48!

3.8K 282 5
                                    


"Loser"

***

           Mata elang Galang terus saja menyipit heran ke arah Cakra sejak lima belas menit lalu, sembari mengunyah kuaci—makanan favoritnya belakangan ini.

"Lo kenapa, Mas Baper? Ada majalah?"

"Masalah, Bego," koreksi Aldo, nampak jengkel.

Galang nyengir. "Iya itu maksudnya. Sok-sok ngebenerin lo kayak guru."

"Emang lo nggak tau kalo itu cita-cita gue?" Sahut sinis Aldo lagi.

Sebelah alis Galang terangkat. "Lho, bukannya lo mau jadi calo tiket konser kepop?" balasnya tak mau kalah, membuat Aldo cemberut karena merasa telak. Lalu ia beralih lagi pada Cakra. "Kenapa lo?"

"Kenapa emang gue?" Cakra menggedikkan bahu, tersenyum tipis. "Gue sehat aja, tuh."

"Lo nggak banyak bercanda seminggu belakangan ini. Sakit?"

"Cieee, Aldo khawatir sama gue," usil Cakra seraya menoel dagu temannya itu.

Pun Aldo segera menendang kaki Cakra, membabi-buta. "Jangan sentuh-sentuh! Geli gue! Hiiyyy!"

Cakra tertawa.

"Alana apa kabar? Gue denger dia udah masuk sekolah, padahal kakinya belum sembuh." Galang kembali bertanya tanpa mengalihkan pandangan dari televisi.

Begitu pula Cakra yang menjawab, "Cedera lehernya udah sembuh, jadi dia minta sekolah." Dia tersenyum sebelum melanjutkan, "Kayak nggak tau Alana aja. Gak betah di rumah."

Di sebelahnya, Aldo memperhatikan semua ekspresi Cakra yang lebih mirip orang frustrasi ketimbang bahagia. Dia berdeham. "Gue liat akhir-akhir ini Farel sering sama Alana. Mereka lagi PDKT?"

Tiba-tiba, suasana mendadak hening. Galang menghentikan kunyahannya, Aldo menunggu jawaban harap-harap cemas, takut salah berbicara.

"Mungkin." Cakra langsung menengguk bandreknya, menutupi perubahan air muka yang kentara.

"Lo nggak cemburu?"

"Kalo pada bahagia, kenapa mesti cemburu?"

"Basi," celetuk Galang. Cakra tertawa sumbang.

"Gue nggak milih siapa-siapa, deh, di antara lo berdua."

Mendengar penurutan polos Aldo, tawa Galang menyembur. "Lo maho?"

"Hah?"

"Itu, apa maksudnya nggak milih siapa-siapa antara Farel sama Cakra?"

Aldo meremas rambut, emosinya mendadak naik ke puncak. "Pulang sana pulang! Rumah gue udah nggak nerima orang bego, tolol, sinting macem elu!"

"Astagfirullah! Tega kamu, Mas!"

Selagi opera sabun kedua temannya berlangsung, Cakra mendapatkan pesan masuk. Tanpa berpikir panjang, ia pun membukanya.

From : Farel Kereta

She's ok

Favorably (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang