Hari demi hari pun terus berlalu. Semua siswa mulai sibuk mempersiapkan diri menghadapi UN yang tinggal beberapa bulan lagi. Bahkan mulai saat itu Andi menjadi sangat sulit dihubungi. Mungkin ini ada hubungan dengan ide gila yang direncanakannya. Aku sendiri harus belajar ekstra keras, kutinggalkan buku-buku lain, kali ini aku mesti fokus untuk UN. Di sisi lain, aku juga tidak lupa untuk latihan bola. Aku semakin banyak mempelajari video dan ebook tentang sepak bola. Sesuai rencana, habis UN aku akan segera berangkat ke Jakarta.
Sementara itu, hubunganku dengan Nurul semakin buruk. Semenjak kejadian di bawah payung Mesjid Baiturrahman Nurul kehilangan senyumnya di sekolah. Bahkan ia selalu menghindar bertemu denganku. Berkali-kali aku menelponnnya, tapi dia tak pernah mengangkatnya. Aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi sekarang, Nurul sepertinya tidak mau mendengar penjelasan apapun dariku. Tapi aku yakin cepat atau lambat Nurul akan kembali seperti dulu. Dan setelah UN nanti aku harus segera menyelesaikan masalah ini dengan Nurul. Untuk sekarang aku hanya ingin fokus belajar menghadapi UN yang sudah di depan mata.
******
Waktu itu pun tiba. Al hamdulillah. Aku lulus. Walaupun nilainya biasa saja. hari ini adalah pengumuman hasil ujian uan. Aku sangat bersyukur bisa lulus. Berarti sekarang aku tinggal menunggu keluarnya ijazah kemudian langsung berangkat ke Jakarta. biarlah kawan-kawan meneruskan belajar mereka di bangku kuliah. Sementara aku akan meneruskan cita-citaku menjadi pemain bola. Bagiku belajar tidak perlu mesti harus di bangku sekolah atau kuliah. Belajar itu wajib. Dimana saja dan kapan saja kita memang harus belajar. Jadi aku tidak akan berhenti membaca buku-buku walaupun nantinya aku sudah jadi seorang pemain bola yang professional.
“Gimana bro, lulus?” Sms dari Andi masuk. Langsung kubalas,
“Al hamdulillah lulus! Kamu gimana?”
“Bukankah telah kukatakan waktu itu, aku akan membuat sejarah di sekolah ini?
Andi kembali mengingatkanku pada janjinya waktu itu.“Gila! Jangan bilang kalau nilai UN kamu...”
“Kau cek dulu betul-betul, siapa pemilik nilai tertiinggi di MAN kita...”
Aku kembali berlari kembali ke papan pengumuman nilai. Aku terkejut tidak percaya. Nilai Andi adalah yang paling tinggi. Bahkan nilai anak bandel itu mengalahkan nilai Ayu, yang selalu juara umum. Ini benar-benar sebuah sejarah, belum pernah nilai anak IPS lebih tinggi dari pada anak IPA dalam ujian apapun di MAN 3 ini. Akupun pun baru sadar, ternyata semester ini anak IPS telah mendominasi anak IPA dalam segala bidang. Aku berani bertaruh, setelah ini tidak ada lagi yang berani menganggap remeh jurusan IPS.
“Kawan-kawan yang lain gimana, ada yang gak lulus?” Tanya Andi lagi.
“Gak tahu, aku tidak mungkin mengecek semuanya. Semoga saja lulus semua!”
“Amin…!”
******

KAMU SEDANG MEMBACA
The True (Sudah Terbit)
AcakKawan, izinkanlah kupinjam penglihatan kalian sejenak untuk membaca novel sederhana ini... Ini tentang cita-cita besar seorang remaja.... Tentang cinta rumit nan unik... Tentang kerja keras dan tekad baja.... Tentang kisah para pendekar ilmu.... Ten...