"Tenang Mikha, ini sudah biasa kan" ucap Mikha mencoba menenangkan dirinya sendiri.
Mikha mengambil tisue yang berada di kantong saku coat nya. Mikha mencoba membersihkan hidungnya dari darah yang keluar dari hidungnya. Dihadapkan nya kepalanya menatap ke atas, berusaha mencegah darahnya agar tidak menetes ke bawah.
Setelah dirasa mimisan dihidung nya sudah tidak kembali keluar. Mikha pun menurunkan pandangannya kembali ke posisi tegap. Dan benar saja, mimisan di hidung Mikha telah berhenti.
"Huh... syukur darahnya gak keluar banyak" ucap Mikha lega.
Mikha pun langsung bergegas kembali ke rumahnya. Ia khawatir jika ia masih disana, kemungkinan keadaannya semakin memburuk.
•••Malam ini udara terasa sangat dingin. Mikha yang sedang berdiri di depan jendela sambil menatap ke luar pun akhirnya harus menutup jendelanya.
"Huhh... dingin banget" ucap Mikha sambil menggosokkan kedua telapak tangannya.
'Ting'
Bunyi ponsel Mikha mengalihkan pandangannya. Mikha mengambil ponselnya dan melihat siapa yang mengirim pesan untuknya.
"Lo gak mau temen in gue disini?"Mikha pun tersenyum melihat pesan yang dikirim oleh adik kesayanganya itu, Miko.
"Lo kangen sama gue?" Balas Mikha mencoba menggoda adiknya itu.
"Jangan kepedean deh. Sapa juga yang kangen sama lo. Gue cuman kesepian aja. Ngeliat orang lain pada berduan, eh gue malah sendirian di menara Eiffel"
"Hahaha... iya deh. Maafin gue ya. Gue gak bisa nemenin lo sekarang. Tapi gue janji, kalau gue udah sembuh, gue bakalan selalu nemenin lo kemana pun lo pergi. I'm promise"
"Gue harap lo bisa nepatin janji lo. Gue bakalan nungguin lo nepatin janji lo ke gue. Gue gak peduli walau gue harus nunggu bertahun tahun untuk itu. Gue percaya, lo pasti bisa sembuh"
Kini Mikha telah meneteskan air matanya. Tak disangka adiknya ternyata begitu menyayangi nya. Ia bersyukur memiliki orang tua, adik dan Richard di dalam hidupnya.
"Oiya, lo masih inget sama Richard?"
"Richard? Richard mantan lo yang bonekanya gue rusakin itu?"
*flashback
Richard dan Mikha kini berada di depan teras rumah Mikha. Mereka baru saja pulang sekolah. Hampir setiap hari, Richard selalu mengantar Mikha pulang.
Baru saja saat mereka akan memasuki pintu rumah, Miko pun datang dengan membawa kresek hitam besar yang mencuri perhatian mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Intuisi [END]
ChickLitKematian bukanlah satu satunya hal yang aku takuti sekarang. Namun kini, ketakutan ku hanya satu. Yaitu takut kepergian ku nanti membuat mu bersedih dan lebih terluka. Pergi meninggalkan mu mungkin adalah satu satunya cara, agar kamu terbiasa hid...