Mikha dan Richard kini telah berada di Leiden Belanda. Sedangkan Miko telah kembali ke Paris, Prancis untuk melanjutkan kuliahnya.
Mereka memutuskan untuk kembali pulang atas permintaan Mikha. Mikha membutuhkan waktu untuk menerima kenyataan tentang kondisinya saat ini. Seharian ini Mikha mengurung dirinya di kamar.
'Tok tok tok'
"Mikh..... keluar yuk, kamu gak bosen apa di kamar terus?" Ucap Richard yang kini mencoba menghibur Mikha.Tidak ada jawaban dari Mikha. Bahkan, Mikha tidak membuka pintu kamarnya untuk Richard. Richard pun memutuskan untuk pulang dan kembali mencoba besok.
•••Siang ini Richard bertujuan untuk kembali ke rumah Mikha setelah jam kuliahnya, namun saat dirinya sudah berada di pintu keluar, ia dikejutkan oleh seseorang yang kini sangat ia rindukan.
"SURPRISE!!!!" Ucap Mikha sambil mengangkat kedua tangannya ke atas saat ia melihat orang yang ia tunggu akhirnya keluar.
"Mikha?!" Richard pun langsung berlari menghampiri Mikha.
Richard pun langsung memeluk Mikha. "Kamu ngapain di sini?" Ucapnya saat melepas pelukannya.
"Aku mau ngasik surprise buat kamu."
"Kenapa gak bilang dulu kalau mau kesini. Kamu kan jadi keinginan nunggu lama."
"Masak aku bilang bilang kalau mau kasih surprise. Gimana sih kamu!" Balas Mikha.
Richard memegang bahu Mikha. "Aku Seneng banget akhirnya kamu mau keluar kamar mikh. Kemarin aku bener bener khawatir sama kamu."
"Iya...aku minta maaf ya. Aku janji aku gak bakalan kayak gitu lagi dan bikin semua orang khawatir. Lagi pula, aku udah bisa nerima semua kenyataan ini." Ucap Mikha dengan senyum yang mengembang di bibirnya.
"Hmm.....gimana kalau kita sekarang makan siang?" Ajak Richard.
"Hmm.... yuk!"
•••Mereka berdua memutuskan untuk makan siang di atas kanal.
"Emm..... makan di sini rasanya lebih nikmat ya." Ucap Richard sambil melahap makanannya.
"Emm.. iya. Aku setuju." Balas Mikha.
"Oiya mikh, kayaknya minggu minggu ini kita gak bisa sering sering jalan bareng deh." Ucap Richard sambil menatap Mikha.
"Why?"
"Aku harus ngurusin skripsi aku. Kalau skripsi aku diterima, itu artinya tahun ini aku lulus dan resmi jadi sarjana." Ucap Richard dengan wajah yang menyombongkan dirinya.
"Wow.... bagus dong. Kalau gitu kamu harus fokus sama skripsi kamu." Ucap Mikha senang.
"Tapi...." ucap Richard tertahan.
"Tapi? Tapi kenapa?"
"Tapi....itu artinya...aku gak bisa sering sering ketemu sama kamu dong." Mikha pun tertawa mendengar ucapan Richard ini.
"Hahaha..... yaiyalah!" Richard pun cemberut dan membuat wajahnya nampak lucu.
"Gimana bisa aku fokus tanpa ngelihat kamu sehari aja." Mikha menarik nafasnya panjang.
"Richard....kamu harus bisa. Itu demi kebaikan kamu. Aku gak mau kamu gagal cuman gara gara aku. Aku gak mau jadi penghambat keberhasilan kamu." Ucap Mikha sambil menggenggam tangan Richard.
"Gini gini.... gimana kalau besok malem kita dinner romantis bareng?" Lanjut Mikha.
"Dinner romantis? Aku setuju!" Ucap Richard setuju.
"Tapi kamu harus janji satu hal sama aku."
Richard memancing kan alisnya."Janji? Janji apa?" Ucap Richard penasaran.
"Kamu harus selesai in kuliah kamu. Dan aku, bakalan selalu nyemangatin kamu setiap hari." Richard tersenyum mendengar perkataan Mikha.
"Aku janji!" Ucap Richard sambil menyatukan jari kelingkingnya dengan jari kelingking milik Mikha.
•••Hari pun telah berganti. Dan kini, Mikha telah bersiap siap karena hari ini, ia dan Richard akan makan malam bersama. Bukan makan malam biasa, tetapi hari ini mereka akan makan malam super romantis di salah satu restoran terbaik di Leiden.
Sebelum ke restoran, Mikha memutuskan untuk ke toko bunga sebentar. Ia ingin membeli bunga untuk Richard. Mikha pun mulai memilih milih bunga.
Saat Mikha sedang fokus memilih bunga, ia pun dikejut kan kehadiran seseorang yang kini sedang menepuk pundaknya dari belakang.
"Mikha?" Mikha pun sontak langsung menoleh ke belakang.
"Rexa?" Ucap Mikha saat mengetahui orang itu adalah Rexa.
"Hai apa kabar?" Ucap Rexa sambil memeluk Mikha singkat.
"Aku baik kok. Kamu sendiri?"
"I'm good. Oiya, hari ini tumben lo dandan kayak gini. Hayo mau ngapain?" Goda Rexa.
"Apaan sih.....hari ini emang hari yang spesial buat aku." Ucap Mikha.
"Spesial? Why?"
"Nanti malem aku sama Richard mau dinner bareng." Ucap Mikha malu malu.
"Cieee......Pantesan. Sukses ya buat nanti malem."
"Iyaa.....makasih ya."
•••Waktu sudah menujukkan pukul 19.00. Richard kini telah tiba di restoran tempat ia dan Mikha akan makan malam bersama. Richard menunggu Mikha dengan hati yang berdebar debar. Richard pun tak kalah rapi hari ini. Ia menggunakan setelah jas hitam spesial untuk malam ini.
15 menit....
20 menit....
30 menit.....
Mikha pun tak kunjung datang. Richard yang mulai resah pun kini mencoba menelepon Mikha.
'Tut tut tut..'
HP Mikha pun tak aktif.Richard mencoba menunggu Mikha sedikit lama lagi.
"Mikh...kamu dimana sih?" Richard pun mulai khawatir.
Tak kerasa 2 jam pun telah berlalu. Richard pun memutuskan untuk mencari Mikha di rumahnya. Richard berlari dari restoran menuju rumah Mikha. Ia tak peduli dengan hawa dingin yang kini sedang menusuk tubuhnya.
'Ting tong....ting tong...'
'Dok dok dok'"Mikha!"
"Mikha!!" Tak ada jawaban.
Rumah Mikha pun tampak sepi. Tak ada orang di dalam rumah. Richard mulai khawatir. Ia mencoba menelepon Mikha, papa Mikha dan mama Mikha. Tapi tak ada jawaban dari mereka. Richard memiliki firasat buruk kepada Mikha.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hai.... makasih ya udah mau baca
Tungguin cerita selanjutnya yaa...See you 👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Intuisi [END]
ChickLitKematian bukanlah satu satunya hal yang aku takuti sekarang. Namun kini, ketakutan ku hanya satu. Yaitu takut kepergian ku nanti membuat mu bersedih dan lebih terluka. Pergi meninggalkan mu mungkin adalah satu satunya cara, agar kamu terbiasa hid...