Keberangkatan

38 2 0
                                    

Setelah kejadian sakitnya Nurul, entah kenapa bayangan wajah Nurul kini selalu menghantuiku. Aku semakin tidak bisa melupakan wajah ovalnya yang periang itu. Kecantikan wajahnya adalah klasik. Kau tahu, kawan, apa itu kecantikan yang klasik? Ialah kecantikan yang sederhana, tapi wajahnya itu bisa membuatmu tenang dan teduh. Kecantikan klasic adalah alami, ia tidak butuh makeup apapun. Bahkan makeup itu bisa merusaknya. Kemudian ia tampak rapuh, satu sentuhan seolah-olah bisa membuatnya hancur berkeping-keping. Wajahnya itu membuatmu ingin selalu di dekatnya dan terus melindunginya. Itulah pribadi Nurul yang kukenal. Kawan, pernah kau nonton drama korea, Athena? Ia, drama korea paling mahal yang pernah dibuat. Tokoh utama perempuan dalam drama itulah mungkin yang bisa menggambarkan kecantikan Nurul.

Sekarang, entah kenapa ada sebuah perasaan aneh yang merayap di hatiku setiap kali memikirkan Nurul. Aku seperti bukan diriku yang dulu. Belum pernah aku merasakan perasaan seperti ini kepada wanita sebelumnya. Apakah aku jatuh cinta pada Nurul? Bagaimana mungkin perasaan ini muncul begitu kuat sekarang?

Tidak. Itu tidak boleh terjadi. Aku harus melupakan perasaan ini sebelum dia menguasai diriku. Bagaimana pun juga untuk saat ini aku harus melupakan perasaan apapun yang berhubungan dengan wanita. Aku tidak ingin terus larut dalam perasaan yang belum pantas aku rasakan. Dari dulu aku sengaja tidak peduli dengan cewek dan selalu menghindar dari mereka, karena prioritasku untuk saat ini adalah bekerja keras untuk mewujudkan cita-cita gilaku menjadi pemain bola tingkat dunia. Aku tidak ingin perasaan cintaku pada seorang gadis menghalangi dan melalaikanku pada cita-cita besarku itu. Ada masanya nanti aku akan membangun cinta pada seorang wanita. Tapi bukan sekarang.

Aku masih ingat pesan Ibnul Jauzy kepada para penuntut ilmu. Dalam salah satu buku fenomenalnya yang berjudul Syaidul Khatir beliau menyarankan kepada penuntut ilmu agar sebisa mungkin untuk menunda pernikahan, supaya dia bisa fokus dulu dalam menuntut ilmu. Bahkan kata beliau imam Ahmad saja menikah ketika umur beliau 40 tahu. Tapi untuk jaman sekarang gak mungkin kita tunda sampai umur 40 tahun, bisa jadi gila kita! Tapi setidaknya kita tunggu sampai umur 25. Sekarang aku baru berumur 18 tahun. Jadi aku harus melupakan dulu yang namanya wanita dalam otakku. Fokusku sekarang adalah belajar. Belajar bermain bola dan ilmu pengetahuan.

Hari ini aku akan segera terbang ke Jakarta. Aku harus melupakan apa yang terjadi antara aku dan Nurul. Aku harus menjelaskan masalah ini nantinya pada Nurul. Aku tidak ingin menyakiti hatinya. Aku harap dia akan mengerti.

Tiba tiba hpku berdering. Nomor yang tidak ku kenal.

"Assalamu 'alaikum, hallo ini siapa?", Sapaku pelan.

"Wa 'alaikum salam, ini aku Andi. Hay Zul, coba tebak aku di mana sekarang?"

"Di Malaysia, kan?", Aku malah balik bertanya.

"Bukan itu maksudku. Kamu tau, aku sekarang lagi berdiri di depan pintu gerbang ISTAC !"

"Wah keren! Bagaimama, kamu diterima kuliah di IIUM?"

"Al hamdulillah, aku diterima kuliah di IIUM. Dan sekarang aku lagi berkunjung ke ISTAC, tapi hanya bisa berdiri di depan gerbangnya. Kasian sekali, ya, kampus sebagus ini harus ditutup. Insya Allah, nanti ISTAC akan kita lahirkan kembali di Aceh, hehe... Eh, gimana jadi berangkat ke Jakarta hari ini?"

"Semoga cita-citamu tercapai Andi. Ya, sebentar lagi saya akan segera terbang ke Jakarta. Ngomong-ngomong, kamu tau informasi tentang Nurul gak, sudah lama aku tidak tahu informasi mengenai dia. Dia kuliah di mana sekarang?"

"Emangnya kamu gak tahu, dia dan ibunya sekarang sudah pindah ke Samalanga di tempat neneknya. Rencananya dia mau kuliah di STAN Al Aziziyah. Dia semakin shalihah dan The True sekarang, saya rasa kamu harus kembali kelak untuk menjemputnya bung, haha..."

The True (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang