Ibrahimovic Indonesian

38 2 0
                                    

Tidak terasa waktu libur sudah habis. Besok, hari Senin, aku harus kembali ke sekolah lagi. Hari ini, Minggu, aku ingin di rumah saja. Jam di dinding menunjukkan pukul 09.00. Ditemani secangkir kopi yang kubuat sendiri aku hanya ingin berlayar di dunia maya saja di kamarku yang kecil ini. Dunia modern sekarang memang semakin memudahkan kita dalam memenuhi kebutuhan kita. dengan sebuah notebook kecil+modem aku bisa mencari apa saja dalam waktu yang sangat singkat. Mau cari tentang ilmu apa saja, pasti ada. Namun sungguh sayang bagi mereka yang tidak memamfaatkan internet untuk hal-hal yang berguna. Sebagian besar orang hanya menghabiskan waktu di internet untuk game atau facebook.

Iseng-iseng, ku search di Google Earth letak Negara spanyol, pemilik dua klub sepak bola terbaik di jagad raya. Klub apa lagi kalau bukan Barca dan Real Madrid. Barca dengan jurus ampuhnya tiki taka dan Real Madrid dengan jurus andalannya conter attack yang mematikan dan paling cepat di planet bumi ini.

Melihat peta spanyol di google earth, aku jadi teringat 800 tahun silam ketika Negara Andalusia tersebut di kuasai oleh ummat islam. Kembali terbayang bagaimana perjuangan seorang Thariq bin Ziyad dalam menaklukkan Andalusia untuk pertama kali. Di tangan umat Islam Andalusia kemudian menjelma menjadi sebuah peradaban yang menakjubkan dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang sangat hebat ketika itu. Bahkan orang-orang Barat banyak yang berbondong-bondong menuntut ilmu kesana. Adapun sekarang yang tinggal hanyalah sejarah indah dan bangunan-bangunan tua yang masih tersisa. Para raja beserta segala kemewahannya telah kembali ke tanah, dan manusia mulai melupakannya. Hanya ulama dan ilmuan beserta warisan ilmunya yang terus hidup bersama kita. Ibnu Hazm dengan karya-karyanya masih terus bersama kita di pustaka, di mesjid dan di berbagai majlis keilmuan. Itulah hebatnya ahli ilmu, mereka akan tetap hidup di hati manusia meski jasad mereka telah lama terkubur. Karna itulah aku senantiasa mencintai ahli ilmu dan buku-buku mereka.

Ah, Andalusia... ada kerinduan setiap mendengar nama itu. Andai sejarah itu kembali terulang…

Kemudian aku membuka Facebook, hanya untuk melihat status kawan-kawan atau sekedar chatting. Aku sendiri termasuk orang yang paling malas update status. Sangat jarang. Bukan seperti anak-anak alay jaman sekarang. Dikit-dikit buat status. Lapar buat status, sedih buat status, bahkan mau ke wc pun buat status.

Ku lihat satu persatu deretan status yang berserakan di layar monitorku. Ku dapati di sana sebuah status yang agak panjang semacam puisi. Ternyata statusnya Ayu. Ya, Ayu Az Zahra The True. Like. Walaupun aku tidak mengerti apa makna puisi itu. Kadang-kadang memang susah memahami subuah makna puisi. Dan kebanyakan status Ayu memang berupa puisi dan artikel-artikel pendek yang menarik untuk dibaca. Dan dari beberapa statusnya aku juga tahu ternyata Ayu punya cita-cita jadi seorang penulis.

Aku berteman dengan Ayu di Facebook, baru 3 hari yang lalu. Dia sendiri yang ingin berteman denganku. Aku sendiri gak tau kenapa dia baru sekarang meminta berteman denganku. Mungkin sejak pertemuan hari itu di acara seminar Peradaban Islam, dia mulai mengenal sedikit tentang diriku. Waktu itu setelah acara seminar selesai, panitia mengumumkan juara lomba nulis yang bertemakan “Aku dan peradaban Islam” yang di ikuti oleh 200 orang anak SMU yang ada di Banda Aceh. Aku sendiri juga ikut dalam lomba tersebut. Apalagi temanya tentang peradaban Islam, tidak mungkin aku tinggalkan. Sama halnya seperti aku tidak bisa meniggalkan laga El Clasico. Adapun Andi hanya ikut seminarnya saja, Peradaban Islam adalah tema kesukaannya. Tapi untuk lomba, apapun bentuknya dia tidak pernah mau ikut.

Waktu itu aku terkejut ketika panitia mengumumkan bahwa juara 1 adalah aku. Mungkin karena temanya agak asing bagi sebagian besar siswa. Ayu sendiri hanya mendapat juara harapan.

The True (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang