02. Salahkah?

255 40 7
                                    

.

Around Farewell

.

Inseong menahan langkahnya saat ia tepat berada didepan pintu kelasnya. Ia menatap sebuah roti dan sekotak susu yang kini ada di genggamannya. Inseong bergumam pada dirinya sendiri. "Apa aku harus berbuat sejauh ini?" 

Ia bahkan bingung bagaimana bisa ia memerhatikan seorang gadis yang seharusnya tidak boleh ia dekati. Tapi Inseong tidak bisa lagi menahan kakinya lebih lama, dan berakhir di depan Seungmi yang sibuk mencoret bukunya.

'Kim Inseong'

Itulah yang Inseong lihat di catatan gadis berambut panjang tersebut dan mungkin Inseong tahu maksud dari coretan namanya yang memenuhi buku Shim Seungmi.

"Mengerjakan tugas?" Inseong bertanya pada Seungmi, meskipun Inseong tahu betul kegiatan yang sedang Seungmi lakukan bukanlah belajar apalagi mengerjakan tugas.

"Ouh? Oh iya." Jawab Seungmi berbohong. Inseong tersenyum singkat -bahkan Seungmi tak menyadarinya-, berpikir bahwa tingkah gadis yang ada di depannya terlalu polos untuk ukuran anak SMA tahun kedua.

"Ahh, kalau begitu makanlah ini sambil mengerjakannya." Inseong menyerahkan sekotak susu cokelat dan sebuah roti yang sedari tadi ia pegangng.

"Eh, untukku?"

Senyum Inseong kembali merekah singkat saat melihat Seungmi menatap bingung makanan pemberian darinya. "Ya, makanlah. Kau terlihat semakin kurus" 

Inseong dan berlalu meninggalkan Seungmi. Ia bergegas menuju toilet pria dan mencuci mukanya kasar.

Inseong menatap sinis kearah pantulannya, tak menyukai sikapnya yang terlalu plin-plan dan kebodohan yang telah ia perbuat. Ia membentak bayangannya yang dipantulkan cermin. "Kenapa? Kim Inseong! Sadarlah kau tahu kan kesalahanmu?!" Namun detik berikutnya tatapan Inseong berubah sendu, ia bergumam. "Tidak, itu bukan salahmu. Ya, itu bukan salahmu."

Beberapa Siswa yang menyaksikan adegan itu terlihat kebingungan, Inseong yang awalnya membentak-bentak terlihat sedih kemudian sekarang
Kim Inseong yang merupakan pangeran sekolah itu mulai tersenyum cerah kearah cermin membuat siswa yang melewatinya bergidig ngeri dan sedikit beranggapan bahwa semua orang pasti memiliki kekurangan, Inseong yang terkenal sempurna pun memiliki sisi seperti ini.

.
.

Melihat Dawon yang dengan riangmya berjalan di lorong kelas, Zuho segera menegur dan mencegatnya. "Mau pergi kemana?" Itu membuat senyum yang merekah di wajah dawon menghilang seketika.

Dawon mendengus kecil dan mempercepat jalannya. "Bukan urusanmu!" Namun Zuho menarik kerah baju Dawon membuat namja pendek itu sedikit terjengkang dan terbawa Zuho. Ia memaksa dengan suara dingin dan tatapan sinis. "Jawab jika aku bertanya!" Dawon membuang wajah dari Zuho dan menjawab tegas. "Sudah kubilang bukan urusanmu!"

"Dawon-ah!"

Seungmi datang asri kejauhan saat ia melihat Dawon tidak berdaya di tangan Zuho. Dawon yang mendengarnya langsung berontak dan melepaskan cengkraman Zuho. Mendekatkan mulutnya ke telinga Zuho, Dawon mendesis penuh makna. "Kau puas?" Entah Dawon mengejek Zuho di depan Seungmi ataupun pertanyaan Zuho yang sudah terjawab dengan kedatangan Seungmi.

Dawon menghampiri Seungmi dengan senyuman rekahnya tanpa memerdulikan Zuho yang sempat mengumpat dan terdiam beberapa detik di belakangnya.

Seungmi khawatir dan sedikit mengusap pelan pundak Dawon dan menatap kawannya khawatir. "Kau berkelahi dengan Zuho?"

Around Farewell ° SF9's Inseong °Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang