13. Menunggu

79 12 0
                                    

.

Around Farewell

.

Seungmi menghela napas dalam, mengucek pelan matanya dan kembali membaca soal, dan itu berhasil! Kemudian Seungmi berusaha menuliskan jawabannya tapi si tangan tak mau bergerak sedikitpun, justru malah bergetar. “Ugh. Aku ini kenapa sih?”

Kesal, Seungmi yang tidak kuat, tanpa sadar meneteskan air mata, detik berikutnya tangan Seungmi semakin lemas dan pandangannya menjadi gelap.

‘bruuk’

“Seungmi-ya??!!”

“Shim Seungmi??!!”

.
.

“Kau sudah bangun?”

Suara dengan nada yang sedikit risih menyambut Sengmi yang baru saja membuka mata, Seungmi menatap orang yang di hadapannya dan berseru kaget.  “Yoo Taeyang?!”

“Cih! jangan berteriak!”

Taeyang beranjak dari duduknya dan mengambil bubur dan air minum di meja. “Kalau sudah sadar cepat maka.”  Taeyang sembari menyodorkannya pada Seungmi.

Seungmi terdiam bingung menatap Taeyang, si keras kepala dan egois itu menjaganya dan memberikan makan? Seungmi kurang yakin dia sudah benar-benar sadar atau belum. Taeyang berdecak. “Tck, cepat makan.”

“Oh? Hm, iya.”
Canggung Seungmi dan mencoba menyuapkan bubur.

“Kenapa kau di sini?” Tanya Seungmi penasaran dan disambut dengan helaan napas berat dari Taeyang, “Aku kan ketua kelas, wali kelas memintaku untuk menjagamu.” Jelasnya.

“Ah, begitu. Lalu ujiannya?”

“Sudah selesai. Beberapa jam yang lalu.” Jawab Taeyang malas membuat Seungmi mebgerutkan kening. “Lalu kau?” gadis itu bingung.

Taeyang melirik sekilas Seungmi yang masih sempatnya mengajak ia berbincang padahal sedang makan. “Tentu saja sudah, yang menunggumu dari pagi itu Inseong.” Taeyang menyipitkan matanya, menatap Sungmi penuh selidik. “Kau ini siapa sih? Sampai Inseong rela menunggu mu?”

Seungmi terdiam, ia bingung. “Maksudmu apa?” Bagaimana bisa Inseong meninggalkan ujian demi seorang Seungmi? “Lalu sekarang Inseong di mana?” tanyanya.

“Tentu saja sedang ujian.”

“Hah?”

“Ya, kau tahu kan, seorang Kim Inseong? Dia sedang mengerjakan soal di ruang kepala sekolah.” Jawaban Taeyang membuat Seungmi semakin tercengang.

“Dunia ini memang dikendalikan oleh uang. Hahaha.” Taeyang tertawa miris ketika mengingat, saat tidak ada yang menegur Inseong yang meninggalkan ujian dan justru ditawari untuk melakukan ujian setelah dibujuk langsung oleh kepala sekolah, barulah Inseong meng-iya-kan.

“Karena kau sudah sadar, aku akan pulang.”
Taeyang  berdiri dan tanpa basa basi dia langsung keluar dari ruang kesehatan.

.
.

Seungmi masih terdiam setelah beberapa menit Taeyang keluar, dia masih memikirkan alasan kenapa Inseong menunggunya dan meninggalkan ujian akhir?

“Tentu saja, karena aku menyukaimu.”  Suara dari arah pintu masuk membuat Seungmi sedikit kaget. Inseong menghampiri dan bertanya pasti. “Bukankah itu hal yang sudah jelas?”

Seungmi terdiam, ah benar. Beberapa hari yang lalu, pengakuan Inseong.

Gadis itu kembali teringat.

Inseong meraih tangan Seungmi yang masih ditempeli jarum infus, mengusapnya pelan dan sedikit menjelaskan kejadian saat Seungmi tidak sadarkan diri. “Tadinya aku ingin membawamu ke Rumah sakit besar, takut kau mempunyai masalah besar dengan kesehatanmu. Tapi, jika aku melakukan itu, aku akan sulit menemuimu. Jadi aku memanggil langsung dokter kenalanku ke sini, untuk merawatmu.”

Seungmi sedikit bergidig melihat tingkah Inseong yang cheesy, membuat gadis itu melepaskan gengaman Inseong. Seungmi sedikit memalingkan wajahnya. “A-aku, baik-baik saja kok.” 

“Aku tahu, Minhwan Hyung juga mengatakan hal yang sama. Kau hanya panas, kurang vitamin dan istirahat, jadi dia memberimu sedikit obat tidur.” Terang Inseong membuat Seungmi menyadari alasan ia tertidur seharian penuh.

“Kau tidak apa-apa?”

Seungmi bertanya tiba-tiba, membuat Inseong mengerutkan dahinya, bingung. “Aku tidak apa-apa, bukankah kau yang sakit? Kenapa malah menanyakan keadaanku?”

“Eh?”

Seungmi terdiam dan menelan kering, ia berdehem cukup keras membuat Inseong menahan tawa. “Ehem. Maksudku. Kau tidak apa-apa meninggalkan ujian di hari pertama?” Dan kenapa kau masih menjagaku yang sudah meneolakmu? lanjut Seungmi dalam hatinya. Ia merasa sangat bersalah. Ia merasa tidak berhak memiliki pria sebaik Inseong.

Inseong menarik napas pelan dan kembali meraih kedua tangan Seungmi. “Tenanglah. Aku sudah melakukan ujian barusan. Eksklusif di ruang kepala sekolah.” Jawab Inseong tegas. “Padahal aku ingin ujian susulan bersamamu.” Lanjut Inseong dengan nada kecewa dan helaan napas lainnya.

Seungmi menatap Inseong, kini dia mulai sadar. Mungkin ini memang Inseong yang sebenarnya. Sedikit menggelikan memang melihat tingkah Inseong yang kekanakan, tapi Seungmi tersenyum karenanya. “Aku bukan anak kecil yang harus selalu kau temani.” Gumam Seungmi tanpa sadar, membuat Inseong tersenyum singkat.

“Tentu saja. Kau sudah dewasa. Aku tahu."  Inseong mengusap pelan puncak kepala Seungmi, membuat gadis itu membeku bahkan menahan napas untuk beberapa detik. “Tapi aku tetap ingin menjagamu.” Tambah Inseong membuat Seungmi tak kuasa dan memalingkan wajahnya yang memanas dan semerah ceri.

“Maafkan aku!”

Seungmi berseru cukup keras, Inseong cukup kaget mendengarnya, menghentikan kegiatannya dan membenarkan posisi duduknya.

“Tidak. Aku yang Minta maaf.” gumam Inseong. "Kau jatuh sakit seperti ini. Aku kan alasannya?" Tanya Inseong sedih, ia menatap sayu ke arah Seungmi.

"Tidak. Bukan."

Setelah mengelak, Seungmi sedikit menjelaskan alasannya. "Sejak awal memang aku yang lemah. Bukan salahmu, justru aku yang salah." Gadis itu menatap Inseong yang masih terlihat murung, kenapa pria di hadapannya merasa bersalah? Seharusnya Seungmi yang seperti itu. Ia bahkan menolak Inseong sebelumnya.

Sementara Seungmi melanjutkan penjelasannya, dan hal-hal lain. Inseong tenggelam dalam pikirannya sendiri.
Inseong terdiam, ia teringat perkataan wanita yang paling penting dalam hidupnya 'Inseong-ah. Nak. Maafkan Ibumu yang lemah ini.' jantung Inseong berdenyut kencang dan terasa sakit ketika kilas ingatan itu menghampirinya.

Inseong meremas dada kirinya yang semakin ngilu. Dia meringis kesakitan dan meneteskan air mata detik berikutnya, membuat Seungmi khawatir setengah mati.

"Inseong-ah?! Kau tidak apa-apa?"

.

.

[cerita berlanjut...]

.

.

Note:
(calon) Pasangan satu ini?!
Kenapa kalian sakit gantian?!

Dodol!!

Ayok! Pemirsa! KOMEN DAN VOTE!
supaya mereka cepat sembuh! [Apa hubungannya?!]

Pokoknya gitu!

Ditunggu!
Dah! Pemirsa!
Muach! <3

Around Farewell ° SF9's Inseong °Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang