06. Jatuh

151 30 5
                                    

.

Around Farewell

.

“Aku pulang!
Eh- Hyung? Kau masih di sini?”

Chani terdiam saat melihat Inseong yang sedang terduduk sambil menikmati camilan di depan TV membuat Inseong menoleh malas. “Kenapa? Tidak suka? Pergi kalau tidak suka!”

Chani hanya menggeleng pelan dengan tatapan kasihan. “Padahal kau itu putera mahkota, tapi hidupmu sangat tragis Hyung.” Chani mengusap pelan kepala Inseong dan ikut menikmati camilan.

Inseong menatap Chani tidak percaya, seorang Inseong dikasihani oleh bocah ingusan seperti Chani.

Detik berikutnya Inseong menatap Chani penasaran. “Eh, kenapa kau pulang? Padahal Youngbin sudah pergi mencarimu. Takut kau diculik lagi.” Anak ayam satu ini memang sangat mudah hilang, juga sasaran empuk untuk diculik. Tidak heran Youngbin sang kakak selalu mengkhawatirkannya.

Chani menatap Inseong bingung dan menjawab polos. “Loh, bukannya Hyung dan Youngbin Hyung tahu? Aku kan ada jadwal les setiap rabu-kamis.”

Nah loh!

Inseong dan Youngbin memang agak pelupa sih.

“Oh, iya-ya!”
Kikuk, Inseong memilih kembali fokus pada camilan dan TV.

“Hyung. Sedang mendekati gadis bernama Seungmi kan?” Tanya Chani tiba-tiba.

“Hm.” Balas Inseong sejadinya.

“Wah. Jadi tebakanku benar? Padahal aku hanya mengira-ngira setelah mendengar percakapan kalian waktu itu, aku masih dalam keadaan ngantuk, padahal.”  Chani terkagum dengan daya analisisnya.

Inseong hanya terkikik pelan. “Ya, aku tahu, waktu itu kau baru bangun tidur dan terlambat kan? Baiklah kau memang jenius.”  Inseong tidak mau berdebat dengan sepupunya yang satu ini.

Chani  bertanya sedikit meremehkan. “Tapi kenapa tidak langsung nyatakan saja? Kau punya banyak saingan loh.” Membuat Inseong tidak tahan mendengarnya. “Diam!"

“Anak ayam kecilku yang satu ini ya? Kau pikir cinta itu mie instan yang sekali seduh langsung jadi? Dan bisa dimakan? Semua butuh proses, kalau kau salah dalam proses, nanti hasilnya tidak sesuai harapan. Lebih baik kau diam dan duduk manis.” Jelas Inseong cukup panjang dan kembali pada kegiatan awalnya. 

“Kau tidak menghubungi Youngbin?”

“Oh, iya!”

.
.

“Pagi!”

“Pagi!”

“Eh, tahu gak. Aku tadi lihat Inseong dan Chani berangkat bersama!”

“Wah, sungguh?”

“Iya, mereka naik motor! Inseong yang bonceng loh!”

“Kyaak! Pangeranku!”

“Ada apa?”
Inseong agak risih dengan tatapan yang Seungmi tunjukan padanya; tatapan berbinar aneh yang penuh dengan kekaguman, entah kenapa Seungmi melancarkan tatapan semacam itu pada Inseong, yang jelas putera mahkota kita sama sekali tidak paham. Seungmi berdehem pelan dan menaruh tangan kanannya di dagu seolah dia sedang berpikir.

Detik berikutnya Seungmi mengangkat telunjuknya dan mengarahkannya pada Inseong. “Apa dia adik sepupumu yang waktu itu?” Seungmi yakin, sementara Inseong hanya mengela napas agak kecewa.

Inseong menjawab malas. “Yang waktu itu Kim Youngbin. Tidakkah kau mendengar teriakanku? Jelas-jelas aku meneriakan nama Kim Youngbin.” Ia tidak percaya Seungmi; gadis yang ia sukai sepolos ini, ah bahkan mungkin bodoh? Oh, tidak-tidak. Ia tidak seharusnya menghina gadis yang ia sukai. Inseong menggeleng dan mengangguk dalam beberapa detik membuat Seungmi sedikit kebingungan.

Around Farewell ° SF9's Inseong °Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang