Langit di kota mahasiswa masih mendung, di beberapa sudut langit awan yang agak gelap melaju pelan. Sang mentari juga enggan menunjukkan sinar emasnya. Cuaca yang pertengahan, tidak terik tidak juga hujan. Cuaca favorit. Angin sepoi-sepoi pun turut menghembuskan hawa dingin yang menerpa wajah. Di sore yang indah ini, aku hanya bisa melihat mereka bermain seperti biasa. Duduk menyaksikan kawan-kawanku bermain bola di tepi sungai ini. Semenjak cedera ringan yang kualami seminggu yang lalu, aku masih belum bisa merumput bersama kawan-kawan. Ini semua gara-gara si Ali, anak bandel itu. Tekel keras dialah yang menyebabkan cedera ini. Walaupun ringan, cuma terkilir pergelangan kaki, tapi aku harus berhenti berlaga selama seminggu lebih di tempat favoritku ini, sungai Lamnyong. Begitu nama sungainya menurut sebutan orang-orang.
Setiap hari, ba'da ashar, kami selalu bermain bola dibawah jembatan Lamnyong. Jembatan yang menghubungkan kita dengan dua universitas ternama di Aceh, yaitu UIN Ar Raniry dan UNSYIAH yang bersemanyam di desa Kopelma Darusalam, Banda Aceh. Di samping sungai yang luasnya kira-kira 50 meter inilah biasanya anak-anak sekolah dan mahasiswa bermain bola. Tepi sungai ini terhampar cukup luas untuk bermain sepak bola. Dari bawah kita bisa melihat kendaraan yang lalu lalang di atas jembatan Lamnyong.
Di ujung jembatan, belok kiri, juga terdapat sebuah jalan yang lebih kecil, jalan tersebut membentang lurus panjang ke arah utara menuju pantai. Pohon pinus yang tumbuh berjejeran di sisi kiri jalan semakin membuat indah pemandangan. Sore hari jalan ini ramai dikunjungi. Banyak anak muda yang datang untuk lari sore dan ada juga yang sekedar duduk santai ditepi jalan dengan menghadapkan hidung-hidung mereka ke arah sungai. Aku sendiri duduk bersandarkan pohon pinus kecil, menikmati kawan-kawanaku yang sedang asyik main bola di bawah sana, di tepi sungai. Sesekali mataku berpindah ke tengah sungai, melihat atlet renang yang tengah menerjang derasnya sungai. Nun di seberang sungai sana juga terlihat atlet pemanah yang lagi fokus membidik sasaran. Sepenggal sore yang indah!
Sepak bola merupakan olah raga yang paling aku suka. Dari kecil, sejak SD sampai sekarang SMU, aku selalu bermain bola, apakah itu di sawah, di tepi laut dan di mana saja yang memungkinkan untuk bermain. Itulah simpelnya sepak bola, bisa dimainkan di mana saja. Namun jika dulu aku bermain bola hanya sekedar hobi, layaknya anak-anak yang lain, baru satu tahun yang lalu perhatianku terhadap sepak bola mulai berubah. Sekarang aku tidak menjadikan sepak bola hanya sekedar hobi, tapi aku ingin menjadi salah satu pendekar dalam dunia sepak bola. Maksudku menjadi pemain sepak bola professional.
Waktu itu, ketika aku masih kelas dua SMU, malam minggu aku diajak oleh paman ke sebuah warung kopi untuk nonton bola. Kebetulan pertandingan malam itu adalah big match yang ditunggu-tunggu jutaan penggemar sepak bola di seluruh dunia. Ya, laga El Clasico. Real Madrid vs Barcelona.
Di menit 89 berjalannya pertandingan suara sorakan penonton memecahkan kesunyian malam. Pendekar Real Madrid itu kembali mencetak gol penentu yang membuat pertandingan nyaris imbang tersebut sirna. Madrid menang 2-1, setelah Ronaldo mencetak gol lewat tendangan mautnya dari luar kotak penalti. Luar biasa. Kulihat semua madridista bersorak sangat keras seperti orang kesurupan. Tak bisa dielakkan, seperti biasa beberapa meja sudah pasti rusak dan beberapa cangkir pecah berserakan. Mungkin hanya kami berdua yang bersikap biasa saja. Tepuk tangan saja sudah cukup bagiku untuk meluapkan kegembiraanku. Di layar tv ku lihat C Ronaldo melakukan selebrasi dengan mengacungkan jari telunjuk ke dadanya, seolah-olah ia mengatakan, "Tenang, selama ada saya kita pasti menang". Aku tidak tau apakah itu gaya orang sombong atau bukan. Tapi gaya permainannya secara kesulurahan bagiku ibarat sihir, yang mampu membuat takjub orang yang melihatnya. Gaya larinya, kecepatan, dribel, kekuatan tendangan, akurasi tendangan, dan headernya, benar-benar luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The True (Sudah Terbit)
RandomKawan, izinkanlah kupinjam penglihatan kalian sejenak untuk membaca novel sederhana ini... Ini tentang cita-cita besar seorang remaja.... Tentang cinta rumit nan unik... Tentang kerja keras dan tekad baja.... Tentang kisah para pendekar ilmu.... Ten...