Seleksi

26 2 0
                                        

Menunggu berlalunya satu minggu ternyata tidak begitu lama. Atau itu lebih karena ketidak sabaranku untuk segera ikut seleksi timnas.

Sesuai janjinya waktu itu, pak Anton sudah menanti kedatanganku di bandara. Dan begitu aku turun dari pesawat pak Anton terburu-buru mengajak aku untuk segera ke tempat seleksi.

“Ayo, kita harus cepat. Aku khawatir kita terlambat nanti. Dua jam lagi acara akan dimulai.” Kami segera meluncur dengan mobil meninggalkan bandara.

Jantungku berdegup kencang mengikuti acara seleksi. Aku menunggu tiba giliranku dengan tak sabar. Kembali ku ingat bahwa ini adalah kesempatan terbaik dan mungkin yang terakhir bagiku untuk menjadi pesepak bola profesional. Aku harus menunjukkan semua kemampuan yang kumiliki dan melakukannya dengan hati-hati. Aku menghirup nafas dalam-dalam untuk menenangkan diri dan bergumam pada diriku sendiri, kamu pasti bisa Zulkifli!

Setelah setengah jam menunggu tibalah giliranku. Pelatih timnas U19 mengangguk tersenyum mempersilakanku. Wajahnya seperti tidak sabar ingin melihat skill yang kumiliki.

Yang pertama sekali di tes adalah kecepatan lari. Dan melihat kecepatan lariku pelatih bersikap biasa saja. Aku sendiri paham kecepatan lariku tidak istimewa. Biasa saja.

Kemudian berlanjut pada drible. Aku mencoba untuk ektra fokus dan sangat hati-hati menyentuh bola, dengan lincah disertai akselerasi yang cepat aku berhasil melewati beberapa bek yang menghadangku. Itu drible yang paling semprna yang pernah kulakukan, aku yakin.

Mata kagum pelatih timnas kini tak berkedip menatap aksiku.

Kemudian aku menunjukkan beberapa skill yang kumiliki. Mulai dari rabona, rainbow dan maiseille turn. Dan yang terakhir aku mampu menyihir sang pelatih dengan melakukan trik nutmeg, skill yang paling sering dilakukan messi dengan cara melewatkan bola melalui celah kaki lawan. Pelatih terkagum-kagum degan menepuk tangan.

“Hebat!” katanya.

Sesi berikutnya adalah akurasi tendangan. Di pojok kanan atas gawang telah dipasang cincing berlubang sebesar ukuran bola biasa. Targetnya adalah mengarahkan bola agar masuk ke dalam bulatan cincin sempit itu. Persis seperti latihanku pada tembok bergambar bola-bola di belakang rumahku. Kalau di rumah aku bisa mengenai ukuran bola yang lebih kecil berupa bola tenis, seharusnya lubang yang lebih besar ini juga mudah.

Akhirnya dari lima kesempatan menedang yang diberikan hanya satu yang gagal. Luar biasa, empat kali tendanganku menembus lubang kecil itu. Dan yang terakhir dari lima kali percobaan freekik, dua diantaranya berbuah gol.

“Wonderful!” Pelatih timnas U19 menghampiriku dan menepuk pundakku kagum.
“Luar biasa, belum pernah aku melihat yang seperti ini sebelumnya...”

Terakhir adalah bermain dalam sebuah pertandingan biasa selama 30 menit. Posisiku adalah sebagai penyerang. Pelatih memperhatikan setiap pemain dengan teliti. Beberapa kali tangannya menulis catatan di buku kecilnya.

Selesai mengikuti acara seleksi, aku menyuruh pak Anton mengantarkanku ke rumah pamanku yang ada di Jakarta. Rencananya aku ingin menginap di rumah paman malam ini dan besok aku harus kembali ke Banda Aceh.

Kubiarkan kaca mobil yang kutumpangin terbuka, agar aku bisa menikmati indahnya kota Jakarta. Pak anton menjelaskan besok akan menelponku lagi untuk memberikan kabar aku lulus atau tidak.

“Tapi aku yakin sekali kamu lulus. Kau dengar tadi, apa yang dikatakan pelatih? Jelas sekali dia menyukaimu, Zul...” kata pak Anton sambil menyetir mobilnya dengan santai.

“Ya, aku berharap sih begitu...” Jawabku senang.

Usai mengantarku, pak Anton segera pamit dan menghilang dengan mobilnya.
Keesokan harinya berita gembira itu datang bagaikan mimpi saja. Pak Anton menelponku 15 menit sebelum aku naik pesawat. Aku lulus dan masuk sekuad timnas U19. Al hadulillah, akhirnya. Kini aku baru bisa pulang dengan perasaan lega.
Pak Anton mengatakan bahwa aku baru akan bergabung dengan timnas U19 untuk memulai berlatih beberapa bulan lagi. Tepatnya setelah ujian UAN. Sekarang aku masih bisa rilek dulu. Ada banyak hal yang perlu aku persiapkan selama beberapa bulan ke depan. Aku harus terus berlatih dan juga harus belajar pelajaran sekolah agar aku bisa lulus UAN. Setelah itu baru aku terbang ka Jakarta lagi.

*****

The True (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang