Pagi ini, Richard telah berada di rumah Mikha. Ia juga ikut sarapan dengan orang tua Mikha. Richard sengaja datang sepagi ini karena hari ini, ia dan Mikha akan pergi ke Paris untuk mengunjungi Miko, adik kandung Mikha.
Richard dan Miko sebelumnya memang sudah sangat dekat. Itu disebabkan karena mereka sama sama laki laki, dan juga, mereka dulu selalu bekerja sama untuk menjahili Mikha. Miko juga salah satu orang yang menjadi penengah saat Richard dan Mikha sedang bertengkar.
Kini Richard mengeluarkan koper dan tas milik Mikha untuk dimasukkan ke dalam bagasi mobil papa Mikha. Mereka pergi ke bandara di antar oleh orang tua Mikha.
"Udah semua?" Tanya papa Mikha.
"Udah om, tinggal Mikha yang belum keluar." Jawab Richard dengan nafas yang masih tidak teratur.
Mikha kemudian keluar dari rumah dan langsung mengampiri Richard.
"Koper aku udah dimasukin?"
"Udah tuan putri" jawab Richard sambil mencubit hidung Mikha.
"Oke, karena semua udah siap, yuk kita brangkat!" Ajak papa Mikha.
•••Mereka telah berada di Bandara Schiphol Amsterdam. Mikha memeluk kedua orang tuanya sangat erat sebelum mereka memasuki bandara. Richard hanya tersenyum melihat pemandangan di hadapannya itu.
"Richard, tolong Jagain Mikha ya." Ucap papa Mikha.
"Pasti om. Saya akan selalu Jagain Mikha. Om sama tante tenang aja." Kini kedua orang tua Mikha merasa lega karena ada Richard yang akan menjaga putri kesayangannya itu.
"Yaudah, om tante. Kita masuk dulu." Pamit Richard sambil Salim kepada orang tua Mikha.
"Mah, pah. Mikha pergi dulu ya!" Pamit Mikha.
"Hati hati sayang. Jangan lupa kabarin mamah ya...." ucap mama Mikha sambil melambaikan tangannya
Kini Mikha dan Richard sudah memasuki bandara. Mereka berada di maskapai KLM penerbangan menuju Paris, Prancis.
Perjalanan dari Amsterdam menuju Paris hanya memakan waktu 1 jam 15 menit. Perjalanan begitu singkat hingga tak terasa, mereka telah tiba di Paris.
***"Bonjour Paris!!!" Teriak Mikha saat ia berjalan keluar bandara.
Richard hanya tertawa sambil berjalan di belakang Mikha. Mikha terlihat seperti anak kecil dengan berlari kecil keluar terminal 2F Charles de Gaulle, Paris Prancis.
Saat mereka keluar dari terminal, mereka langsung di sambut oleh Miko. Miko berdiri tepat di depan pagar pembatas sambil memegang kertas bertuliskan 'welcome My stupid sista'
Mikha segera menghampiri Miko dan langsung menjitak kepala Miko.
"Aduh....kok di jitak sih. Bukannya di peluk kek!" Rintih Miko.
"Peluk peluk... gak ada peluk pelukan. Ini apa lagi pakek bawa tulisan kayak gini!" Ucap Mikha sambil menujuk kertas yang dibawa Miko.
Richard hanya menggeleng gelengkan kepalanya melihat pertengkaran adik kakak itu. Richard kemudian menyapa Miko.
"Hai mik, apa kabar lo?" Ucap Richard sambil memeluk Miko.
"Baik lah bang. Apa kabar lo? Masih aja betah sama kakak gue." Mikha yang mendengar pun langsung memukul Miko tanpa ampun.
Richard pun mencoba melerai mereka berdua, karena saat ini, mereka sedang menjadi pusat perhatian orang orang.
"Udah udah.....kok kalian malah ribut sih. Bukannya saling temu kangen." Mikha kemudian langsung meninggalkan mereka berdua.
Namun saat Mikha hendak pergi, Mikha menghentikan langkahnya.
"Kenapa berhenti?" Tanya Miko dengan wajah yang meremehkan.
"Arah keluar kemana?" Richard dan Miko pun kompak menertawakan Mikha.
Mikha hanya menatap mereka dengan wajah yang kesal.
•••Kini mereka berada di dalam taxi menuju apartemen Miko. Dalam perjalanan, Mikha tak henti hentinya memandangi daerah setiap sudut kota yang mereka lewati.
Walau bukan pertama kali, tapi Mikha selalu takjub dengan keindahan kota ini. Kota yang dijuluki sebagai kota romantis di dunia.
Kini mereka telah tiba di apartemen milik Miko. Tidak terlalu besar, dan tidak terlalu kecil. Memiliki 2 kamar tidur dengan fasilitas yang lengkap membuat siapa saja yang menempati menjadi betah.
"Lo pakek kamar yang itu." Ucap Miko sambil menunjuk kamar kosong.
"Gue sama bang Richard tidur di kamar yang ini." Lanjut Miko menjelaskan.
Mikha pun mengerti dan langsung memasuki kamarnya. Tak lupa, ia juga membawa koper dan barang bawaan lainnya masuk ke dalam kamar.
Mikha pun langsung menuju ke balkon kamar yang berhadapan langsung dengan pemandangan kota Paris ditambah pemandangan menara Eiffel yang dapat dilihat dengan jelas dari kamar Mikha.
"Huh.... pantes itu anak gak mau pindah dari sini." Ucap Mikha.
'Tok tok tok..'
bunyi ketokan pintu kamar Mikha membuat yang didalam mengalihkan pandangannya."Kak, lo siap siap, habis ini kita makan siang bareng." Mikha pun langsung mengangguk paham.
Sebenarnya, ini adalah saat saat yang paling ditunggu oleh Mikha. Yaitu makan, karena sedari tadi, ia menahan perutnya yang lapar.
Mikha langsung bersiap siap dan mengganti pakaiannya menjadi lebih tebal karena hari ini udara begitu dingin.
Mikha pun keluar dari kamarnya dan langsung mengampiri Miko dan Richard yang sedang duduk di sofa.
"So, What do we eat?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Kira kira mereka bakalan makan apa yaa??
Hmmm... tungguin cerita selanjutnya yaa...By the way, kalian lebih suka cover yang lama apa yang baru nih? Tolong kasih pendapatnya ya ....
See you 👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Intuisi [END]
ChickLitKematian bukanlah satu satunya hal yang aku takuti sekarang. Namun kini, ketakutan ku hanya satu. Yaitu takut kepergian ku nanti membuat mu bersedih dan lebih terluka. Pergi meninggalkan mu mungkin adalah satu satunya cara, agar kamu terbiasa hid...