Chapter 13 : The Journey to Find the Dragoons

936 98 106
                                    

"Baiklah jika itu keinginan kalian, Yang Mulia."





Happy Reading





Terlihat seorang namja manis sedang memandang rembulan yang bersinar penuh dengan tatapan kosongnya. Pikirannya melayang entah kemana, hanya menjadikan sang rembulan sebagai pelarian objeknya saja.

Sang namja manis tersentak saat sepasang lengan kekar melingkari pinggang hingga perutnya, "Kau bisa kedinginan, Gyu-ie."

Sunggyu terkekeh pada sumber suara itu, kemudian menaruh telapak tangannya diatas tangan hangat itu, menggenggamnya lembut, "Tuan penginapan tadi bilang, atapnya sangat indah saat melihat pemandangan malam hari. Ternyata memang benar, hehe."

Penginapan tempat mereka bermalam memang paling tinggi dibandingkan rumah yang lain, dari atap mereka bisa melihat pemandangan dari atas dimana lampu-lampu rumah rakyat Twin Castle terlihat seperti butiran bintang yang berserakan di tanah. Kerlap-kerlip lampu dan gelapnya malam membuat Sunggyu merasa nyaman disini.

Tubuh Sunggyu menegang saat namja tampan itu mengendus di ceruk lehernya, seolah menghirup aroma tubuhnya seperti oksigen, "H-hyun.."

King Woohyun hanya bergumam di ceruk leher sang namja, Sunggyu refleks menengadahkan lehernya ke atas memberikan akses lebih pada si pemeluk dirinya, "G-geliihh.."

"Haruskah aku menandaimu kembali agar tidak ada yang mendekatimu?" Tanya sang King yang kini mulai menggigit kecil leher jenjang yang membuatnya gemas itu. Sang Raja masih kesal saat mereka kembali dari kastil dan menuju penginapan, banyak yang melihat Sunggyunya dengan tatapan terpesona.


Tidak hanya Sunggyu, bahkan Sungyeol, Hoya, dan King Sungjong pun menjadi sorotan karena wajah mereka yang manis. Namun untungnya para uke itu tidak menyadarinya, hingga membuat para seme mengeluarkan aura hitam mereka sembari menatap tajam dan merangkul uke mereka.


Kaki Sunggyu seolah menjadi jelly saat ini, untungnya tangan King Woohyun menahan tubuhnya dari belakang, "Aromaku sudah mulai menghilang dari tubuhmu, sayang. Jadi jangan salahkan aku jika besok dan seterusnya, tubuhmu hanya akan menguarkan aromaku, Permaisuriku."

Sunggyu ingin menjawab namun suara sang King mendahuluinya, "Sebelum itu, jawab pertanyaanku. Apa yang kau pikirkan eum?"

"Hah?"

King Woohyun sedikit melirik ke atas, "Auramu berbeda, tidak seperti biasanya. Apa yang kau khawatirkan?"

Sunggyu terdiam seribu bahasa, bingung harus menjawab apa. Ia tau ia tidak bisa berbohong pada namja di belakangnya. Namun ada sesuatu yang menahannya untuk mengatakan semuanya.


Cup


Sunggyu mendongak dan mencium dagu sang King, kemudian berbalik menghadap namja tampan itu, "Apa kau mencintaiku?"

"Pertanyaan macam apa itu?"

Sunggyu memutar matanya jengah, "Jawab saja!"


Cup


King Woohyun mencium lembut bibir sang namja manis, kemudian melepas ciuman itu dan menatap dalam Sunggyu, "Kau adalah nafasku. Kau adalah jiwaku. Kau adalah poros duniaku. Apa itu berarti aku mencintaimu?" Ujar sang King yang menatap lembut Sunggyu sembari tersenyum.

Sunggyu terkekeh, kemudian mengusap sayang pipi sang Raja, "Itu berarti kau bukan mencintaiku, tapi sangaaattt mencintaiku."

Keduanya terdiam sembari memberikan senyum bahagia mereka satu sama lain. Menatap lawan bicaranya dengan tatapan penuh memuja dan penuh cinta. Bahkan sang namja manis sesekali mengusap pelipis dan pipi sang Raja dengan penuh kasih sayang.

The Last RomeosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang