'Kau terlihat manis saat seperti itu Apriliana' gumam Kak Egy
"Kamu bilang apa kak?" tanyaku
"Engga dek, btw makasih ya udah obatin luka kakak" ucap Kak Egy
"Sama-sama kak, maaf kak aku harus ke kelas karena bel sudah berbunyi" pamitku
"Iya, hati-hati" ucap Kak EgyAku pun melenggang pergi meninggalkan Kak Egy di dalam UKS.
Saat tiba di kelas, aku tak melihat Yulia dibangkunya.
'Kemana perginya anak itu?' lirihkuSaat Pak Agus memasuki ruangan, aku merasa terkejut karena Yulia mengekor di belakang Pak Agus. Tapi kenapa dengan tangannya? Kenapa tangannya dibalut perban seperti itu?
"Selamat siang anak-anak" ucap Pak Agus
"Siang pak" ucap murid sekelas secara serentak
"Teman kalian ini tertimpa musibah, dia jatuh dari tangga" terang Pak Agus
"Yulia silahkan duduk dan ikuti pelajaran" ucap Pak Agus
"Iya pak" ucap YuliaSetelah itu, Yulia berjalan ke sampingku dan duduk dibangkunya. Aku merasa heran, kenapa dia bisa terluka seperti itu, sedangkan tadi dia izin ingin mengobati Kak Niko. Ingin sekali aku bertanya, tapi aku urungkan karena pelajaran Pak Agus sudah dimulai, akan ku tanyakan saat jam pulang sekolah nanti.
S
K
I
PBel pulang sekolah pun berbunyi. Semua siswa berhamburan keluar kelas untuk menuju rumah masing-masing.
Aku masih merasa penasaran dengan luka yang ada di tangan Yulia, aku pun menanyakannya.
"Ada apa Yulia, kok tanganmu jadi terluka? Bukannya tadi kamu akan mengobati luka Kak Niko?" tanyaku
"Emm, tidak apa pril, em, aku tidak apa-apa" jawab Yulia dengan terbata-bataAku merasa ada yang aneh dengan Yulia, tidak biasanya dia menjawab dengan terbata-bata seperti itu, sepertinya ada yang dia sembunyikan. Aku akan menyelidikinya, siapa yang membuat Yulia terlula seperti ini.
Happy reading guys😊 maaf ya kalo ngga nyambung, jangan lupa vote dan comment ya😊

KAMU SEDANG MEMBACA
Senior's (ON GOING)
Teen FictionKatanya cinta di masa SMA itu sangat indah dan menyenangkan. Tapi entah kenapa, aku justru merasa sebaliknya. Cerita ini sama sekali tidak pernah bisa ku bayangkan akan terjadi padaku. # 1 seniors 28 April 2021