Richard meletakkan tubuh Mikha di atas kasur. Mikha kini tertidur sejak berada di gendongan Richard. Richard membenarkan posisi Mikha dan menyelimuti Mikha. Richard mengecup jidat Mikha sekilas dan pergi keluar kamar diikuti Miko.
Pintu pun tertutup. Kini hanya Mikha seorang di dalam kamar. Satu tetes air mata pun lolos dari matanya yang masih terpejam. Ternyata sedari tadi Mikha tidak tertidur. Ia hanya pura pura tidur.
Mikha membuka matanya dan mencoba duduk di atas kasur. Ia membersihkan bekas darah yang masih menempel di wajahnya dengan tisue basah. Ia kemudian kembali berbaring dan mencoba tidur.
•••'Ting...ting'
Terdengar bunyi klentingan piring dari luar kamar Miko dan Richard. Miko dan Richard pun terbangun dan mencoba keluar dari kamar untuk mengetahui asal suara itu.Saat pintu kamar terbuka, mereka dikejutkan dengan sosok wanita yang kini sedang menyiapkan sarapan untuk mereka.
"Bonjour!" Sapa Mikha saat mengetahui Richard dan Miko sudah bangun.
Richard dan Miko mengampiri Mikha dan duduk di meja makan. Mereka memperhatikan Mikha yang kini tampak baik baik saja, tidak seperti terakhir kali melihat keadaan Mikha kemarin.
Mikha meletakkan roti panggang ke piring Richard dan piring Miko secara bergantian. Ia pun ikut duduk di meja makan.
Mikha tampak bingung karena kini Richard dan Miko menatapnya dengan intens.
"Kalian gak mau makan?" Ucap Mikha memecahkan keheningan.
Miko dan Richard kemudian mulai mencicipi makanan buatan Mikha.
Richard menatap Mikha. "Kamu udah gak apa kan?"
Mikha pun mengangguk. "Iya, aku gak papa kok." Ucap Mikha dengan tersenyum.
Mereka pun akhirnya menyantap makanan mereka dengan lahap.
•••Kini mereka telah berada di Arc de Triomphe. Mereka menikmati keindahan gapura dan sesekali berfoto bersama.
Richard tak henti hentinya memotret. Dan memutari gapura berkali kali. Mikha hanya tersenyum melihat tingkah Richard.
Mikha mendekati Richard. "Gimana, udah dapet foto yang bagus?"
Richard kemudian menatap. "Udah kok, mau lihat?"
Mikha pun mengangguk. Richard memberikan kameranya untuk menunjukkan ke Mikha hasil jepretannya.
"Nih." Ucap Richard sambil memberikan kameranya.
Mikha tersenyum. Pipinya kini berubah menjadi merah padam. Ia mendapati dirinya kini berada dalam kamera milik Richard.
"Jadi ini yang dari tadi kamu foto?" Tanya Mikha sambil mengangkat kamera milik Richard.
KAMU SEDANG MEMBACA
Intuisi [END]
ChickLitKematian bukanlah satu satunya hal yang aku takuti sekarang. Namun kini, ketakutan ku hanya satu. Yaitu takut kepergian ku nanti membuat mu bersedih dan lebih terluka. Pergi meninggalkan mu mungkin adalah satu satunya cara, agar kamu terbiasa hid...