05. Pengakuan

181 32 8
                                    

.

Around Farewell

.

“Sengmi-ya?!”

Oh, oke.

Adegan drama antara Inseong yang tiba-tiba berkata aneh dengan Seungmi yang menganga tidak percaya dengan apa yang dikatakan pangeran sekolahnya itu, terpotong oleh kedatangan seorang Lee Dawon membuat Seungmi beringsut dan bersembunyi di balik punggung Inseong.

Inseong menatap Dawon dengan aura permusuhan, bagaimana tidak? Seungmi langsung menghindar dan bergeser kebelangkang Inseong.“ Kau Siapa?”  Inseong mencoba menyembunyikan Seungmi.

Dawon menggeretakan giginya kesal melihat tingkah pangeran sekolah satu ini. Akhir-akhir ini terlalu banyak yang ikut campur dengan masalahnya dan Seungmi. Dawon membentak dan menarik tangan Seungmi.  “Kau yang siapa?!” Meski beberapa kali terhalangi oleh Inseong, namun akhirnya Dawon berhasil meraihnya. Kini Seungmi berada di depan dawon dan membelakangi Inseong.

Sengmi melepas cengkraman tangan Dawon.
Uh! itu terasa perih.
Sungguh.

Seungmi memegang pergelangan tangannya sakit. “Dawon-ah, sakit!” Ya ampun! Sejak kapan Dawon menjadi kasar seperti ini? Seungmi menatap Dawon kecewa.

Melihat itu Dawon terkejut.
Oke dia memang sedikit berbeda dengan Dawon yang biasanya.
Tapi, itu karena saat ini Dawon merasa khawatir dan marah pada Seungmi,  sebenarnya ia sadar tidak seharusnya dia berlaku kasar pada Seungmi.

Dawon mengusap pelan tangan Seungmi dengan kedua tangannya penuh penyesalan dan rasa khawatir, Dawon segera meminta maaf. “Maafkan aku.” Tidak karena Dawon adalah orang yang ingin melindungi Seungmi bukan menyakitinya.

Selalu seperti ini, padahal Seungmi yang salah tapi Dawon selalu saja meminta maaf lebih dulu, itu membuat Seungmi semakin merasa bersalah. Sungguh sebenarnya Seungmi tidak berniat berbohong pada Dawon.

Seungmi menundukkan kepalanya, ia sedikit bergumam. “Aku juga, maaf.” Dalam pikiran Seungmi saat ini hanya dipenuhi dengan rutukan untuk dirinya sendiri –gadis bodoh!- Ya, Seungmi merasa sangat bodoh menyianyiakan seorang sahabat baik seperti Dawon.

Sementara Inseong?

Tentu, pangeran sekolah itu merasa kesal dengan adegan yang terjadi di hadapannya, ia menatap Dawon tidak suka, terlebih saat Dawon mengusap pelan tangan halus milik Seungmi. Inseong bahkan belum pernah menyentuhnya!
Walaupun waktu itu, Seungmi sempat menepuk pundaknya.

Dawon menghela napas singkat, tindakannya kali ini mungkin sudah membuat seungmi takut.  Dawon mengusap pelan puncak kepala Seungmi lalu berpamitan. “Baiklah, aku akan kesini lagi saat pulang sekolah. Sekali lagi maaf. Kau bisa menenangkan diri dulu.”

Dan lagi, Inseong merasa panas dengan adegan yang baru saja terjadi di hadapannya. Sebenarnya apa yang mereka bicarakan? Sungguh Inseong sama sekali tidak mengerti.

.
.

Bel istirahat berbunyi untuk kali kedua, dan kesempatan itu Zuho gunakan untuk menegur Dawon sebelum ia menghilang seperti pada jam istirahat pertama. Zuho menghampiri tempat Dawon terduduk.  Zuho bertanya kasar, ia bahkan menendang kursi tempat dawon duduk. “Yak, Lee Dawon. Kau tahu Seungmi sudah pindah rumah?”

Dawon bergeming, ia masih terpikirkan kejadian tadi dan berusaha merangkai kata agar ia tak berbuat salah lagi di dpean Seungmi nanti. Ia tak mau Seungmi bersedih lagi. Dawon mendengus kasar tanpa melirik kearah Zuho. “Diamlah kau berandal, aku tidak ada niat untuk berkelahi!” 

Around Farewell ° SF9's Inseong °Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang