Hari itu aku kembali telat sampai ke sekolah, untung bukan pak Wardi yang jaga pintu gerbang sekolah. Mungkin karena kecelakaan yang kualami waktu itu, pak Zainal yang menjaga gerbang sekolah tidak menghukumku. Beliau langsung menyuruhku masuk tanpa bertanya apa-apa.
Semua teman-teman sudah masuk dalam kelas.
“Piala apa itu, di?” Tanyaku heran melihat dua piala di atas meja guru.
“Itu piala kamu. Kita memang kalah kemaren lewat adu penalti di final , tapi kita berhasil membawa pulang 3 piala. Piala untuk juara 2, piala pemain terbaik, dan piala untuk top skor. Ini dua piala, top skor dan pemain terbaik milikmu. Kami sengaja menaruh di atas meja untuk menyambut kedatanganmu pagi ini” jawab Andi menjelaskan.
“O begitu, ya udah simpan di kantor sekolah saja pialanya, gak usah kasih sama saya. Itukan piala kita bersama” Jawabku datar saja sambil menuju bangku dudukku paling belakang.
“Hey bro! ada apa dengan mu, kenapa kamu menjadi lemah tidak semangat begini? Ini penghargaan individu untuk kamu. Tapi gak apa-apalah, kalau kamu memang gak mau ambil kita kasih ke sekolah aja. Yang penting kamu sudah sembuh sekarang dan itu sudah membuat kami senang!” Jawab Andi sambil menyimpan piala ke dalam laci meja guru.
“Assalamu’alaikum anak anak! Maaf bapak sedikit terlambat hari ini” Pak Amin masuk kelas dengan tergesa-gesa.
“Zulkifli, sudah sembuh?” Pak Amin bertanya kepadaku sambil kedua tangan membuka buku yang di bawanya.
“Sudah pak!” jawabku sambil sedikit tersenyum.
“Baiklah, hari ini kita akan membahas sejarah Revolusi Industri” Pak Amin langsung membuka pelajaran hari ini. seperti biasa ketika pak amin mengajar suasana kelas langsung sunyi. Tidak ada yang berani ngomong. Siapa yang berisik atau berbicara maka dia akan berada di luar kelas. Pak amin tidak segan-segan untuk menyuruh keluar. Pak amin memang guru yang sangat tegas dan agak galak di sekolah ini. Tapi penjelasannya tentang pelajaran cukup bagus. Penjelasannya sistematis dan terarah.
Di sudut ruang, di bangku paling belakang aku duduk mendengarkan Pak Amin dengan semagatnya menjelaskan pelajaran.
Beliau menjelaskan panjang lebar sejarah lahirnya Revolusi Industri, sebab-sebabnya dan dampak yang ditimbulkan darinya. Beliau juga mengatakan Revolusi Industri merupakan awal di mulainya kehidupan modern dan kecanggihan tekhnologi dan perkembangan sains. Dari sinilah munculnya kehidupan modern yang kita rasakan sekarang ini.
Dengan semangatnya pak amin menceritakan bagaimana ilmuan-ilmuan Barat belajar siang malam tanpa kenal lelah, hingga mereka bisa mencapai kejayaan yang sekarang disaksikan oleh umat manusia.
“Bayangkan orang-orang Barat ada yang membaca dalam sehari sampai dengan 12 jam! Sedangkan kita di suruh membaca 1 jam saja sudah langsung mengantuk…” Pak Amin terus berceramah kepada kami nyaris tanpa jeda sesaatpun. Aku langsung teringat dengan seorang komentator bola dari negara Arab. Ketika terjadi gol, apalagi yang golnya Ronaldo atau Messi, dia langsung berteriak gol dan terus berkomentar seolah-olah dia sudah lupa bahwa dia perlu bernafas.
Kuperhatikan kawan-kawan sangat antusias mendengar penjelasan dari Pak Amin. Semua mata tertuju ke depan. Si Ali bahkan sampai mulutnya ternganga saking khusyuknya menyimak penjelasan dari Pak Amin. Sementara Andi santai saja dengan kedua tangan di perutnya sambil bersandar tegak di bangku. Aku berani bertaruh, semua yang dijelaskan Pak Amin sudah dipelajari semua oleh Andi. Bahkan aku sangat yakin bacaan Andi tentang tema ini lebih banyak dari pada Pak Amin. Karena aku tahu kegilaannya pada sejarah.
Penjelasan pak amin terus melebar sampai dengan kehidupan orang-orang Barat saat ini. Beliau menjelaskan kita seharusnya meniru kehidupan orang-orang Barat yang baik, misalnya dalam hal semangat belajar, disiplin, menjaga kebersihan dll.
KAMU SEDANG MEMBACA
The True (Sudah Terbit)
RandomKawan, izinkanlah kupinjam penglihatan kalian sejenak untuk membaca novel sederhana ini... Ini tentang cita-cita besar seorang remaja.... Tentang cinta rumit nan unik... Tentang kerja keras dan tekad baja.... Tentang kisah para pendekar ilmu.... Ten...